Ganjil Genap di Puncak Dikaji untuk Berlaku Permanen Setiap Akhir Pekan
Pemkab Bogor dan Kementerian Perhubungan akan mengkaji regulasi ganjil genap di kawasan Puncak agar berlaku setiap akhir pekan. Ganjil genap juga akan diperluas hingga perbatasan wilayah Cianjur.
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Uji coba pengendalian arus lalu lintas berbasis nomor polisi ganjil genap di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dinilai efektif, mengurai kemacetan panjang dan kerumunan warga pada masa pandemi Covid-19. Selama dua hari uji coba, ada 2.320 kendaraan yang diputarbalikan petugas.
Pemerintah Kabupaten Bogor dan Kementerian Perhubungan akan mengkaji ganji genap agar menjadi kebijakan yang bisa terus diterapkan setiap akhir pekan.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor Agus Ridhallah mengatakan, dari data yang tercatat di tujuh titik penyekatan uji coba ganjil genap dari Jumat-Sabtu (3-4/9/2021), petugas memutarbalik sebanyak 2.320 kendaraan roda dua dan roda empat yang menuju kawasan wisata Puncak.
Adapun tujuh titik pemeriksaan atau penyekatan ganjil genap berada di Gerbang Tol Ciawi, Simpang Gadog, Rainbow Hills, pos penutupan arus Cibanon, pos penutupan arus Bendungan, dan dua lokasi di kawasan Sentul.
”Ribuan kendaraan yang kami putar balik karena tidak sesuai aturan ganjil genap. Tercatat paling banyak pada Sabtu kemarin ada 1.711 kendaraan, dibanding hari pertama uji coba hanya 609 kendaraan,” kata Agus, Minggu (5/9/2021).
Agus melanjutkan, kendaraan yang terjaring tidak hanya karena ganjil genap, tetapi juga karena pemeriksaan sertifikat vaksin melalui aplikasi PeduliLindungi. Kendaraan yang berhasil lolos dari penyekatan ganjil genap, belum tentu akan lolos dari pemeriksaan sertifikat vaksin.
Agus menilai, uji coba ganjil genap ini cukup efektif mencegah kemacetan dan kerumunan pengunjung wisata. Sementara uji coba ganjil genap hari ketiga, lalu lintas terpantau lebih lancar.
”Cukup landai tidak seramai kemarin karena memang puncak kedatangan wisatawan terjadi kemarin. Data jumlah kendaraan hari ini masih dikumpulkan dahulu, kemungkinan tidak sebanyak seperti hari kemarin,” lanjutnya.
Bupati Bogor Ade Yasin menuturkan, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor akan mengkaji dan mengevaluasi uji coba ganjil genap yang berlaku selama dua pekan berturut-turut pada akhir pekan. Jika uji coba sudah berjalan selama dua pekan dan terlihat ada aktivitas pengurangan mobilitas warga dan kendaraan, uji coba akan terus dilanjutkan.
”Selama PPKM ini kami terapkan (uji coba ganjil genap), tetapi ini belum bisa jadi permanen karena ini masih dalam kondisi PPKM. Tujuannya menghindari kluster baru di wilayah Puncak, juga untuk menghindari banyaknya kerumunan orang. Baru dua hari belum bisa kami evaluasi. Minggu depan masih berlaku uji cobanya,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi melanjutkan, pihaknya mendukung kebijakan ganjil genap di kawasan Puncak. Oleh karena itu, Kemenhub akan mengkaji untuk menerbitkan regulasi yang mendukung kebijakan ganjil genap.
”Kemhub siap membantu Kakorlantas Polri untuk menerapkan dan juga menyosialisasikan ganjil genap ini kepada masyarakat, termasuk penerbitan regulasinya nanti tentunya berasal dari Kementerian Perhubungan,” kata Budi.
Menurut Budi, perlu ada penanganan kemacetan di lalu lintas di kawasan Puncak terlebih pada masa pandemi seperti kebijakan ganji genap pada akhir pekan dan libur nasional.
”Ditjen Hubdat juga akan berkoordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Korlantas Polri. Kami mendukung upaya ini juga karena seperti yang kita saksikan bahwa perlu adanya tindakan untuk meminimalisasi mobilitas masyarakat dengan output penurunan penyeberan Covid-19 di wilayah Kabupaten Bogor,” ujar Budi.
Ade melanjutkan, uji coba penerapan ganjil genap di masa PPKM level 3 tidak hanya mengurai kemacetan, tetapi upaya menekan penyebaran Covid-19 sehingga PPKM di Kabupaten Bogor bisa turun ke level 2 dan 1 bahkan zona hijau.
Menurut Ade, PPKM level 3 bukan berarti ada pelonggaran seluas-luasnya termasuk di sektor wisata. Ia khawatir jika tidak ada upaya pengendalian masif, seperti protokol kesehatan ketat dan ganjil genap, Kabupaten Bogor akan masuk ke level 4 dan terjadi kluster Puncak sehingga akan merugikan semua pihak.
”Aturan harus tetap dilaksanakan dengan ketat, masyarakat disiplin melaksanakan protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Tempat wisata masih tutup belum diperbolehkan buka, kecuali konservasi baik itu alam dan hewan,” kata Ade.
Koordinasi lintas wilayah
Selain berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Kota Bogor, Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor hari ini akan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Cianjur terkait penyekatan ganjil genap batas wilayah.
Kepala Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Harun mengatakan, untuk melihat efektivitas ganjil genap perlu melibatkan kerja sama lintas daerah, seperti di Kota Bogor dan Cianjur, Kabupaten Bandung.
”Bersama Polda Jawa Barat dan Ibu Bupati Ade akan mengkaji perluasan uji coba ganjil genap di kawasan Puncak hingga ke perbatasan Cianjur,” lanjut Harun.
Diberitakan sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bogor juga menerapkan ganjil genap di gerbang jalan tol masuk Kota Bogor, Baranangsiang. Ganjil genap itu untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan dari kawasan Puncak akibat dari kebijakan uji coba ganjil genap.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, ganjil genap masih berlaku di Kota Bogor secara situasional di sejumlah ruas lalu lintas yang terpantau ramai oleh kendaraan. Kali ini pihaknya berkolaborasi dengan Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor untuk bersama menerapkan ganjil genap agar mengurai kemacetan di akhir pekan.
”Kami masih memberlakukan ganjil genap terlebih ada uji coba ganjil genap di Puncak. Dengan demikian, kami mengantisipasi untuk buangan (kendaraan) yang tidak masuk ke Puncak jangan sampai nanti mereka masuk ke Kota Bogor. Warga luar Bogor yang akan ke Bogor untuk memperhatikan aturan ganjil genap,” katanya.