Pekan Kedua September Kota Bogor Gelar Uji Coba PTM
Selain dari asesmen kesiapan protokol kesehatan, sekolah yang mengelar PTM harus kembali menyiapkan semua persyaratan seperti izin orangtua pelajar hingga kebersihan lingkungan sekolah.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, akan kembali melakukan uji coba pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas pada pekan kedua September 2021. Sebagai persiapan PTM pada Oktober mendatang, Pemkot Bogor terus mengejar target vaksinasi kepada remaja atau pelajar usia 12-17 tahun.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi mengatakan, pihaknya bersama dinas kesehatan serta Satgas Covid-19 Kota Bogor terus mempersiapkan uji coba PTM sebagai persiapan PTM pada Oktober mendatang.
Hanafi menjelaskan, persiapan PTM di Kota Bogor mengacu SKB 4 Menteri dan Instruksi Mendagri Nomor 38 Tahun 2021 terkait Level PPKM. Total ada 73 sekolah yang mengajukan PTM dan dalam proses verifikasi. Sebanyak 73 sekolah itu di antaranya 37 SMP, yang terdiri dari 20 SMP negeri dan 17 SMP swasta. Adapun di setiap kecamatan ada 6 SD negeri dan SD swasta, sehingga total ada 36 SD.
”Pekan kedua September kita uji coba di SMP. Kota Bogor sudah masuk PPKM Level 3 sehingga memungkinkan untuk mengelar PTM terbatas 50 persen, durasi belajar mengajar 3 jam. Kemudian dalam satu pekan hanya dua kali, tapi tetap melihat kondisi kasus Covid-19, bisa juga dilakukan 5 hari dalam sepekan,” kata Hanafi, Kamis (2/9/2021).
Bagi sekokah yang para pelajarnya sudah 100 persen divaksin diizinkan PTM.
Pada minggu kedua September besok, rencana uji coba PTM akan digelar di SMP negeri di Kota Bogor. Selain dari asesmen kesiapan protokol kesehatan, Hanafi meminta sekolah-sekolah harus kembali menyiapkan semua persyaratan, seperti izin orangtua pelajar hingga kebersihan lingkungan sekolah.
Selain itu, kata Hanafi, pihaknya sudah berkoordinasi secara internal dengan para pengawas, mulai dari PAUD/TK, SD, dan SMP meminta mempersiapkan sekolah di bawah binaannya untuk melakukan persiapan.
Disdik juga juga akan berkoordinasi dengan pihak KCD Jawa Barat untuk SMA dan madrasah aliyah di bawah Kementerian Agama.
Semua kesiapan itu akan dipantau, diperiksa, dan diverifikasi langsung oleh Satgas Covid-19 Kota Bogor. Meski sudah mengajukan untuk PTM, jika ada sekolah yang dinilai tidak siap, belum akan diizinkan mengelar PTM.
Hanafi melanjutkan, pihaknya akan mengulang kembali simulasi PTM yang sebelumnya dilakukan Mei lalu. Namun, dalam perjalanannya, kasus Covid-19 tinggi dengan adanya varian delta sehingga pemerintah mencabut aturan PTM.
”Jadi, kami akan ulang (simulasi) kembali tahapan-tahapan yang diperlukan oleh sekolah, paling tidak sekolah harus membentuk atau mengaktifkan kembali Satgas Covid-19. Kemudian menyiapkan infrastruktur. Kita akan coba dulu di SMP Negeri,” ujarnya.
Vaksin pelajar
Menurut Hanafi, vaksin bukanlah syarat utama PTM, melainkan sebagai upaya pemerintah memutus rantai penyebaran Covid-19 sasaran pelajar usia 12-17 tahun dengan membentuk herd immunity atau kekebalan komunal.
Meski begitu, upaya mencapai target vaksinasi pelajar tetap perlu dikejar agar standar kesehatan tetap terjaga dan lingkungan sekolah yang mengelar PTM aman serta sehat untuk pelajar dan tenaga pendidik.
”Yang jelas syarat orangtua harus mengizinkan anak mereka untuk PTM di sekolah dengan prokes. Jika tidak diizinkan orangtua, Disdik meminta pihak sekolah tetap menyiapkan secara daring walaupun masih banyak terkendala. Pastinya daring tetap dilaksanakan,” jelasnya.
Ke depan, pihaknya akan menerapkan sistem pembelajaran secara hybrid learning, yakni secara daring dan luring agar kebutuhan pembelajaran terfasilitasi.
Wali Kota Bima Arya meminta setiap sekolah yang akan uji coba PTM untuk serius menyiapkan infrastruktur protokol kesehatan. Selain itu, pihaknya juga akan terus mengencarkan vaksinasi kepada para pelajar hingga tercapai target 100 persen.
”Sekokah yang para pelajarnya sudah 100 persen divaksin diizinkan PTM. Semuanya harus dipersiapkan, terutama infrastruktur protokol kesehatanya. Kita bersama jaga anak-anak sekolah tetap sehat,” ujar Bima.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan, pihaknya terus berupaya mengejar capaian target vaksinasi dengan menggencarkan vaksinasi di 68 sentra vaksin di seluruh kelurahan. Sementara itu, target capaian vaksinasi di Kota Bogor pun cukup tinggi di wilayah Jawa Barat.
Berdasarkan data pada Rabu (1/9/2021), capaian vaksinasi Covid-19 di Kota Bogor sudah mencapai 509.794 orang atau 62,21 persen. Adapun capaian vaksin kedua atau penerima vaksin lengkap sebanyak 289.857 orang atau 35,37 persen. Sementara berdasarkan data Kementerian Kesehatan, capaian vaksinasi dosis satu di Kota Bogor per 1 September 2021 sebanyak 530.340 target atau 64,72 persen.
Retno melanjutkan, salah satu sasaran vaksinasi yang dikejar ialah remaja atau pelajar berusia 12-17 tahun. Dibukanya sentra vaksin di kelurahan membantu capaian target yang cukup tinggi untuk para pelajar. Hal itu perlu dilakukan karena Kota Bogor akan melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka.
”Dari total sasaran 104.417 remaja, yang sudah menerima vaksin 44.743 target atau 42,85 persen. Untuk vaksin kedua, sudah mencapai 23.704 target atau 22,70 persen,” kata Retno.