Idul Adha, Transjakarta Beroperasi sampai Pukul 20.30
Pelayanan publik di bidang transportasi umum ini dipastikan tetap berjalan di tengah PPKM darurat dengan memerhatikan aturan berlaku.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – PT Transportasi Jakarta melakukan penyesuaian jam layanan pada masa perayaan Idul Adha 2021 untuk masyarakat umum. Namun untuk tenaga kesehatan, jam layanan sama seperti pengaturan selama PPKM Darurat.
Direktur Operasional PT Transportasi Jakarta Prasetia Budi, Selasa (20/07/2021) melalui keterangan tertulis menjelaskan, pada perayaan Idul Adha, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) melakukan penyesuaian layanan operasional, yaitu mulai pukul 09.00–20.30.
Menurut Prasetia Budi, kebijakan ini diberlakukan untuk memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan yang masih harus bertugas untuk melaksanakan ibadah sholat Idul Adha bersama keluarga terlebih dahulu.
“Seusai melaksanakan ibadah, semua karyawan bertugas kembali untuk melayani masyarakat yang masih harus beraktivitas di luar rumah. Semua petugas yang terjun ke lapangan mengenakan seragam muslim secara serentak yakni baju koko untuk pria dan busana muslim untuk petugas wanita,” ujar Prasetia.
Namun, kebijakan itu berbeda untuk tenaga kesehatan. Layanan untuk tenaga kesehatan tetap dilakukan seperti operasi normal yang diatur melalui SK Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta No.259 Tahun 2021, yaitu mulai pukul 05.00-20.30.
Pada libur Idul Adha, Prasetia menyatakan, selain penyesuaian jam operasi, Transjakarta juga melakukan penyesuaian rute. Rute-rute yang beroperasi hanyalah rute-rute reguler yang biasa beroperasi untuk layanan akhir pekan.
“Jadi, ada beberapa rute yang tidak dioperasikan seperti layanan Royaltrans atau rute Cibubur – BKN (7C). Jadi, bagi masyarakat yang ingin beraktivitas bisa menyesuaikan jadwal dan mengatur perjalanannya bersama Transjakarta,” kata Prasetia.
Untuk menekan persebaran Covid-19, Transjakarta ketat menerapkan prokes di semua armada. Bus yang beroperasi sudah dibersihkan dengan cairan disinfektan secara berkala, terpasang tanda jarak aman pada kursi pelanggan dan ketersediaan hand sanitizer.
Transjakarta juga tetap membatasi kapasitas pelanggan yakni maksimal 50 persen dengan ketentuan bus gandeng hanya boleh diisi maksimal 60 pelanggan, bus sedang maksimal 30 pelanggan, bus kecil maksimal 15 orang dan lima penumpang untuk bus kecil.
MRT tutup tiga stasiun
MRT Jakarta melakukan penutupan sementara tiga stasiun, yaitu Stasiun MRT Haji Nawi, Stasiun MRT ASEAN, dan Stasiun MRT Setiabudi Astra.
“Penutupan sementara diberlakukan mulai Minggu, 18 Juli 2021. Penutupan tiga stasiun kami lakukan untuk membatasi mobilitas masyarakat khususnya di Jakarta, yang nantinya diharapkan mampu mengurangi angka penyebaran virus COVID-19,” kata Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Achmad Pratomo.
Untuk kebijakan penutupan itu, MRT Jakarta sudah mengkaji bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, di antaranya tingkat kepadatan stasiun yang rendah, bukan merupakan stasiun besar, serta lokasi stasiun yang tidak berdekatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan.
Lantaran ada penutupan sementara tiga stasiun tersebut, MRT Jakarta mengimbau para pengguna untuk dapat menggunakan alternatif stasiun MRT terdekat lainnya. Stasiun alternatif tersebut, yaitu Stasiun MRT Cipete Raya dan Stasiun MRT Blok A sebagai alternatif Stasiun MRT Haji Nawi; Stasiun MRT Senayan dan Stasiun MRT Blok M BCA sebagai alternatif Stasiun MRT ASEAN; dan Stasiun MRT Bendungan Hilir dan Stasiun MRT Dukuh Atas BNI sebagai alternatif Stasiun MRT Setiabudi Astra.
Terkait PPKM Darurat, seperti yang telah diberitakan, MRT Jakarta telah menerapkan beberapa penyesuaian kebijakan layanan operasional. Di antaranya pemberlakuan dokumen STRP sebagai persyaratan pelaku perjalanan, perubahan jadwal operasional, dan pemberlakuan protokol kesehatan di stasiun MRT secara ketat.