Sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur Dilanjutkan Tahun Ini
BBWSCC memastikan sodetan Ciliwung-KBT dilanjutkan tahun ini setelah terhenti sejak 2017. BBWSCC membebaskan lahan milik tiga BUMN sebagai solusi kendala lahan supaya sistem pengendalian banjir Jakarta tuntas terbangun.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan pekerjaan sodetan Ciliwung kembali dilanjutkan tahun ini setelah terhenti sejak 2017. Balai Besar akan membebaskan lahan milik tiga BUMN dan bukan lahan penduduk supaya kelanjutan pekerjaan sodetan lancar serta ada sedikit perubahan trase.
Bambang Heri Mulyono, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Minggu (8/8/2021), menjelaskan, sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur merupakan proyek yang sudah berproses sejak 2013. Dari hilir ke hulu, pada 2015 telah terbangun terowongan sepanjang 550 meter.
Namun, pekerjaan terhenti pada 2017 karena masalah pembebasan lahan di sisi hulu. Tepatnya di inlet sodetan.
Bambang memastikan, karena sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT) merupakan satu kesatuan sistem pengendalian banjir Jakarta dengan dua bendung yang juga tengah dikerjakan di Puncak, sodetan juga mesti dituntaskan. Untuk itu, BBWSCC tidak akan membebaskan lahan warga, tetapi mengubah sedikit desain sehingga sodetan bergeser sekitar 100 meter ke arah hulu.
Kalau pembebasan lahan sudah selesai, berdasarkan pengalaman sebelumnya, konstruksinya bisa selesai lebih cepat.
Dengan begitu, dari hasil koordinasi, BBWSCC akan membebaskan lahan milik tiga BUMN yang ada di sekitar sodetan, yaitu Patra Niaga, Jiwa Sraya, dan Jasa Raharja. ”Ini menjadi koordinasi antara PUPR dan BUMN. Artinya, akan lebih mudah untuk soal lahan. Kita sudah komunikasi dengan pemilik lahan, prinsipnya sudah setuju,” kata Bambang.
Pembebasan lahan akan dimulai pada tahun anggaran 2021 oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sambil memulai proses, BBWSCC juga sudah melakukan pengadaan penyedia jasa konstruksi. Penandatanganan penyedia jasa konstruksi sudah dilakukan pada Jumat (30/7/2021).
Bambang optimistis, pekerjaan lanjutan sodetan Ciliwung-KBT akan segera berjalan. Apalagi, pada Rabu (4/8/2021), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sudah meninjau lokasi pembangunan Sodetan Sungai Ciliwung bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dalam laman resmi Kementerian PUPR, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, pembangunan lanjutan sodetan Ciliwung mengalami perubahan trase sehingga mengurangi panjang terowongan 113 meter dari panjang semula 662 meter menjadi 549 meter. Pekerjaan sodetan akan segera dimulai dan menyisakan pembebasan 6 bidang tanah seluas 10.494 meter persegi yang akan dieksekusi oleh Kantor BPN.
”Kalau pembebasan lahan sudah selesai, maka berdasarkan pengalaman sebelumnya, konstruksinya bisa selesai lebih cepat,” kata Basuki.
Dengan adanya perubahan trase, pekerjaan lanjutan yang dimulai pada Agustus 2021 ini akan mengerjakan sodetan sepanjang 549 meter. Dengan sodetan yang sudah jadi, 550 meter, nantinya panjang sodetan akan menjadi 1,1 km.
Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan sodetan ini akan mengurangi debit banjir Sungai Ciliwung dengan mengalirkan air 60 meter kubik/detik ke Kanal Banjir Timur, yaitu saat Sungai Ciliwung tidak lagi mampu menampung debit air pada perkiraan debit banjir ulang 25 tahunan sebesar 508 meter kubik/detik.
”Sehingga insya Allah akan mengurangi risiko banjir pada beberapa kawasan di hilir Sungai Ciliwung, misalnya Kampung Melayu dan Manggarai,” katanya.
Adapun proyek sodetan Ciliwung ke BKT itu, pada 2015 diketahui pembangunan sodetan Sungai Ciliwung telah tuntas sepanjang 550 meter. Proyek kemudian dilanjutkan pada 2015-2017 dengan pembangunan permanen outlet dan dinding penahan tanah Kali Cipinang.
Pada Tahun Anggaran 2021, Kementerian PUPR melanjutkan pekerjaan sodetan Ciliwung ke KBT sepanjang 714 meter yang terdiri dari Zona A berupa bangunan permanen inlet open channel 165 meter dan normalisasi Ciliwung; Zona B berupa terowongan ganda sodetan dari inlet ke arriving shaft 549 meter; dan Zona D normalisasi Kali Cipinang dan KBT.
Pembangunan sodetan Ciliwung dilaksanakan kontraktor PT Wijaya Karya-PT Jaya Konstruksi, KSO dan konsultan supervisi PT Virama-Supra-TAA, KSO dengan masa pelaksanaan Agustus 2021-Agustus 2023. Alokasi anggaran untuk konstruksi sodetan (terowongan) dan galian alur untuk menambah kapasitas tampung Sungai Cipinang Rp 683,9 miliar.
Proyek Sodetan Sungai Ciliwung merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir di ibu kota Jakarta dari hulu hingga hilir. Di bagian hulu, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan pembangunan dua bendungan kering (dry dam) di Kabupaten Bogor, yakni Bendungan Ciawi dengan kapasitas tampung 6,05 juta meter kubik dan Bendungan Sukamahi berkapasitas tampung 1,68 juta meter kubik. Progres kedua bendungan ini sudah di atas 75 persen dan ditargetkan selesai November 2021.
Di bagian tengah atau daratan Jakarta, sudah dikerjakan normalisasi Sungai Ciliwung sejak tahun 2013 hingga 2017 sepanjang 16,2 km dari total 33,7 km. Mulai tahun 2021 dilanjutkan pekerjaan normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 1,2 km dan pengadaan tanah.
Kemudian pembangunan Stasiun Pompa Ancol Sentiong kapasitas 50 meter kubik/detik dilaksanakan tahun 2020-2022 dengan biaya Rp 437,6 miliar serta pembangunan sodetan Sungai Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur sepanjang 1,26 km yang sudah kontrak sejak 30 Juli 2021.
Upaya mengurangi risiko banjir di wilayah Jakarta bagian hilir juga dilakukan dengan membangun Tanggul Pantai untuk pantai dan muara sungai yang kritis sepanjang 46,2 km. Tanggul yang telah dikerjakan sepanjang 13 km dan direncanakan akan dikerjakan sepanjang 33,2 km yang terbagi menjadi 2, yakni Kementerian PUPR (10,8 km) dan Pemprov DKI Jakarta (22,4 km). Tahun 2021, Kementerian PUPR mengerjakan tanggul sepanjang 3,8 km.