Tangerang Selatan Kekurangan Anggaran Penanganan Covid-19
Anggaran penanganan Covid-19 di Kota Tangerang Selatan dari belanja tidak terduga tersisa Rp 4,7 Miliar dari Rp 12 miliar.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Pemerintah Kota Tangerang Selatan di Banten kekurangan anggaran untuk menangani pandemi Covid-19. Wali Kota Benyamin Davnie meminta bantuan anggaran kepada pemerintah pusat dan provinsi.
Benyamin menyebutkan, alokasi anggaran belanja tidak terduga untuk penanganan Covid-19 tersisa Rp 4,7 miliar dari total Rp 12 miliar. Dana habis terpakai untuk sektor kesehatan, pemulihan ekonomi, dan lainnya sehingga membutuhkan bantuan keuangan melalui bagi hasil pajak atau hibah.
”Pendapatan asli daerah tertekan hingga 35 persen selama pandemi Covid-19. Kami lakukan refocusing anggaran sebesar Rp 28 miliar untuk tambah dana penanganan Covid-19. Akan tetapi, masih kurang sehingga meminta bantuan dari provinsi dan pusat,” ucapnya pada Rabu (14/7/2021).
Pendapatan asli daerah tertekan hingga 35 persen selama pandemi Covid-19.
Pemkot Tangerang Selatan antara lain meminta bantuan dana kepada Pemprov Banten untuk penambahan fasilitas ruang perawatan di Rumah Sakit Umum Serpong Utara. Rumah sakit rujukan Covid-19 itu baru mengoperasikan 25 tempat tidur perawatan dari 70 tempat tidur perawatan dan enam ruang intensive care unit (ICU) yang tersedia karena keterbatasan dana.
Bantuan dana juga diajukan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk operasional Rumah Sakit Umum Pondok Aren. Rumah sakit itu diproyeksikan untuk rujukan pasien Covid-19 dengan kapasitas 100 tempat tidur perawatan dan delapan tempat tidur ICU.
PPKM darurat
Selain kekurangan dana, Pemkot Tangerang Selatan masih menghadapi lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 hingga ratusan setiap harinya. Rabu ini Satgas Covid-19 Tangerang Selatan mencatat tambahan 485 kasus positif. Sementara Selasa kemarin tambahan kasus positif sebanyak 302 kasus.
Adapun secara keseluruhan, jumlah kasus positif Covid-19 mencapai 15.516 kasus. Dari jumlah itu, 3.213 kasus dalam perawatan dan isolasi mandiri, 504 meninggal, dan 11.799 kasus sembuh.
Benyamin memastikan, jajarannya bersama TNI dan Polri akan menggencarkan penegakan hukum protokol PPKM darurat, penyekatan mobilitas, dan vaksinasi termasuk kepada anak usia 12-17 tahun serta penambahan lahan makam di TPU Sari Mulya di Setu.
”Kami akan evaluasi mana kelurahan yang penularan tinggi dan warga isolasi mandiri dirawat di mana saja. Nanti kelurahan atur buka tutup wilayahnya,” katanya.
Vaksinasi pelajar
Pemkot Tangerang Selatan juga memulai vaksinasi kepada pelajar usia 12-17 tahun. Sebanyak 1.600 anak menjalani vaksinasi yang digagas oleh Badan Intelejen Daerah Provinsi Banten di SMP Negeri 11, Sinarmas Academy, dan Global Jaya Bintaro.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan Taryono mengatakan, terdapat 52.406 siswa berusia 12-17 tahun di Tangerang Selatan. Sekolah akan membantu pendaftaran ke sentra vaksinasi terdekat. Meski begitu, diharapkan pula peran serta orangtua atau komite sekolah untuk memobilisasi anak-anak dengan menghubungi puskesmas, kecamatan, kelurahan atau polsek terdekat untuk vaksinasi.