Jaklingko Matangkan Sistem Kartu Pembayaran dan Integrasi Antarmoda
Ditargetkan pada awal 2022, aplikasi terintegrasi antarmoda angkutan publik di Jakarta bisa diunduh publik secara luas.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Jaklingko Indonesia memperluas uji coba penggunaan aplikasi sistem pembayaran terintegrasi menggunakan kartu setelah memulai uji coba Agustus lalu. Aplikasi integrasi antarmoda angkutan umum itu ditargetkan dapat diunduh pengguna angkutan umum pada Januari 2022.
Perluasan uji coba kartu dan aplikasi Jaklingko itu bagian dari fase 1 penerapan sistem integrasi antarmoda yang dimulai 29 September bersamaan peresmian stasiun terintegrasi Tebet dan Palmerah pada pekan lalu.
Perluasan uji coba terbatas itu bertujuan mendapat masukan terkait sistem integrasi pada kartu dan aplikasi sehingga saat diluncurkan awal tahun depan keandalannya sudah teruji baik. ”Perluasan uji coba ini ditargetkan selesai akhir tahun ini,” kata Muhamad Kamaluddin, Direktur Utama PT Jaklingko Indonesia (PT JLI), Senin (4/10/2021), usai gelaran uji coba bersama sejumlah wartawan.
Ahmad Rizalmi, Sekretaris Perusahaan PT JLI, menambahkan, uji coba yang diperluas itu ditargetkan bisa diikuti maksimal 5.000 orang. Angka itu sesuai panduan uji coba yang diberikan Bank Indonesia.
Dalam uji coba ini, karena PT JLI menjadi eksekutor bagi integrasi tarif pembayaran antarmoda angkutan umum, selain membangun dan mengembangkan sistem aplikasi, PT JLI juga menerbitkan kartu pembayaran atau uang elektronik. Uang elektronik itu nantinya bisa digunakan di semua gerbang pembayaran antarmoda.
Kemarin, rombongan jurnalis mencoba rute dari Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia menuju Stasiun MRT Dukuh Atas. Lalu, rombongan berjalan kaki menuju Stasiun KAI Commuter Sudirman untuk menuju Stasiun KAI Commuter Manggarai.
Dari Stasiun KAI Commuter Manggarai, rombongan keluar dan berjalan kaki ke Halte Transjakarta Manggarai untuk menuju Halte Transjakarta Pemuda Rawamangun, lalu dilanjutkan dengan moda LRT Jakarta dari Stasiun Velodrome menuju Stasiun Pegangsaan Dua. Rute ini dicoba untuk mengetahui penerapan tarif terintegrasi dan penggunaan moda campuran dalam satu perjalanan.
Kamaluddin melanjutkan, dalam uji coba ini, setiap peserta memindai kartu atau QR code dari aplikasi Jaklingko yang diunduh di telepon pintar setiap peserta. Kartu pembayaran atau QR code akan dipindai di gerbang pembayaran, baik di halte Transjakarta maupun stasiun MRT Jakarta, KAI Commuter, juga LRT Jakarta.
Untuk empat moda angkutan itu, dihitung terdapat 1.300 gerbang pembayaran yang terpasang di semua halte dan stasiun. Pada uji coba Agustus lalu ada 130 gerbang pembayaran, baik di halte maupun stasiun yang sudah bisa membaca kartu dan aplikasi Jaklingko. ”Sekarang sudah dua kali lipatnya,” katanya.
Pada saat uji coba ini, di KAI Commuter saja terdapat 500 gerbang pembayaran yang sudah dimodifikasi, tetapi belum dites. ”Tinggal prosedur testing yang harus dilakukan untuk memastikan semua gerbang pembayaran bisa bekerja sesuai service level agreement. Targetnya, pada Desember 2022 semua gerbang pembayaran sudah termodifikasi,” kata Kamaluddin.
Modifikasi gerbang pembayaran itu pun memanfaatkan aset yang dimiliki setiap operator. Artinya, di setiap gerbang pembayaran, baik Transjakarta maupun MRT Jakarta atau KAI Commuter, sudah bisa dilakukan modifikasi dan pengujian supaya bisa dilakukan pemindaian kartu atau aplikasi Jaklingko. Hanya di gerbang pembayaran LRT Jakarta yang ditambahkan alat pembaca khusus untuk kartu atau aplikasi Jaklingko.
Karena masih dalam tahapan uji coba, belum semua gerbang pembayaran dilakukan modifikasi. Namun, Kamaluddin memastikan, sebelum akhir tahun semua gerbang pembayaran akan memiliki kualitas kerja yang sama. ”Ada agreement dengan vendor untuk kecepatan pembacaannya dan ketepatannya. Ini akan dilaporkan ke Bank Indonesia,” ujarnya.
Kehadiran kartu dan aplikasi Jaklingko ini diharapkan memberi kemudahan bagi pengguna angkutan umum. Mereka bisa merencanakan perjalanan di Jabodetabek, mulai dari rumah, sampai ke kantor, sekolah, atau pusat perbelanjaan, semua bisa terhubung dengan campuran antarmoda, termasuk tarif.
Aplikasi Jaklingko bertujuan memudahkan sistem pembayaran untuk semua moda angkutan umum tanpa penumpang harus mengganti aplikasi ataupun kartu pembayaran. Meskipun pada awal 2022 semua halte dan stasiun sudah terhubung aplikasi Jaklingko, setiap penumpang nantinya masih akan membayar dengan tarif lama atau tarif setiap moda.
”Pada Maret 2022 atau fase kedua, barulah tarif terintegrasi atau tarif bundling yang lebih hemat akan terwujud. Lalu, Agustus 2022 atau fase ketiga, semua sudah terintegrasi dan ada account-based ticketing agar mendapatkan tarif berdasarkan profil penggunaan,” papar Kamaluddin.