Demi kecintaan pada anjing piaraannya, Vitri mengkremasi jasad anjingnya yang mati karena tua.
Pertahanan itu akhirnya jebol juga. Kesedihan karena ditinggal Timbul, anjing kampung atau mongrel atau ras campuran peliharannya, membuat air mata menetes dan membasahi kedua pipi Bernadetta Vitri (40).
Air mata itu menetes saat Vitri, warga Serpong, Tangerang Selatan, ini mengucapkan doa dan mencium Timbul di ruang doa di tempat kremasi Von Briss House Dog Care di Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/7/2021). Bersama suami dan kedua putrinya, mereka melepas kepergian Timbul secara bermartabat dengan mengkremasi anjing berusia sekitar 12 tahun tersebut. Timbul mati pada malam sebelumnya karena usia tua dan penyakit tumor yang diidapnya.
”Tidak ada lahan di perumahan untuk mengubur Timbul. Selain itu, aku dan keluarga juga pengin menyimpan abu Timbul,” kata Vitri mengenai alasannya mengkremasi. Vitri lalu bercerita bahwa Timbul ditemukannya bersama suami dan anak-anaknya di pinggir jalan saat hujan deras. Kondisi Timbul saat awal ditemukan membuat miris. Tubuhnya kurus dan badannya penuh luka. Selain itu, matanya juga tidak bisa melihat dengan sempurna.
Awalnya, Vitri dan, terutama suaminya, agak ragu membawa Timbul, apalagi sampai memeliharanya dalam waktu lama. Namun, anak-anaknya yang mendesak untuk memeliharanya. ”Mama dan Papa tidak mau kan kalau tua nanti hidup telantar, tidak ada yang merawat,” kata Vitri menirukan ucapan kedua putri mereka saat itu.
Ucapan Selamat Datang
Von Briss House Dog Care
Foto Kenangan
Berdoa sebelum membersihkan
Dibersihkan Sebelum Dikremasi
Melihat Proses Pembersihan
Von Briss House Dog Care dikelola oleh Roberti Endang. Jasa kremasi anjing baru ditekuni sekitar satu tahun terakhir. Sebelumnya Endang fokus pada penangkaran dan pelatihan anjing. Endang juga menjadi konsultan untuk pengurusan dan pelatihan anjing pelacak milik Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Jasa ini muncul sebagai bentuk respons terhadap keberadaan sejumlah layanan kremasi anjing yang dinilai tidak ”berperikehewanan”. Selain itu, uang dari jasa ini bisa untuk membeli pakan dan biaya perawatan anjing peliharannya yang lebih dari 150 ekor. Sebagian anjing tersebut merupakan anjing telantar yang diselamatkan dari sejumlah tempat.
Timbul dan anjing yang akan dikremasi di tempat ini sebelumnya akan dibersihkan terlebih dahulu. Semua kotoran yang menempel akan dibersihkan dengan air dan kapas. Tidak lupa parfum disemprotkan pada seluruh bagian tubuh. Tujuannya untuk mengurangi bau yang ditimbulkan dari jasad.
Sebelum dibersihkan, anjing tersebut ditimbang terlebih dahulu. Hal ini untuk menentukan berapa biaya kremasi yang harus ditanggung. Selesai dibersihkan Timbul dibawa ke ruang doa atau kapel. Di tempat ini, Vitri bersama suami, kedua putrinya, dan ditemani Ibu Roberti Endang mendoakan Timbul secara Kristen. Selain mendoakan, tempat ini seolah menjadi ruang perpisahan. Ruang untuk menumpahkan kesedihan karena ditinggal hewan yang dicintainya.
Doa Bersama
Ciuman Terakhir
Jabatan Terakhir
Bulu Kenangan
Menuju Ruang Kremasi
Doa Jelang Kremasi
Bunga Terakhir
Setelah didoakan, Timbul dibawa ke tungku pembakaran. Tungku dengan ukuran lebar dan tinggi sekitar 1,5 meter ini dibuat dari batu bata dengan pintu dari besi baja yang kuat menahan panas hingga 2000 derajat celsius.
Butuh waktu satu jam untuk selesai mengkremasi Timbul. Waktu yang tergolong cepat untuk berat anjing 10 kg. ”Ini termasuk cepat. Biasanya lebih dari satu jam untuk berat 10 kg. Mungkin karena Timbul diperlakukan dengan baik dan dicintai, makanya proses kremasinya cepat,” kata Endang.
Salam Terakhir
Tangis pecah
Operator
Ruang pembakaran
Setia Menunggu
Tulang-tulang Putih
Ditumbuk dan Dihaluskan
Selesai dikremasi, tulang-tulang yang telah berwarna putih kemudian ditumbuk dan dimasukkan ke dalam wadah yang telah disiapkan. ”Terima kasih Timbul untuk jasamu selama 4,5 tahun menemani kami. Mohon maaf jika kurang baik saat memeliharamu,” ucap Vitri lirih sembari menutup wadah abu.
Selamat jalan sahabat baik....
Tempat abu
Timbul (kiri) semasa hidupnya saat berpergian bersama keluarga Vitri