Demi Lancar PTM, Gadis dan Aliya Berkomitmen Patuhi Protokol Kesehatan
Remaja Gadis dan Aliya bagian dari pelajar Kota Bogor yang berkomitmen mematuhi protokol kesehatan agar PTM lancar. Jangan sampai terjadi pelanggaran sehingga berdampak pada penghentian PTM yang merugikan pelajar.
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
Aliya Carrisa Milania Putri (14), pelajar kelas 9 SMP Negeri 1 Kota Bogor, Jawa Barat, tak menutupi rasa senangnya kembali ke sekolah setelah hampir sekitar 1,5 tahun belajar daring dari rumah.
Menurut dia, belajar langsung di kelas jauh lebih efektif dibandingkan belajar daring yang telalu banyak hambatan, seperti sinyal internet. Belum lagi jika ada materi pelajaran yang tidak dimengerti, membuatnya semakin bingung. Selain itu, hal yang paling ia kesali dari pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah saat ujian. Jika internet tidak lancar, ia harus mengulang ujian mata pelajaran itu.
”Senang banget balik ke sekolah meski belum penuh masih bergantian dengan teman dan kelas lainnya. Kesempatan bisa lebih mengerti pelajaran, penjelasan guru, dan bertemu teman-teman. Jadi kami siap prokes (protokol kesehatan) ketat biar lancar aman,” kata Ketua OSIS SMP Negeri 1 itu, Rabu (6/10/2021).
Kesempatan kembali ke sekolah tidak ingin Aliya sia-siakan. Untuk itu, selain kesadaran diri, ia akan mengajak teman-teman agar menjalankan protokol kesehatan di dalam dan luar sekolah. Aturan untuk tidak berkerumun dan langsung pulang ke rumah harus patuh dijalani.
”Enggak mau banget kembali PJJ 100 persen karena ada yang tidak prokes ketat atau ketahuan berkumpul oleh satgas. Kita harus patuh demi kebaikan dan kesehatan kita,” tuturnya.
Gadis Destina Damayanti (14), kelas 9 SMP Negeri 4 Kota Bogor, juga sependapat untuk berkomitmen patuh pada protokol kesehatan di dalam dan luar lingkungan sekolah. Komitmen itu harus dipegang oleh semua pelajar. Tiga jam di sekolah harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
”Waktu kita tidak panjang di sekolah. Kita habisin waktu di rumah untuk PJJ daripada di sekolah karena pandemi. Banyak hal yang kita lewatkan. Jadi ini kesempatan kita berinteraksi dengan guru dan teman-teman. Jangan balik PJJ lagi karena tidak prokes,” kata Gadis.
Aliya dan Gadis bagian dari pelajar Kota Bogor, Jawa Barat, yang berkomitmen untuk mematuhi protokol kesehatan ketat di dalam dan luar lingkungan sekolah selama pembelajaran tatap muka atau PTM. Satuan Tugas Covid-19 Kota Bogor akan memberikan peringatan hingga menutup PTM jika ada pelajar berkumpul di luar lingkungan sekolah.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro, saat upacara Pelajar Sadar Protokol Kesehatan di lapangan Polresta Bogor, siang tadi, mengingatkan pentingnya protokol kesehatan tidak hanya lingkungan sekolah, tetapi di semua lingkungan.
Untuk itu, ia mengajak komitmen dan keseriusan pelajar dan Satgas Covid-19 sekolah untuk saling menjaga dan patuh pada protokol kesehatan ketat.
”Tentunya ini upaya proaktif dari Satgas Covid-19 Kota Bogor, pelajar, sekolah, dan kepedulian bersama dalam rangka menjaga PTM tidak menjadi kluster baru,” ujar Susatyo.
Melalui tim patroli razia, kata Susatyo, Satgas Covid-19 Kota Bogor akan memonitor kepatuhan protokol kesehatan, khususnya di luar lingkungan sekolah. Patroli razia juga untuk menghindari potensi tawuran antarpelajar.
Jika terjadi pelanggaran protokol kesehatan oleh pelajar, seperti berkumpul di luar lingkungan sekolah, tim akan langsung bersurat ke sekolah, memberikan teguran, sekaligus mengevaluasi pelaksanaan PTM, hingga menghentikan sementara PTM.
