Warga Masih Mengungsi, Khawatirkan Banjir Susulan Sungai Cidurian
Sebanyak 37 kecamatan di Kabupaten Bogor berisiko banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pascabanjir bandang Sungai Cidurian, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (6/9/2021) malam, hingga Rabu ini setidaknya ada 50 warga yang mengungsi. Potensi banjir susulan masih mengancam wilayah di Kecamatan Jasinga, Sukajaya, Nanggung, dan Cigudeg.
Kepala Desa Kalongsawah Nurhasanah mengatakan, sejumlah perbaikan darurat hingga saat ini masih berlanjut, khususnya pemasangan tiang listrik. Diharapkan malam nanti sejumlah desa terdampak bisa kembali mendapat pasokan listrik. Akibat banjir bandang itu, sejumlah infrastruktur rusak.
”Masih ada warga yang mengungsi semalam karena intensitas hujan masih tinggi. Saat ini ada sekitar 50 pengungsi. Kebutuhan untuk warga tersedia. Selain itu, ada perbaikan lainnya, seperti aliran listrik. Melihat kondisi cuaca, kami masih minta untuk warga mengungsi dulu, antisipasi jika ada banjir susulan,” kata Nurhasanah, Rabu (8/9/2021).
Bantuan tidak hanya bagi para pengungsi di posko, tetapi juga warga lainnya yang terdampak di Desa Kalongsawah yang saat ini harus memutar jauh menuju desa itu karena jembatan penghubung rusak terbawa banjir bandang. ”Bantuan dari pemerintah sudah datang. Kami data juga siapa saja keluarga yang butuh bantuan,” lanjutnya.
Banjir bandang pada Senin petang lalu setidaknya menyebabkan 88 jiwa terdampak. Sebanyak 12 rumah terdampak, satu di antaranya rusak berat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Bupati Bogor Ade Yasin meminta aparatur desa hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) fokus memperhatikan warga yang terdampak banjir bandang. Bantuan-bantuan yang diperlukan kepada warga harus segera sampai.
Ade mengimbau warga terdampak dan belum mengungsi segera mengungsi ke tempat aman. Ia juga memerintahkan camat dan kades membujuk warga untuk dievakuasi ke tempat lebih aman.
”Karena kita tidak tahu ada aliran susulan atau tidak. Jadi, kita antisipasi untuk menyelamatkan mereka. Kami minta pak camat dengan segala upaya membujuk mereka bisa direlokasi sementara,” tutur dia.
Ade juga meminta BPBD bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) menginvestigasi penyebab banjir bandang. Itu diperlukan karena hujan sekitar dua jam, tetapi luapan air dari hulu sungai di Sukajaya begitu deras, yang menyebabkan sejumlah rumah dan infrastruktur rusak.
”Ini perlu diinvestigasi. Saya tugaskan BPBD dan mungkin bersama BIG untuk dilihat penyebabnya apa karena airnya deras sekali. Ini intensitas hujan tidak terlalu besar, jadi apakah di atas ada yang ambruk atau seperti apa. Apabila perlu, harus ke atas dengan drone melihat penyebab air tumpah-ruah,” kata Ade.
Terkait penanganan ke depan atau mencegah banjir bandang terulang yang menyebabkan kerusakan atau menimbulkan korban, kata Ade, pihaknya berencana membuat bendungan. Saat ini sedang dalam proses lelang. ”Sementara dalam waktu dekat kita bantu warga dan melakukan sejumlah perbaikan,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, ada 37 kecamatan di Kabupaten Bogor yang berpotensi menghadapi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.
Beberapa kecamatan yang berpotensi tinggi diterjang banjir ialah Kecamatan Jasinga, Sukajaya, Nanggung, dan Cigudeg. Terhadap daerah tersebut dan daerah kecamatan lain, kata Muhari, pemda perlu meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Berdasar informasi peringatan dini cuaca 7-8 September 2021, sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor masih berpotensi hujan lebat.
”Potensi tersebut dapat memicu terjadinya bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor,” tulis Muhari.
Muhari menjelaskan, pada periode 2015-2019 Kabupaten Bogor termasuk wilayah dengan kejadian bencana hidrometeorologi basah paling tinggi di antara wilayah administrasi kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
”Demikian juga pada analisis periode 2016 hingga 2020, Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang sering terdampak bencana di antara kabupaten dan kota lainnya di Provinsi Jawa Barat,” lanjutnya.
Berdasar pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), warga wilayah di Kabupaten Bogor patut siap siaga dan waspada. Pada musim hujan September 2021 ini, sejumlah wilayah juga berpotensi mengalami gerakan tanah pada kategori menengah hingga tinggi.
Curah hujan tinggi juga berpotensi pada banjir bandang. Muhari menyebutkan, lokasi yang berpotensi terdampak ialah Kecamatan Caringin, Ciampea, Cibungbulang, Cigombong, Cijeruk, Ciomas, Dramaga, Kemang, Leuwiliang, Pamijahan, Rancabungur, Rumpin, Tamansari, dan Tenjolaya.
Adapun wilayah yang saat ini terdampak banjir juga berpotensi mengalami fenomena gerakan tanah, seperti Sukajaya, Jasinga, dan Cigudeng. Deskripsi kategori menengah pada bahaya gerakan tanah menunjukkan daerah yang mempunyai potensi terjadi gerakan tanah apabila curah hujan di atas normal, terutama pada daerah perbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau lereng mengalami gangguan.