Jika saat patroli ditemukan pelajar yang berkerumun dan tidak ada singgungan dengan aktivitas pembelajaran, tidak hanya didata nama dan sekolah, satgas akan merekomendasikan untuk menghentikan PTM.
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Satuan tugas Covid-19 Kota Bogor, Jawa Barat, membentuk tim patroli untuk memantau pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada Senin (4/10/2021). Jika dalam pelaksanaan PTM ditemukan pelajar yang berkerumun, satgas merekomendasikan untuk menutup sementara sekolah.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, pelaksanaan PTM pada Senin nanti harus memenuhi standar ketat protokol kesehatan dan mitigasi melalui sistem surveilans tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga lingkungan sosial. Oleh karena itu, satgas Covid-19 akan ketat mengawasi protokol kesehatan dengan menerjunkan tim patroli untuk merazia kerumunan pelajar.
Seusai PTM, anak-anak harus segera pulang. Jangan sampai nanti saya cabut (izin PTM). (Susatyo Purnomo Condro)
”PTM terbatas tidak sekadar fokus protokol kesehatan ketat di sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Seluruh kepala dinas, camat, OPD, satuan pendidikan, dan kepolisian, akan memantau aktivitas pelajar di luar lingkungan sekolah. Patroli kerumunan pelajar,” kata Bima, Kamis (30/9/2021).
Bima meminta sekolah untuk langsung mengarahkan pelajar pulang ke rumah. Tidak hanya sekolah, orangtua juga harus mengawasi kepatuhan protokol kesehatan dengan mengingatkan anaknya untuk langsung pulang atau menjemput anaknya.
”Satgas patroli razia kerumunan pelajar yang masih berkumpul di luar sekolah. Patroli dilaksanakan di jam-jam rawan. PTM harus aman dan sehat, jangan sampai ada kluster Covid-19,” katanya lagi.
Patroli razia itu merupakan bagian dari mitigasi sistem surveilans. Bima menegaskan pentingnya persiapan berdasarkan data, berbagai proses verifikasi, hingga membangun sistem mitigasi melalui sistem surveilans untuk mencegah penularan Covid-19.
”Sistem surveilans harus kuat dan komunikasi melibatkan orangtua, sekolah, pengawas dan semua pihak yang terkait. Ini tidak hanya sekadar prokes (protokol kesehatan) ketat, cuci tangan, jaga jarak, dan masker, tetapi juga mitigasinya melalui sistem surveilans,” kata Bima.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, tim patroli razia serius untuk memantau pelajar di lingkungan luar sekolah.
Jika dalam patroli razia ada pelajar yang berkerumun dan tidak ada singgungan dengan aktivitas pembelajaran, tidak hanya didata nama dan sekolah, satgas akan merekomendasikan untuk menghentikan PTM.
Selama pelaksanaan PTM, kedisiplinan protokol kesehatan harus dimulai dari rumah, sekolah, hingga pulang sesuai pembelajaran. Susatyo mengingatkan, peluang dan kesempatan untuk PTM harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan disiplin agar proses pembelajaran lancar.
”Seusai PTM, anak-anak harus segera pulang. Jangan sampai nanti saya cabut (izin PTM). Harus disiplin. Saya merekomendasikan ke Wali Kota agar PTM di sekolah dihentikan sementara jika ada anak-anaknya berkerumun,” ujar Susatyo.
Menurut dia, kedisplinan protokol kesehatan ketat tidak hanya dibangun dari sekolah dan kesadaran pelajar, tetapi juga perlu dukungan penuh dari orangtua untuk membantu mengawasi anak-anak. Orangtua harus memahami jam pulang anak sekolah agar bisa ikut memantau keberadaan anak-anaknya.
”Euforia kasus Covid-19 di Kota Bogor sedang melandai tetap harus ditahan dengan disiplin ketat prokes. Apalagi setelah anak-anak kita hampir dua tahun tidak belajar di sekolah. Jadi, bersama kita saling jaga dan waspada,” katanya.
Susatyo menambahkan, PTM sudah digelar di beberapa daerah tetangga atau kota yang berbatasan dekat dengan Kota Bogor. Satgas Covid-19 Kota Bogor tidak ingin jika semua sekolah sudah PTM terbatas berlangsung akan menimbulkan potensi tawuran antarpelajar.
Sekitar dua pekan sebelumnya, kata Susatyo, pihaknya menemukan pelajar yang sedang berkerumun. Padahal, belum ada aktivitas pembelajaran di sekolah. Para pelajar berjumlah 50 orang itu kemudian dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Beberapa pelajar itu ternyata berniat untuk tawuran.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi mengatakan, dari total 127 SMP negeri dan swasta, ada 50 SMP yang mengajukan PTM. Setelah Disdik dan Satgas Covid-19 Kota Bogor memverifikasi faktual sekolah tersebut, ada 44 sekolah siap menggelar PTM.
Saat ini masih ada sejumlah sekolah yang mengajukan PTM dan akan diperiksa kesiapan serta proses verifikasi faktualnya. Pada tahap kedua PTM nanti akan ada tambahan 26 SMP yang akan ikut serta. PTM tahap kedua untuk sekolah itu belum ditentukan pelaksanaannya.
”Dari 44 sekolah itu lolos verifikasi dan persyaratan, seperti izin orangtua, kesiapan sarana prasarana, ruang isolasi, kamar mandi bersih, dan lainnya. Semua syarat yang kami berikan harus terpenuhi agar PTM aman dan lancar untuk murid dan guru. Kita tekan potensi penularan,” kata Hanafi.
”Hanya sekolah-sekolah yang terverifikasi secara faktual dan memiliki persiapan matang. Tidak sembarangan yang akan melaksanakan PTM terbatas,” lanjut Hanafi.
Hanafi menuturkan, hal itu dilakukan agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, tidak semua sekolah lolos verifikasi faktual dan ini menjadi masukan bagi Satgas Covid-19 Kota Bogor dalam mengambil keputusan.
Meski akan melaksanakan PTM, lanjut Hanafi, pembelajaran jarak jauh (PJJ) tetap akan berlangsung. PJJ ini untuk memfasilitasi murid yang tidak bisa ikut PTM karena izin orangtua. Adapun durasi pembelajaran selama tiga jam mulai pukul 07.30 atau 08.00 sampai pukul 11.00.
”Tidak ada masalah dengan izin orangtua. Memang, prinsipnya izin dari orangtua dan komite sekolah. Oleh karena itu, nanti sistemnya hibrida. Selain itu, PTM hanya 50 persen saja,” ucapnya.
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto mengapresiasi Pemkot yang bersabar dan tidak tergesa-gesa membuka PTM meski kota-kota lainnya sudah jalan. Pemkot Bogor bersama Satgas Covid-19 mengkaji kesiapan protokol kesehatan saat PTM, verifikasi faktual, hingga mempersiapkan mitigasi sistem surveilans.
”Kota Bogor tetap sabar dan lebih berhati-hati untuk melakukan PTM. Ini langkah yang tepat. Semua prosedur dan tahapan persiapan sudah diatur rinci. Tinggal bagaimana semua SOP tersebut dilaksanakan. Untuk optimalnya, diperlukan kesabaran, kesiagaan, dan sikap tawakal,” kata Atang.