Jakarta Terbaik dari 7 Provinsi dalam Persiapan Pembelajaran Tatap Muka
Seleksi dan pengawasan ketat, serta cakupan vaksinasi anak di DKI Jakarta, sangat siap dalam mendukung implementasi pembelajaran tatap muka.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
KOMPAS / HELENA F NABABAN
Siswa kelas 4 SDN 07 Cideng, Jakarta Pusat, bersiap pulang seusai mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) tahap I, Senin (30/08/2021). Seusai belajar, mereka mencuci tangan sebelum pulang ke rumah.
JAKARTA, KOMPAS — Komisi Perlindungan Anak Indonesia menilai DKI Jakarta sebagai provinsi yang paling baik menyiapkan implementasi pembelajaran tatap muka atau PTM tahun 2021. Seleksi dan pengawasan ketat serta cakupan vaksinasi anak berusia 12 tahun ke atas sangat siap dalam mendukung adaptasi kebiasaan baru pascapandemi Covid-19.
Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti, dalam webinar, Rabu (1/9/2021), mengatakan, penilaian ini dilihat dari pengawasan terhadap 42 sekolah dan madrasah di tujuh provinsi selama periode Januari-Juni 2021.
Provinsi yang diawasi adalah Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Sebanyak 79,54 persen sekolah siap menggelar PTM di masa pandemi.
”DKI Jakarta paling siap. Kita lihat, prosesnya bertahap, dari yang awalnya hanya (uji coba April) 83 sekolah, lalu (uji coba Juni) 226 sekolah, lalu 610 sekolah. Semua sekolah diperiksa, dicek, dan gurunya dilatih,” kata Retno dalam webinar bertajuk ”Pembelajaran Tatap Muka Dimulai, Siapkah Kita?”.
tangkapan layar webinar
Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti.
Persiapan itu dinilai tidak banyak dilakukan daerah lain. Dari pengalaman Retno, banyak sekolah yang berani mengadakan PTM hanya dengan modal surat edaran dari dinas terkait di provinsinya, tanpa pendampingan.
Sementara itu, Jakarta juga ikut mengejar ketercapaian vaksinasi anak usia 12-17 tahun, selain vaksinasi untuk tenaga pengajar dan kependidikan. ”Kalau kata WHO syarat kekebalan komunal 70 persen, di Jakarta vaksin pada anak saja sudah lebih,” sebutnya.
Sampai Selasa (31/8/2021), 81,4 persen anak usia 12-17 tahun sudah mendapat vaksin dosis 1. Adapun vaksin dosis 2 sudah menjangkau 56 persen anak di wilayah DKI Jakarta.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana pada kesempatan yang sama menanggapi, izin untuk sekolah mengadakan PTM terbatas kali ini diberikan pada sekolah yang siap dengan aturan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri.
tangkapan layar webinar
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana
Dengan demikian, ia memastikan setiap sekolah mempersiapkan diri secara matang dan tetap mengikuti peraturan yang ada ketika diizinkan buka.
Izin orangtua
Meski persiapan dan pengawasan sudah baik, siswa yang ingin mengikuti PTM tetap perlu mendapatkan izin dari orangtua. Izin orangtua dalam bentuk surat bahkan juga harus ditunjukkan ketika murid masuk ke sekolah pada masa PTM terbatas yang diadakan mulai Senin (30/8/2021) lalu.
”Kalau orangtua tidak mengizinkan, tidak apa-apa di rumah. Yang penting, hak belajar anak harus didukung. Untuk itu kita adakan PTM dengan metode pembelajaran campuran, guru harus bisa mengajar murid yang di rumah dan di sekolah,” katanya.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Suasana belajar mengajar di hari pertama penyelenggaraan pembelajaran tatap muka terbatas di SMK Negeri 10 Jakarta, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (30/8/2021).
Sementara itu, pembukaan sekolah akan terus menyesuaikan dinamika pandemi yang terjadi. Oleh karena itu, ia meminta, agar seluruh pihak, baik pemerintah dan orangtua ikut mengontrol situasi, termasuk mendampingi anak untuk belajar beradaptasi dengan kehidupan baru pascapandemi.
”Kami ingin ada kontrol bersama, bukan mengharapkan dampak negatif dari pembukaan sekolah. Jadi, memang perlu kehati-hatian agar sukses. Dalam prosesnya, pasti ada yang tidak ideal, tapi lebih baik daripada tidak ada solusi,” ujarnya.
Salah seorang murid kelas sebelas di SMA 77 Jakarta, Yolanda Esti Tiara Sibolang, yang pertama kali belajar di sekolah sejak diterima sebagai murid di sana, mengaku lebih terbantu dengan PTM terbatas. Kegiatan belajar dengan guru langsung dan jumlah murid yang terbatas 50 persen dinilai ideal untuk belajar.
”Kalau lagi daring susah buat nerima materi karena liat video aja, enggak bisa tanya. Kalau PTM ini lumayan terbantu karena bisa nanya langsung sama gurunya dan bisa interaksi lebih banyak, kayak maju ke depan atau tanya jawab langsung," katanya.
Pengawasan
Ketua Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD DKI Jakarta Iman Satria, hari ini, menyebut pihaknya juga akan ikut mengawasi sekolah-sekolah yang telah menyelenggarakan PTM. Pembukaan sekolah menurutnya harus tetap memperhatikan protokol kesehatan yang masih berlaku.
”Kalau ada temuan (pelanggaran protokol kesehatan), kita akan kasih teguran, dan kalau teguran itu tidak dijalankan kita akan melalukan penutupan sekolah agar tidak terjadi kluster Covid-19, tetapi harapannya tidak ada kejadian seperti itu,” kata Iman di Jakarta.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Suasana kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN 09 Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Senin (30/8/2021). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19. PTM digelar di 610 sekolah berbagai jenjang di lima wilayah kota administari yang akan kembali dibuka.
Di satu sisi, Iman siap menerima masukkan dari sekolah untuk mengoptimalkan PTM. ”Harapannya tolong dijaga bapak-ibu guru, tolong supaya dijaga agar tidak terjadi kluster dan adik-adik bisa sekolah. Ini semua berkat kerja keras dari kasudin yang melakukan kontrol, dan kepala sekolah serta guru-gurunya,” pungkasnya.