PT Jakpro selaku penyelenggara balapan Formula E optimistis balapan bisa digelar Juni tahun depan. Pendanaan gelaran ini disebut akan terpenuhi dari para sponsor.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Jakarta Propertindo optimistis balapan Formula E bisa digelar Juni 2022. Kawasan Monumen Nasional (Monas) dipastikan tidak akan menjadi lokasi sirkuit, tetapi badan usaha milik daerah DKI Jakarta ini sudah menyiapkan lima venue sirkuit alternatif yang akan segera diproses dan dipilih oleh tim dari Formula E Operation atau FEO.
Widi Amanasto, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro), seusai rapat kerja dengan Komisi D DPRD DKI Jakarta, Rabu (6/10/2021), menjelaskan, sesuai Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 49 Tahun 2021 tentang penyelesaian isu prioritas daerah tahun 2021-2022, balapan mobil listrik Formula E ditargetkan bisa terselenggara pada Juni 2022.
Sebelumnya, Formula E ditargetkan bisa terselenggara pada 2020, tetapi batal karena pandemi Covid-19. Lalu rencana gelaran di 2021 juga kembali batal karena pandemi masih berlangsung. Padahal, untuk bisa menyelenggarakan balapan, Jakpro selaku penyelenggara Formula E di Jakarta sudah membayar commitment fee kepada FEO.
Dana untuk bisa melakukan persiapan infrastruktur itu diusahakan dari dana sponsor.
Gunung Kartiko, Direktur Pengembangan Bisnis PT Jakpro yang juga menjabat sebagai Managing Director Formula E, pada kesempatan yang sama menjelaskan, pada 2019 Jakpro membayar commitment fee dua kali untuk gelaran 2020, lalu pada 2020 sekali membayar untuk gelaran 2021.
Dari 2019-2020 commitment fee yang dibayarkan Jakpro kepada FEO untuk menggelar balapan musim 2020 dan 2021 total Rp 560 miliar. ”Kami melakukan renegosiasi dengan pihak FEO sehingga commitment fee sebesar itu boleh dipakai untuk menggelar balapan tiga kali selama tiga tahun,” katanya.
Bagi FEO, uang commitment fee itu akan balik ke lokasi penyelenggaraan, yaitu dalam bentuk biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh FEO, di antaranya untuk pengiriman kru, pengiriman atlet, pengiriman mobil, kemudian ratusan boks yang akan dikirim ke Jakarta. ”Kemudian juga termasuk grand stand, panggung, hadiah juga, itu akan kembali ke sini,” kata Gunung.
Selanjutnya, dengan penyelenggaraan yang kian dekat, Gunung menjelaskan, Jakpro sudah menyiapkan lima calon arena sirkuit Formula E. ”Yang jelas bukan di Monas. Itu saja clue-nya,” katanya.
Monas tidak akan digunakan sebagai arena balapan karena berat dari sisi perizinan sehingga Jakpro mencari lagi lokasi di Jakarta yang ikonik, yang memang menunjukkan Jakarta, memiliki spesifikasi khusus, seperti belokan dan kemiringan tertentu.
”Ada lima alternatif lokasi, tersebar di lima wilayah kota di Jakarta. Namun kami belum bisa menyebutkan di mana saja," kata Gunung.
Hal tersebut ia sampaikan karena dalam bulan Oktober ini, tim dari FEO selaku penyelenggara balapan Formula E akan datang dan meninjau calon sirkuit. Mereka akan datang untuk survei, melakukan pemetaan, kemudian homologasi arena dan diserahkan kepada Federasi Otomotif Internasional (FIA) untuk mendapatkan sertifikat, setelah memilih alternatif yang bagus. Sirkuit yang disiapkan setidaknya memiliki lintasan sepanjang 3 kilometer.
Dalam wawancara di Balai Kota DKI, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan, untuk calon arena sirkuit Formula E, di antaranya ada di kawasan Senayan dan di Pantai Maju Bersama, pantai yang ada di pulau reklamasi.
Secara teknis, Widi menambahkan, untuk bisa menggelar balapan, Jakpro akan melakukan pengaspalan ulang pada jalan yang menjadi lintasan balapan. Pengaspalan harus rata. Selain itu, pembatas-pembatas lintasan juga sudah dibuat. Semua materi yang diperlukan disebut sudah siap.
Untuk bisa melakukan perbaikan aspal dan untuk balapan, akan dilakukan penutupan jalan maksimal tiga hari. ”Dana untuk bisa melakukan persiapan infrastruktur itu diusahakan dari dana sponsor,” kata Widi.
Penggunaan dana dari sponsor itu sejalan dengan sinyal dari pihak legislatif atau DPRD DKI yang menyatakan, balapan bisa digelar asalkan tidak memakai dana APBD. Widi pun memastikan, untuk penyelenggaraan tidak akan memakai dana APBD, tetapi business to business dengan para sponsor.
Gunung menjelaskan, untuk sponsor saat ini, antrean sudah panjang. ”Tapi sponsor itu kan pasti melihat proposalnya dulu. Proposalnya menunggu lokasi dulu, kemudian jalurnya seperti apa, terus mau sponsor nanti akan memilih mau di titik ini, titik ini, titik ini. Nah, itu baru kita susun,” kata Gunung.
Baik Widi maupun Gunung meyakini, gelaran Formula E akan memberikan dampak besar bagi Jakarta. Utamanya dari aspek ekonomi, finansial, dan reputasi Indonesia, khususnya Jakarta.