FotografiFoto CeritaKetika Tembok-tembok Kota...
Kompas/Hendra A Setyawan

Ketika Tembok-tembok Kota Berbicara

Sejatinya mural adalah ekspresi ungkapan tentang keadaan—baik positif maupun negatif—pembuatnya. Masyarakat bebas mengungkapkan isi hati mereka dalam bentuk gambar.

Oleh
HENDRA AGUS SETYAWAN
· 3 menit baca

Akhir-akhir ini mural menjadi sorotan publik, setelah viral di media sosial terkait sebuah mural bergambar wajah yang pada bagian mata ditutupi tulisan ”404: Not Found” di Tangerang beberapa waktu lalu. Wajah dalam mural disebut-sebut mirip dengan Presiden Joko Widodo. Tidak berselang lama, gambar tersebut dihapus atau ditimpa dengan cat hitam. Alasannya, wajah Presiden adalah lambang negara.

Sejatinya mural adalah ekspresi ungkapan tentang keadaan—baik positif maupun negatif—pembuatnya. Masyarakat bebas mengungkapkan isi hati mereka dalam bentuk gambar. Oleh karena itu, pesan-pesan yang mereka ungkapkan pun terasa lebih ”membumi” dan mewakili kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya di mana warga masyarakat tinggal. Kritik sosial paling sering digunakan sebagai tema mural. Politik menjadi isu seksi untuk dikritisi.

Baca Juga: Menyelam di Antara Reruntuhan Tempat Pesta Orang Romawi

Memuat data...
Memuat data...
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000