Geng Motor yang Libatkan Anak di Bawah Umur Marak di Bekasi
Maraknya kejahatan gerombolan geng motor berusia remaja di Bekasi merupakan ekses dari kebijakan pembatasan selama masa pandemi.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Geng motor yang melibatkan anak di bawah umur dan menyerang warga kian marak di wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pembatasan aktivitas masyarakat disebut jadi salah satu pemicu tingginya kejahatan jalanan di daerah tersebut.
Selama dua hari terakhir, Kepolisian Resor Metro Bekasi menangkap sejumlah anak di bawah umur yang terlibat tawuran di jalan hingga menyerang warga. Pada Minggu (22/8/2021), Polres Metro Bekasi meringkus delapan anggota geng motor yang menyerang sejumlah warga di Kedung Waringin dan Lemah Abang.
Kepala Polres Metro Bekasi Komisaris Besar Hendra Gunawan mengatakan, penyerangan kelompok geng motor ini berawal dari ajakan berkumpul yang disampaikan melalui media sosial Instagram. Sekelompok remaja yang mengendarai puluhan kendaraan roda dua itu kemudian berkumpul di bilangan Pasir Gombong, Cikarang Utara.
”Di situ (Pasir Gombong) mereka memulai keributan. Ini kemudian melakukan arak-arakan hingga ke wilayah Kedung Waringin dan Lemahabang. Di sepanjang jalan itu mereka menyerang hingga menganiaya warga yang sedang berkumpul di tepi jalan,” kata Hendra, Rabu (25/8/2021), di Bekasi.
Kelompok itu, berdasarkan informasi yang dikumpulkan polisi, rata-rata didominasi remaja berusia 16-20 tahun. Polisi belum merinci jumlah korban meninggal dan luka akibat kejahatan jalanan para remaja tersebut. ”Siapa yang ditetapkan sebagai tersangka dan korban juga masih pengembangan kasus. Nanti segera diinformasikan kembali,” katanya.
Kasus geng motor yang melukai warga juga sebelumnya terjadi pada 18 Agustus 2021. Saat itu, seorang ketua RW di Desa Segara Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, dibacok anggota gangster bernama Brother Stress 2018. Dia dilukai dengan senjata tajam ketika melerai keributan yang terjadi di wilayahnya, di RT 005 RW 002, Gang Poncol, Kampung Kebon Kelapa.
Peristiwa itu bermula saat kelompok pemuda dari Brother Stress 2018, melalui siaran langsung di Instagram, mendapatkan tantangan dari salah satu akun Instagram lain di kolom komentar. Tantangan itu diterima anggota kelompok gangster Brother Stress 2018.
”Lalu, sekitar pukul 00.30, kelompok anak muda ini yang jumlahnya lebih kurang 20 orang mengendarai sepeda motor langsung menuju Kampung Kebon Kelapa. Di sana, terjadi keributan di antara kedua kelompok pemuda tersebut," kata Kepala Kepolisian Sektor Tarumajaya Ajun Komisaris Edy Suprayitno, Selasa (24/8/2021), di Bekasi.
Dampak pandemi
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan, ditemui di tempat terpisah, mengatakan, segenap perangkat desa dan kecamatan diminta turun tangan membantu mengatasi kejahatan jalanan geng motor yang akhir-akhir ini kian meresahkan warga. Perangkat daerah di desa diminta membantu mengatasi kejahatan para remaja itu melalui pendekatan persuasif.
”Pemerintah daerah punya peran dalam mencegah kebrutalan geng motor. Kalau penegakan keamanannya itu menjadi ranah kepolisian. Tetapi, akan kami koordinasikan dari sisi pencegahannya,” katanya.
Menurut Dani, maraknya kejahatan gerombolan geng motor berusia remaja di wilayahnya merupakan dampak dari kebijakan pembatasan selama masa pandemi. Pembatasan aktivitas itu membuat remaja-remaja itu mencari kegiatan di luar rumah dan luput dari pengawasan orangtua.
”Mungkin karena kejenuhan dan kesulitan-kesulitan ekonomi yang semakin mendesak masyarakat. Tetapi, bagaimanapun ini menjadi tugas kami untuk meningkatkan kewaspadaannya,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Bekasi, kata Dani, dalam waktu dekat akan membahas persoalan ini bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Bekasi. Salah satu fokusnya, yakni terkait upaya pencegahan dan tindakan antisipasi keresahan masyarakat atas kegiatan kelompok-kelompok remaja tersebut.