Dalam seminggu narik, seorang tukang becak di Kota Bogor hanya dapat maksimal Rp 100.000. Mendapat bantuan dari pembaca ”Kompas” dirasakannya sangat membantu ia dan keluarganya yang terdampak pandemi.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menyerahkan 300 paket bahan pokok kepada Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, di Posko Logistik Gedung Wanita, Jumat (6/8/2021).
Pandemi Covid-19 yang tidak tahu kapan berakhir dan berbagai kebijakan pengetatan seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 berdampak besar kepada warga kelas menengah ke bawah, pekerja harian, dan buruh, di sejumlah daerah di Indonesia termasuk di Kota Bogor.
Kondisi itu menggerakkan pembaca harian Kompas untuk membantu dan berbagi melalui Dana Kemanusian Kompas (DKK) sebanyak 300 paket bahan pokok kepada Pemkot Bogor.
”Belum tahu kapan berakhirnya (pandemi). Sementara kita melihat kebutuhan warga seperti buruh harian, pekerja lepas, karyawan yang dirumahkan, dan warga yang menjalani isolasi mandiri, masih sangat tinggi. Jadi bantuan sembako dari pembaca harian Kompas ini sangat berarti. Ini luar biasa,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya, Jumat (6/8/2021).
Dalam seminggu narik, total hanya dapat maksimal Rp 100.000. Jadi bantuan ini saya terima kasih dan ini sangat membantu.
Bima mengucapkan terima kasih atas bantuan paket sembako dari pembaca Kompas dan dari berbagai pihak. Bantuan yang terus mengalir masuk ke Posko Logistik Gedung Wanita itu membuktikan solidaritas yang luar biasa dan menjadi modal sosial yang kuat.
”Dalam penanganan pandemi seperti saat ini, modal sosial yang kuat ini sangat berarti. Bantuan paket dari DKK dan bantuan lainnya akan segera kami salurkan ke seluruh kelurahan dan langsung disalurkan ke warga-warga yang sangat membutuhkan dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan harian,” tutur Bima.
Ketua Yayasan DKK A Tomy Trinugroho mengatakan, 300 paket kebutuhan pokok yang diserahkan ke Pemkot Bogor terdiri dari beras, minyak goreng, gula, masker, dan lainnya. Bantuan ini akan disebar ke 11 kelurahan.
Bantuan untuk warga Kota Bogor itu bagian dari program DKK agar tetap sasaran atau bisa langsung dirasakan oleh warga. Tidak hanya untuk warga di Kota Bogor, bantuan serupa juga disalurkan ke warga terdampak di Surabaya, Bandung, Jakarta, Aceh, dan kota lainnya.
”Kita paham, sejak PPKM 3 Juli tentu sangat berat untuk sebagian warga yang isoman dan yang terdampak secara ekonomi. Ini hanya sebagian kecil untuk kita saling berbagi. Dana ini merupakan bantuan dari pembaca harian Kompas. Tidak hanya warga, bantuan juga kami salurkan ke para tenaga kesehatan,” tutur Tomy.
Bantuan di masa pandemi, kata Tomy, tidak berhenti di Kota Bogor, akan ada kota lainnya yang juga akan dijangkau dan bantuan akan ditingkatkan dengan produk yang menjawab kebutuhan terhadap pasokan vitamin dan masker.
Tak jauh dari Posko Logistik Gedung Wanita, Ade (55) tukang becak, duduk bersandar di tembok. Ia cukup kaget dengan kedatangan Tomy dan Muzakkir selaku Koordinator Logistik Posko Bantuan Kota Bogor, membawa satu paket sembako dan menyerahkan paket itu kepadanya.
”Sejak pandemi, apalagi ada aturan PPKM terasa berat sekali. Penumpang sepi. Sehari bisa tidak dapat penumpang, tidak ada bawa uang ke rumah. Dalam seminggu narik, total hanya dapat maksimal Rp 100.000. Jadi bantuan ini saya terima kasih dan ini sangat membantu sekali,” kata pria yang sudah menjadi tukang becak sekitar 30 tahun itu.