Jaklingko Uji Coba Kartu dan Aplikasi Pembayaran Terintegrasi
Dalam waktu dekat masyarakat Jakarta akan menikmati tarif dan layanan angkutan umum terintegrasi. Uji coba terbatas sistem yang dikembangkan PT Jaklingko kini tengah berjalan.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menuju tarif pembayaran dan sistem pembayaran angkutan umum yang terintegrasi, PT Jaklingko Indonesia menguji coba kartu pembayaran. Uji coba dimulai sejak pertengahan Agustus 2021 dan masih akan dimatangkan seiring masih berlangsungnya kajian tarif terintegrasi.
Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Selasa (31/8/2021), menjelaskan, uji coba sistem pembayaran dilakukan mulai 18 Agustus 2021 bersama dengan PT Jaklingko Indonesia. Ini sifatnya baru uji coba awal terhadap sistem yang dibangun dan dikembangkan PT Jaklingko Indonesia. Uji coba juga masih dilakukan di halte dan stasiun tertentu.
PT Jaklingko merupakan perusahaan yang dibentuk untuk menyusun tarif dan sistem pembayaran yang terintegrasi. Tujuannya untuk memudahkan dan membuat nyaman penumpang manakala harus melakukan perjalanan dan berganti moda angkutan umum. Sistem pembayaran yang dibangun PT Jaklingko nantinya akan bisa diterapkan di semua moda angkutan umum, baik angkutan berbasis rel seperti KRL, MRT Jakarta, ataupun LRT Jakarta maupun pada angkutan umum berbasis jalan raya, seperti Transjakarta.
”Namun, prinsip integrasi massal yang kami uji coba adalah mulai dari halte Transjakarta, kemudian masuk stasiun MRT, integrasi ke KRL, dan juga integrasi sistem dengan rekan-rekan di LRT,” kata Syafrin.
Itu sebabnya uji coba meliputi dua hal. Pertama uji coba terkait penggunaan kartu transportasi secara keseluruhan sistem yang dibangun dan diintegrasikan ke dalam halte maupun stasiun yang disiapkan. ”Di stasiun dan di halte, kartu bisa dibaca dengan baik dan transaksi lebih cepat,” kata Syafrin.
Kedua, adalah uji coba aplikasi Jaklingko yang sudah dibangun oleh PT Jaklingko Indonesia. Dari uji coba, aplikasi Jaklingko bisa dibaca secara baik oleh sistem yang ada di halte maupun di stasiun.
”Artinya, dari uji coba kecil ini akan dilakukan evaluasi karena uji coba yang dilakukan kemarin adalah di aspek front end system atau di bagian pembayaran. Kemudian PT Jaklingko Indonesia akan melakukan penelitian kembali kepada seperti apakah respons yang ada di dalam proses transaksi,” kata Syafrin.
Dari kedua upaya penelitian setelah uji coba, ujar Syafrin, akan dilakukan sejumlah perbaikan atau peningkatan. Namun, diupayakan seminimal mungkin operator melakukan penggantian sistem, tetapi ditambahkan beberapa komponen semacam pembaca kartu, kemudian tambahan untuk membaca kode, seperti QR code dalam aplikasi.
”Tentu dalam prosesnya akan ada perubahan sistem. Karena dari yang ada sekarang harus berubah pada account based,” kata Syafrin.
Terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang hendak menguji coba kartu dan aplikasi pembayaran angkutan umum terintegrasi Jalingko di stasiun MRT Bundaran HI menjelaskan, sistem ini gampang digunakan.
”Tadi menguji coba dengan aplikasi. Gampang sekali, mudah, cepat, simpel, dan mudah dipahami. Mudah-mudahan ke depan kita punya sistem integrasi yang baik. Kita bisa menjadi kota-kota yang maju, sejajar dengan kota-kota maju di dunia, ditandai transportasi umum yang terintegrasi tiketnya kemudian antarmodanya semua sistemnya,” katanya.
Dengan transportasi umum yang terintegrasi dan layanan baik, menurut Ahmad Riza, masyarakat diharapkan yang sekarang masih menggunakan kendaraan pribadi bisa berpindah menggunakan angkutan umum.
Sesuai rencana, untuk integrasi tarif dan sistem pembayaran akan diluncurkan Maret 2022. Jadi, selain mematangkan kartu dan aplikasi pembayaran, sekarang ini Dinas Perhubungan dan PT Jaklingko Indonesia mematangkan kajian tarif terintegrasi antarmoda.
”Tarif yang terintegrasi itu akan berdasarkan jarak karena perbedaan karakteristik angkutan rel dan jalan. Selain itu juga akan ada integrasi prasarana, antara halte dan stasiun,” ujar Syafrin.