Ratusan Tenaga Kesehatan di Tangsel Sementara Tak Bisa Bertugas
Kota Tangerang Selatan di Banten kekurangan tenaga kesehatan karena sebagian terpapar SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Kota Tangerang Selatan semakin kekurangan tenaga kesehatan setelah setidaknya 180 tenaga kesehatan terkonfirmasi positif Covid-19. Situasi tersebut menyulitkan pemantauan pasien isolasi mandiri ataupun pelacakan kasus korona.
Hingga Rabu (21/7/2021), tercatat 19.173 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Tangerang Selatan. Sebanyak 5.963 kasus dalam perawatan, 579 kasus meninggal, dan 12.631 orang sembuh.
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, 180 tenaga kesehatan itu bertugas di puskesmas dan rumah sakit umum. Jumlah tersebut mencakup 33 persen tenaga kesehatan yang bernaung di dinas kesehatan. ”Mereka isolasi mandiri, gejala ringan, gejala sedang, dan seterusnya. Mereka belum bisa bertugas, kami jelas kekurangan tenaga kesehatan,” ucapnya.
Benyamin pun meluncurkan program Tangerang Selatan memanggil dan telemedik. Dengan begitu, ada tambahan tenaga kesehatan dan pemantauan pasien isolasi mandiri.
Di tengah lonjakan kasus dan kurangnya tenaga kesehatan, Puskesmas Pisangan di Ciputat Timur memaksimalkan tenaga kesehatan yang ada untuk pemantauan pasien isolasi mandiri dan pelacakan kasus.
Kepala Puskesmas Pisangan Enting Susilawati menyebutkan, tenaga kesehatan memprioritaskan kunjungan pada pasien isolasi mandiri yang bergejala sedang dan berat. ”Kami ada petugas ngider (keliling) sehat dan tim PSC (cepat tanggap darurat) yang kunjungan ke lokasi pasien isolasi mandiri,” ujarnya.
Petugas keliling bekerja hingga pukul 12.00. Sementara tim PSC hingga pukul 20.00. Mereka siap ke rumah pasien jika dihubungi selama jam kerja tersebut.
Enting menambahkan, puskesmas melacak kontak kasus positif ketika ada laporan kasus baru atau temuan kasus. Pelacakan berlangsung pada maksimal 10 kontak erat.
Zona merah
Sepanjang PPKM darurat, Provinsi Banten yang dijuluki ”Tanah Para Jawara” masih berada dalam zona merah. Dinas Kesehatan Banten melaporkan 63.496 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 7.232 kasus dalam perawatan, 1.625 kasus meninggal dunia, dan 54.639 kasus sembuh.
Keterisian ruang perawatan intensif mencapai 90 persen atau terpakai 463 tempat tidur dan tersisa 46 unit. Sementara tempat tidur isolasi di rumah sakit terisi 85,83 persen. Sebanyak 4.331 tempat tidur terpakai sehingga tersisa 614 unit di rumah sakit rujukan Covid-19. Adapun tempat tidur di 12 rumah singgah se-Banten terisi 68 persen. Sebanyak 985 terpakai, tersisa 315 unit.
Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, pihaknya telah mendapatkan tambahan bantuan oksigen dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) untuk fasilitas kesehatan dan warga yang menjalani isolasi mandiri. Bantuan oksigen 120 ton tersebut akan disalurkan secara bertahap selama dua bulan. Pendistribusian berlangsung di PT Utama Gas Multi Perkasa, Kota Serang, sejak Senin (19/7/2021).
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Banten Inspektur Jenderal Rudy Heriyanto memastikan adanya peningkatan tes, lacak, dan perawatan serta pembatasan mobilitas warga. Keputusan tersebut berdasarkan rapat koordinasi dalam Implementasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 di Wilayah Jawa-Bali.
”Peningkatan jumlah tes harus mengikuti strategi yang benar, di antaranya prioritas penemuan kasus pada suspek dan kontak erat dari kasus terkonfirmasi. Semua kontak erat dites dan dikarantina serta lakukan pemeriksaan kesehatan,” katanya.
Hingga Rabu (21/7/2021), masih banyak kendaraan yang diputar balik di titik penyekatan ataupun dilakkan teguran kepada pelanggar PPKM darurat. Petugas memutarbalikkan 4.197 kendaraan, terdiri dari roda dua, roda empat, minibus, dan bus.
Dalam patroli PPKM darurat, petugas menindak 286 warga. Sebanyak 231 orang kena teguran lisan, 30 orang teguran tertulis, dan 25 orang dibubarkan karena berkerumun.