BPBD Kota Bekasi juga menyiapkan 28 perahu dan tenda pengungsian di 12 kecamatan. Perahu-perahu itu bakal digunakan untuk mengevakuasi warga yang rumahnya terendam banjir.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi, Jawa Barat, terus menyiapkan sarana pengendalian banjir dan mengidentifikasi wilayah yang rawan banjir di daerah tersebut. BPBD menyiapkan 28 perahu karet dan tenda pengungsian di 12 kecamatan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi Enung Nurcholis mengatakan, pihaknya belum menerima status siaga bencana dari Jawa Barat serta Badan Meteorologi, klimatologi, dan Geofisika. Meski demikian, pemerintah daerah sudah menyiapkan sarana dan prasana penunjang untuk mengantisipasi banjir di wilayah itu.
”Kami terus mempersiapkan sarana dan prasarana. Kami juga mengecek daerah-daerah rawan banjir,” kata Enung, Rabu (15/9/2021), di Bekasi.
Menurut Enung, tingkat kerawanan banjir di wilayah Kota Bekasi, ada dua, yaitu wilayah rawan banjir karena hujan lokal dan wilayah yang rawan banjir kiriman. Wilayah yang sering kebanjiran saat hujan lokal dengan intensitas sedang, antara lain, Perumahan Pondok Hijau Permai, Perumahan Rawalumbu, Jatiasih, Perumahan Dosen IKIP, Perumahan Nasio, Perumahan Graha Indah, dan Kompleks Mandala. Kawasan perumahan ini paling sering terdampak luapan banjir dari Kali Sunter dan Kali Bong.
Jadi, kalau banjir kiriman itu melewati enam kecamatan.
Adapun wilayah yang rawan terdampak banjir kiriman di wilayah Kota Bekasi, antara lain, Perumahan Villa Jatirasa, Perumahan Pondok Gede Permai, Bojong Menteng, Bantargebang, Kemang IFI, Komplek AL, Komplek Depnaker, dan Jaka Kencana.
”Jadi, kalau banjir kiriman itu melewati enam kecamatan. Enam kecamatan itu adalah Bantargebang, Rawalumbu, Jatiasih, Bekasi Timur, Bekasi Selatan, dan Bekasi Utara,” katanya.
Selain mengidentifikasi daerah rawan banjir, lanjut Enung, BPBD Kota Bekasi juga menyiapkan 28 perahu dan tenda pengungsian di 12 kecamatan. Perahu-perahu itu bakal digunakan untuk mengevakuasi warga yang rumahnya terendam banjir.
”Kota Bekasi juga ada wilayah yang rawan longsor di Kecamatan Jatisampurna. Tanah longsor dan puting beliung juga kami antisipasi,” ucapnya.
Kepala Bidang Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Bekasi Zainal Abidin menambahkan, upaya pencegahan banjir di Kota Bekasi sudah dikebut selama setengah tahun terakhir. Beberapa langkah pencegahan dimaksud, antara lain, menormalisasi aliran sungai di Teluk Pucung, Rawalumbu, Tanah Apit. Tim dari BMSDA juga rutin membersihkan sampah yang menutupi aliran sungai.
”Kami juga berusaha meningkatkan kerja dalam pembuatan saluran air pada periode setengah tahun terakhir. Sejauh ini, kami sudah membuat saluran air tersier di 125 lokasi dan saluran air sekunder di 158 lokasi,” katanya.