Timah panas bersarang di kaki dua anggota komplotan begal yang membacok korbannya hingga tewas di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
KOMPAS/Polres Metro Bekasi Kota
Warung di Jalan Jatiasih, Kota Bekasi, yang dirampok pada Selasa (13/7/2021) dini hari.
JAKARTA, KOMPAS — Dua anggota komplotan begal yang membacok korbannya hingga tewas di Kota Bekasi, Jawa Barat diringkus polisi dari Polda Metro Jaya. Mereka dihadiahi timah panas karena berusaha melarikan diri ketika hendak ditangkap.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus menyebutkan, aksi komplotan itu viral di media sosial. Mereka mencuri kotak amal, membacok korbannya hingga tewas, dan mengambil gawainya sebelum melarikan diri.
”Mereka sebut komplotannya Geng Brutal. Saat beraksi mereka dalam keadaan mabuk supaya lebih nekat atau berani. Tujuan dari kejahatannya untuk membeli minuman keras,” ucapnya, Jumat (16/7/2021).
Selasa (13/7/2021) pukul 04.30, tujuh anggota Geng Brutal mendatangi warung bubur ayam di Jalan Raya Jatiasih, Kota Bekasi. Mereka berboncengan menggunakan tiga motor.
Lima pelaku berjaga-jaga di depan warung. Sementara dua lainnya, S dan MS, masuk ke dalam warung dengan menenteng celurit.
Keduanya mengambil kotak amal berisi uang sekitar Rp 800.000. Belum puas, mereka membegal seorang warga yang sedang minum kopi di dalam warung. Sempat terjadi aksi saling tarik gawai, sebelum S membacok dada korban karena berteriak minta tolong kepada warga sekitar.
”S membacok dada korban sehingga terjadi luka sobek yang cukup dalam. Korban meninggal di rumah sakit,” ujarnya.
Korban, LMKD (24), tewas di warung bubur ayam dengan luka sabetan senjata tajam. Saksi mata melihat korban bersimbah darah dengan luka terbuka.
Selama pandemi Covid-19 masih saja pelaku kejahatan jalanan beraksi. Kami evaluasi dan tingkatkan patroli, khususnya di daerah rawan. Tim dari polres juga bergerak untuk antisipasi kejahatan termasuk pencurian kendaraan bermotor.(Yusri Yunus)
Kepala Seksi Humas Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing Andari mengatakan, korban kritis saat dibantu warga dan meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Selain memeriksa saksi, polisi juga membuka rekaman kamera pengawas (CCTV) yang berada di dekat lokasi kejadian.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus menunjukkan gambar hasil rekaman CCTV dan barang bukti berupa senjata tajam yang digunakan komplotan begal untuk melakukan tindak kejahatan saat rilis kasus pembegalan di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (21/2/2020).
Tim Reserse Mobil Polda Metro Jaya melacak gawai korban hingga menangkap D di Jakarta Timur pada Selasa sekitar pukul 18.00. Penadah barang curian itu membeli gawai dari S dan MS seharga Rp 1 juta, tetapi baru membayar Rp 500.000.
Dalam pemeriksaan, D menyebut nama S dan MS. Tim pun bergerak menuju Kota Bekasi pada Rabu (14/7/2021). Mereka menangkap S dan MS di rumahnya masing-masing. Keduanya berusaha melarikan diri sehingga dihadiahi timah panas pada bagian kaki.
Yusri mengatakan, polisi sudah mengantongi identitas lima anggota Geng Brutal yang masih buron. Mereka semua terancam hukuman penjara 9 tahun hingga 15 tahun karena membunuh korbannya.
”Selama pandemi Covid-19 masih saja pelaku kejahatan jalanan beraksi. Kami evaluasi dan tingkatkan patroli, khususnya di daerah rawan. Tim dari polres juga bergerak untuk antisipasi kejahatan termasuk pencurian kendaraan bermotor,” katanya.
ARSIP KOMPAS
Ilustrasi
Kasus pencurian dengan kekerasan yang memakan korban juga menimpa Suwono (41), warga Jatibening Baru, Kota Bekasi, pada 12 Maret 2021 pukul 04.00. Korban ditemukan di Jalan KH Noer Ali, Bekasi Selatan, dalam kondisi luka berat akibat sabetan benda tajam.
”Korban meninggal di rumah sakit. Sempat dirawat, tetapi mungkin kehabisan darah dan luka yang cukup parah, korban meninggal,” kata Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Selatan Komisaris Imam Syafi’i, (Kompas.id, 13/3/2021).
Korban diduga dibegal saat melintas dengan kendaraan bermotor menuju ke tempat kerja. Namun, dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan barang korban yang hilang atau dicuri para pelaku. Para pelaku diduga tidak sempat mengambil barang-barang korban lantaran tindakan mereka terlebih dahulu diketahui warga sekitar.