Mulai Besok, 1.509 Sekolah Ikuti PTM Tahap II di Jakarta
Jumat (1/10/2021), sebanyak 1.509 sekolah dan madrasah menggelar PTM terbatas campuran tahap II. Pelaksanaannya ditunda empat hari karena asesmen nasional berbasis komputer tingkat SMA.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Guru SDN 09 Pondok Kelapa, Jakarta Timur, sedang mengajar dalam kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah, Senin (30/8/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Pendidikan DKI Jakarta memastikan, sebanyak 899 sekolah menggelar pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas tahap kedua pada Jumat (1/10/2021). Dengan demikian, total ada 1.509 sekolah yang menggelar PTM. Namun, angka itu akan berkurang minggu depan karena adanya kegiatan asesmen nasional berbasis komputer untuk jenjang pendidikan SMP.
Kepala Subbagian Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah, Kamis (30/9/2021), menjelaskan, awalnya PTM terbatas campuran tahap II yang melibatkan 1.509 sekolah dimulai pada Senin (27/9/2021). Namun, pekan ini ada ANBK untuk jenjang pendidikan SMA sehingga PTM terbatas campuran tahap II diundur ke Jumat ini.
”Tidak ada perubahan lagi karena persiapannya demikian. Setelah kita kaji, tanggal 1 Oktober menjadi pelaksanaan PTM tahap II,” kata Taga.
Penambahan 899 sekolah yang menggelar PTM terbatas campuran tahap II itu termuat dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pedidikan DKI Jakarta Nomor 984 Tahun 2021 tentang penetapan satuan pendidikan yang melaksanakan PTM terbatas masa PPKM.
Dalam surat keputusan yang ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana, Jumat (24/9/2021), ada dua lampiran. Lampiran pertama memuat tentang jumlah sekolah jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK yang lolos asesmen dan menggelar PTM terbatas campuran. Jumlahnya ada 809 sekolah.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana belajar di salah satu kelas di SDN 07 Cideng, Jakarta, Jumat (24/9/2021). Pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, guru melakukan pembelajaran campuran untuk memfasilitasi anak yang belajar di sekolah sekaligus anak yang belajar dari rumah.
Kemudian lampiran kedua memuat sekolah madrasah yang melaksanakan PTM terbatas campuran terbatas untuk level raudatul athfal (RA), MI, MTS, dan MA. Total ada 90 madrasah.
Dengan demikian, untuk PTM terbatas campuran 1 Oktober ini ada 899 sekolah dan madrasah yang menggelar PTM terbatas campuran tahap II. Ditambah dengan jumlah sekolah yang sudah dibolehkan menggelar PTM tahap I, akan ada 1.509 sekolah dan madrasah yang menggelar PTM terbatas campuran.
Taga melanjutkan, untuk PTM tahap II akan berkurang jumlahnya mulai Senin (4/10/2021). Itu karena satuan pendidikan SMP akan melakukan ANBK.
”Meski begitu, satuan pendidikan selain SMP, yaitu PAUD, SD, SMA/SMK, SLB, PKBM, juga Madrasah RA, MTS, MA tetap menggelar PTM,” kata Taga.
ANBK level SMP itu akan berlangsung empat hari. Setelah itu, sekolah jenjang SMP akan kembali menggelar PTM terbatas terbuka.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan, pada PTM tahap I, ada tujuh sekolah ditutup karena ditemukan kasus positif dan pelanggaran protokol kesehatan. Enam di antaranya sudah dibuka kembali dan melaksanakan proses belajar.
”Kita meyakinkan bahwa seluruh sekolah di Jakarta berusaha semaksimal mungkin untuk tetap melaksanakan prokes secara ketat, patuh, taat, disiplin dan bertanggung jawab. Insya allah ke depan kita bisa menjaga semua, memang ini bukan pekerjaan mudah,” kata di Balai Kota DKI Jakarta.
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dalam wawancara daring dengan awak media di Jakarta, Sabtu (31/7/2021).
Ia mengingatkan kembali agar sekolah tetap melakukan protokol kesehatan. Sebab, baik guru, karyawan, maupun anak didik, tetap berpotensi terpapar saat dalam perjalanan ke sekolah, pulang kembali, ataupun saat di rumah.
Taga menambahkan, pada PTM terbatas campuran tahap II ini, untuk memastikan prokes dilaksanakan secara ketat, Dinas Pendidikan mengintensifkan koordinasi dengan dinas kesehatan jika ditemukan kasus Covid-19.
”Kita intensifkan koordinasi dengan dinas kesehatan. Kita tidak mengharapkan ada Covid-19 di sekolah. Namun, ketika ada kasus di sekolah, kemudian dilakukan tracing, testing, dan treatment, sekolah tidak senantiasa langsung membuka, tetapi harus menunggu hasil evaluasi kesehatan,” katanya.
Kalau ada kekhawatiran, sekolah bisa dengan mudah menghubungi puskesmas dan kemudian ditindaklanjuti bersama.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia, secara terpisah, mengatakan, untuk pelaksanaan PTM, disiplin protokol kesehatan adalah penting.
”Saat ini kami bersama-sama dengan Kementerian Kesehatan dan dinas pendidikan menyiapkan instrumen untuk bisa segera menindaklanjuti kalau ada kecurigaan anak tidak masuk sekolah, kemudian apa yang harus dilakukan, kemudian bagaimana kita bisa melakukan survei dengan sederhana tetapi efisien dan efektif untuk bisa menemukan kasus sedini mungkin,” kata Dwi.
Ia juga mendorong sekolah-sekolah untuk berkoordinasi dengan puskesmas selama melaksanakan PTM karena persiapan untuk menggelar PTM sudah cukup lama, hampir setahun. ”Sehingga kalau ada kekhawatiran, sekolah bisa dengan mudah menghubungi puskesmas dan kemudian ditindaklanjuti bersama,” ujarnya.