MRT Jakarta Memulai ”Test Pit” di Harmoni-Mangga Besar
Pembangunan MRT Jakarta fase 2A CP 202 terus berlanjut. Mulai September 2021 hingga Mei 2022, MRT Jakarta melakukan ”test pit” utilitas di 133 titik. Sementara proses penunjukan langsung kontraktor masuk tahap akhir.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT MRT Jakarta memastikan proses penunjukan langsung atau direct contracting kontraktor yang akan mengerjakan paket kontrak atau CP 202 Harmoni-Mangga Besar menuju tahap akhir. Berbarengan dengan itu, MRT Jakarta memulai pekerjaan awal pembangunan CP 202 berupa pekerjaan test pit utilitas.
Ahmad Pratomo, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta, Selasa (7/9/2021) menjelaskan, pekerjaan fase 2A MRT Jakarta koridor utara-selatan terus berlangsung. Mulai 3 September ini sampai dengan 19 Mei 2022, MRT Jakarta memulai pekerjaan test pit atau identifikasi utilitas untuk CP 202 Harmoni-Mangga Besar. Test pit utilitas merupakan pekerjaan persiapan awal pembangunan CP 202.
Fase 2A MRT terbentang dari Bundaran Hotel Indonesia ke Kota sejauh 6,3 km. Pekerjaan pembangunannya dibagi dalam dua segmen. Segmen pertama adalah CP 201 yang terentang dari kawasan Jalan MH Thamrin ke area Monumen Nasional (Monas). Sampai 25 Agustus 2021, kemajuan pekerjaan sudah 20,46 persen.
Adapun segmen dua terbagi atas CP 202 Harmoni-Mangga Besar dan CP 203 Mangga Besar-Kota. Untuk CP 203, pekerjaan pembangunan atau konstruksi dua stasiun bawah tanah Glodok dan Kota, serta terowongan sudah dimulai awal September ini dengan dimulainya penerapan rekayasa lalu lintas di kawasan tersebut.
Untuk CP 202, kata Pratomo, terlebih dahulu dimulai dengan test pit utilitas, yaitu mengidentifikasi utilitas di sepanjang Harmoni-Mangga Besar. Adapun pekerjaan proyek MRT Jakarta CP 202 Harmoni-Mangga Besar memiliki cakupan pekerjaan berupa pembangunan Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, dan Stasiun Mangga Besar.
”Kami melakukan identifikasi utilitas di sekitar area pembangunan Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar,” kata Pratomo.
Secara umum, Pratomo melanjutkan, pekerjaan pendahuluan ini akan dilakukan secara bertahap selama sembilan bulan, yaitu mulai 3 September 2021 hingga 19 Mei 2022 dengan total 133 lokasi test pit.
Lokasi dari 133 test pit tersebut tersebar di tiga calon stasiun itu. Sebanyak 47 lokasi test pit akan berada di sekitar area rencana pembangunan Stasiun Harmoni, 45 test pit di sekitar area Stasiun Sawah Besar, dan 41 test pit lainnya di sekitar area Stasiun Mangga Besar.
”Pekerjaan itu telah dikoordinasikan dan dikonsultasikan dengan berbagai pihak terkait, seperti Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat, dan pemilik utilitas,” kata Pratomo.
Untuk pekerjaan segmen 2 fase 2A tersebut, bisa dilakukan setelah MRT Jakarta mengubah skema pengadaan kontraktor. Untuk pengadaan sistem dan track CP 202 bersama-sama CP 205A, sejak 2019 terkendala masalah pengadaan kontraktor karena tantangan dan kesulitan pembangunan. Mengatasi hal itu, akhirnya PT MRT Jakarta mengalihkan mekanisme pengadaan ke pengadaan langsung atau direct contracting pada 2021.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menjelaskan, setelah perubahan mekanisme pengadaan itu, sekarang ini proses sudah pada tahap negosiasi dari proposal kontraktor kandidat. ”Targetnya di September ini kita bisa memfinalkan proses negosiasi itu,” katanya.
Silvia menjelaskan, namanya direct contracting, tantangan terbesar adalah menegosiasikan harga. ”Itu yang jadi fokus kita saat ini untuk memfinalisasikan harga supaya bisa sesuai dengan estimasi dan harga yang wajar dan bisa kita terima,” kata Silvia.
Selain kemajuan dari proses penunjukan langsung itu, kata Silvia, MRT Jakarta juga sedang melakukan pengadaan CP 208, yaitu paket pengadaan railway system untuk seksi Mangga Besar-Kota. ”Ini proses pengadaannya sedang on going. Dari targetnya di September ini kita bisa melihat pemasukannya,” kata Silvia.
Adapun untuk tunnel boring machine (TBM) atau mesin bor untuk pekerjaan terowongan MRT Jakarta fase 2A, menurut Silvila, seiring dengan kemajuan pekerjaan CP 201 sudah selesai menjalani pengetesan di pabrik atau factory acceptance test yang terakhir. TBM tersebut sehingga sekarang sedang dalam persiapan untuk dikirim ke Indonesia.
”Diharapkan TBM itu akan sampai di Jakarta dan sampai di lokasi stasiun di Oktober 2021. Jadi, dalam waktu dekat,” imbuh Silvia.