Protokol kesehatan tidak hanya berlaku bagi pelajar, tetapi juga orangtua pelajar. Tim patroli razia juga akan membubarkan kerumunan orangtua yang menunggu anaknya.
Enggak mau banget kembali PJJ 100 persen karena ada yang tidak prokes ketat atau ketahuan berkumpul oleh satgas
Seperti yang terjadi di salah satu SMP ditemukan orangtua justru berkumpul. Satgas menegaskan, siapa pun, baik pelajar maupun orangtua, tidak boleh berkumpul. Orangtua diminta memperhatikan jadwal anak-anaknya yang mengikuti PTM.
”Jangan sampai di sekolahnya prokes, tetapi saat pulang longgar dan berkerumunan. Jangan sampai pulang sekolah berkerumun, terpapar kenanya di luar, yang disalahkan PTM-nya,” lanjutnya.
Melalui komitmen bersama sadar protokol kesehatan, lanjut Susatyo, lingkungan sekolah dan semua lingkungan menjadi aman, khususnya anak-anak pelajar. Selain itu, sebagai kesempatan mengatasi ketertinggalan pelajaran selama PJJ, penguatan karakter dan nilai, serta pengenalan lingkungan sekolah, guru, dan teman-teman.
Vaksin
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menuturkan, banyak sekolah di Kota Bogor meminta permohonan melaksanakan PTM. Namun, Satgas Covid-19 dan Dinas Pendidikan Kota Bogor tidak serta-merta mengizinkan karena harus memenuhi proses pemeriksaan dan verifikasi faktual.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Bogor, 200 sekolah di kota itu mulai melaksanakan PTM terbatas, Senin (4/10/2021). Sebanyak 200 sekolah itu terdiri dari, 44 SMP, 115 SMA/SMK, 30 madrasah, dan 11 SLB. Sekolah-sekolah tersebut telah dinyatakan lolos asesmen dan verifikasi faktual oleh dinas pendidikan dan Satuan Tugas Covid-19 Kota Bogor.
”Kami proses dulu karena ada daftar periksa yang harus terpenuhi. Jadi bukan hanya SOP, tetapi juga perangkat sarana prasarana terkait dengan pelaksanaan PTM,” tuturnya.
Tidak hanya itu saja, lanjutnya, jumlah pelajar di sekolah yang belum mendapat vaksinasi Covid-19 pun harus diperhatikan. Pelajar yang belum menerima vaksin diminta tidak mengikuti PTM. Begitu pula dengan guru dan tenaga pendidikan untuk segera divaksin.
”Ada beberapa siswa yang belum divaksin dan itu harus kita prioritaskan vaksin dulu. Terutama untuk mereka yang bukan warga ber-KTP Kota Bogor (sekolah di Kota Bogor). Kami membuka kesempatan luas untuk vaksinasi agar lingkungan sekolah, rumah, dan lingkungan lain sehat dan aman,” lanjut Dedie.
Dedie melanjutkan, pihaknya terus berupaya mengejar capaian target 100 persen atau 819.444 orang tervaksin pada akhir Oktober. Saat ini tersisa 17 persen atau 139.305 warga belum menerima vaksin.
Dedie mengatakan, edukasi terus digencarkan agar warga target bisa divaksin. Capaian vaksinasi yang tinggi akan memberikan perlindungan kesehatan dari paparan Covid-19 di tengah pelonggaran aktivitas, terutama di sektor ekonomi dan pembukaan pembelajaran tatap muka.
Ia tidak ingin pelonggaran aktivitas ekonomi dan PTM menimbulkan kluster atau menyebabkan kasus kembali tinggi. ”Jangan ada lonjakan kasus karena tidak ketat protokol kesehatan. Lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan sosial harus sehat. Meski nanti turun PPKM level 2, juga tetap ketat prokes,” kata Dedie.
Dinas Kesehatan Kota Bogor menyiapkan stok vaksin Covid-19 sebanyak 110.000 dosis. Stok tersebut, yaitu vaksin Sinovac ada 60.000 dosis, AstraZeneca 20.000 dosis, dan Moderna 9.000 dosis. Khusus vaksin Moderna, selain untuk warga, Dinas Kesehatan Kota Bogor juga menyiapkan untuk booster bagi tenaga kesehatan. Adapun vaksin Pfizer siap 41.000 dosis. Vaksin ini disiapkan untuk anak usia 12 tahun ke atas.