Baru 6.232 Sumur Resapan Terbangun di DKI Jakarta dari Target 22.290 Titik
Dari target 40.000-an titik sumur resapan di DKI Jakarta, hingga Oktober ini baru terealisasi 6.232. Rencana induk sumur resapan pun dipertanyakan.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Beradaptasi dengan persoalan cadangan air tanah dan genangan di musim hujan, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta menargetkan membangun 40.000 sumur resapan dangkal. Hingga akhir 2021, ditargetkan terbangun 22.290 sumur yang saat ini baru terealisasi 6.232 titik.
Jumlah 22.290 sumur itu merupakan jumlah yang sudah ada kontrak Dinas SDA DKI dengan kontraktor. ”Dinas SDA DKI ingin membuat tidak kurang dari 22.290 titik. Insya Allah tahun ini kami akan selesaikan,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Sabtu (9/10/2021).
Riza optimistis sumur resapan itu akan selesai. Itu karena Dinas SDA DKI sudah membuat perencanaan titik-titik mana saja dan daerah mana saja yang tepat untuk dibangun sumur resapan. ”Sumur resapan akan digencarkan bersama dengan pengerukan lumpur untuk mengurangi genangan. Sumur resapan juga upaya untuk menyerap dan mencadangkan air di tanah,” ujarnya.
Sumur resapan dangkal dibangun untuk menampung limpasan air hujan. Fungsi utamanya menjaga ketersediaan air tanah agar tidak mengering atau pengawetan air. Sumur ini hanya bisa dibuat di daerah yang air tanahnya berada di minus 2 meter.
Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Yusmada Faizal secara terpisah menjelaskan, sebetulnya 40.000 titik sumur dangkal bisa terbangun sampai akhir tahun ini. Namun, memang yang sudah dikontrakkan baru 22.000-an titik sumur resapan.
Ida Mahmudah, Ketua Komisi D DPRD Jakarta, menegaskan, dalam rapat kerja dengan Komisi D pekan lalu, Yusmada sudah menyatakan bahwa sumur-sumur resapan itu akan tuntas dibangun pada akhir tahun ini. Ia juga menunggu realisasi dari program itu.
Nirwono Joga, peneliti pada Pusat Studi Perkotaan, menegaskan, bila sudah ada pemetaan letak, seharusnya target 40.000 sumur resapan adalah hal mudah dikerjakan. Namun, yang terealisasi baru 6.232 titik, masih jauh dari target.
”Itu menunjukkan tidak ada rencana induk yang matang untuk pembangunan sumur resapan. Kalau ada rencana induk dan perencanaan yang matang, angka target 40.000 titik adalah angka yang mudah diwujudkan,” ujarnya.
Rencana induk sumur resapan adalah rencana yang memuat perencanaan dan pemetaan lokasi sumur resapan. Rencana itu dilengkapi pemetaan wilayah Jakarta yang memang membutuhkan sumur resapan dan pemetaan dilakukan hingga tingkat terkecil.
Kalau melihat kondisi tanah Jakarta, wilayah utara dan wilayah timur-barat bagian utara tidak mungkin dibangun sumur resapan. Lokasi yang masih memungkinkan ada di wilayah selatan dan timur-barat bagian selatan.
”Itu dipetakan sampai paling rendah di tingkat kelurahan. Satu, daerah yang dianggap genangan. Dua, daerah mana yang cekungan di situlah titik sumur resapan diperlukan. Lalu, juga bisa di titik jumlah yang dibutuhkan di lapangan, lalu lokasinya di mana saja,” kata Nirwono.
Sumur resapan ini membantu di tingkat mikro rumah tangga menyerap limpasan air hujan dalam skala tertentu. Namun, sumur resapan tidak bisa membantu penanganan banjir. Menangani banjir di Jakarta saat ini, kata Nirwono, hanya dengan normalisasi sungai hingga pembangunan waduk, embung, atau situ.