Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Bogor Berlakukan Pengetatan RT/RW
Meski PPKM darurat efektif menekan mobilitas warga, kasus positif Covid-19 harian di Kota Bogor masih menunjukkan tren peningkatan. Ketersediaan oksigen medis menipis.
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bogor siap memperkuat pengawasan di tingkat mikro dengan memberlakukan penutupan portal wilayah RW. Satgas juga akan memperkuat pengawasan warga yang menjalani isolasi mandiri agar tidak terjadi lonjakan kasus fatal.
Wali Kota Bogor Bima Arya, Selasa (13/7/2021), mengatakan, sepekan lebih pelaksanaan PPKM darurat belum bisa disimpulkan berhasil atau efektif karena tren kasus masih meningkat meski mobilitas warga jauh turun di atas rata-rata 20 persen. Penurunan mobilitas warga ini berkat pengawasan, penyekatan, dan pemeriksaan tim polisi dan TNI. Penurunan mobilitas ditargetkan hingga 50 persen.
Penurunan mobilitas warga, jelas Bima, tidak hanya dari indikator pengawasan di lapangan, tetapi juga melalui tiga indikator, yaitu facebook mobility, google traffic, dan intensitas cahaya di malam hari dari NASA/NOAA. Tiga indikator itu kemudian digabung menjadi satu indikator komposit dalam melihat pergerakan masyarakat.
Selain target penurunan mobilitas 50 persen, lanjut Bima, fokus satgas adalah penguatan di level mikro. Untuk itu, satgas akan memberlakukan penutupan portal wilayah RW mulai pukul 20.00. Bima mengakui, dalam hal menekan mobilitas warga di wilayah makro pihaknya cukup berhasil. Namun, di wilayah mikro masih perlu diperkuat pengawasan kepatuhan protokol kesehatan dan mobilitas warga.
”Selama PPKM darurat di Jawa-Bali ada penurunan aktivitas. Khusus Kota Bogor, penurunan mobilitas menjadi salah satu kota di Jawa Barat yang terbaik. Memang ada penurunan mobilitas, tetapi tren kasus masih tinggi. Ini yang harus diperkuat lagi pengawasan di level wilayah RT/RW zona merah, terutama kepatuhan protokol kesehatan dan warga yang isolasi mandiri,” kata Bima seusai rapat bersama Satgas Pengendalian Covid-19 Kota Bogor, Selasa (13/7/2021) malam.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Minggu (11/7/2021), konfirmasi positif sebanyak 228 kasus. Angka konfirmasi positif harian itu terendah sejak kebijakan PPKM darurat. Namun, data Senin (12/7), angka konfirmasi positif kembali meningkat. Ada penambahan 461 kasus sehingga total menjadi 25.839 kasus. Adapun yang masih sakit bertambah 400 sehingga total ada 7.914 kasus. Selesai isolasi atau sembuh 17.626 kasus dan meninggal 299 kasus.
Jika merujuk data yang sama sejak dimulainya PPKM darurat pada Sabtu (3/7/2021), Kota Bogor masih menunjukkan tren peningkatan kasus. Bahkan, dalam sepekan kebijakan pengetatan mobilitas warga itu terjadi tiga kali lonjakan kasus, yaitu pada Senin (5/7/2021) sebanyak 562 kasus, Kamis (8/7/2021) sebanyak 524 kasus, dan Jumat (9/7/2021) sebanyak 622 kasus.
Bima melanjutkan, dalam situasi kedaruratan penanganan hulu dan hilir harus kuat. Ia memerintahkan lurah dan semua aparatur wilayah untuk fokus terhadap warga yang isolasi mandiri. Koordinasi dengan sukarelawan, RW siaga, dan tim puskesmas harus lebih rapi.
”Pengawasan dan koordinasi harus diperkuat oleh RW siaga, tim puskesmas, dan sukarelawan. Satu sukarelawan jaga satu rumah isolasi mandiri. Jangan sampai ada lonjakan kasus warga meninggal saat isolasi mandiri. Ini tidak boleh luput,” lanjut Bima. Data selama 3-11 Juli 2021 menunjukkan, ada 40 kasus meninggal saat isolasi di rumah.
Camat Bogor Timur Rena Da Frina mengatakan, ada 375 rumah di Bogor Timur yang menjalani isolasi mandiri. Sesuai arahan Wali Kota Bogor, isoman warga di rumah melibatkan sukarelawan untuk membagi tugas pengawasan.
”Di Bogor Timur ada 22 sukarelawan. Kalau dibagi rata menangani 16 sampai 17 rumah. Sementara datanya itu, akan terus kami perbaharui,” tuturnya.
Sukarelawan ini, lanjut Rena, membantu tugas puskesmas yang saat ini hampir menyerah jika harus mengunjungi rumah satu per satu karena tenaga kesehatan puskesmas terbatas. Di sisi lain, kondisi rumah sakit penuh, stok oksigen menipis sehingga di wilayah memaksimalkan perawatan dan pemantauan mencegah pasien mengalami sakit parah.
”Kami selalu jemput bola mengingat angka kematian masih lumayan banyak. Tiga hari lalu ada enam pasien Covid-19 yang meninggal saat isoman,” kata Rena.
Ia menuturkan, masih banyak warga yang melakukan isolasi mandiri di rumah yang tidak melapor, tidak kooperatif, serta membuat tim puskesmas dan sukarelawan kesulitan untuk memantau dan mengawasi warga. Apalagi jika pasien meninggal dan tidak ada hasil usap (swab). Padahal, syarat pemulasaraan harus ada hasil tes usap.
”Tentu harapan bersama ada komitmen untuk melapor, kerja sama dari warga sangat dibutuhkan untuk tolong menolong agar tim puskesmas untuk tracing. Selain itu kami juga siaga 24 jam, silakan lapor atau hubungi," katanya.
Gencarkan vaksinasi
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, selain penguatan tim satgas RW, pihaknya bersama TNI juga akan membantu pengawasan dan patroli. Upaya dan fokus lainnya saat ini adalah pelaksanaan vaksinasi dari pintu ke pintu di wilayah sekitar RW zona merah.
”Kami sehari target seratus warga menerima vaksin. Kami door to door, tidak dilakukan secara acak, tetapi kami sudah melakukan pemetaan dan survei dulu untuk wilayah sekitar RW/RT zona merah. Ini upaya bersama untuk menekan kasus sekaligus edukasi kepatuhan protokol kesehatan di wilayah,” kata Susatyo.
Bima melanjutkan, meski sudah ada bantuan tabung oksigen, Kota Bogor belum keluar dalam situasi kritis dan mengkhawatirkan. Dari lima filling station saat ini, hanya bisa memenuhi kebutuhan rumah sakit dan puskesmas satu atau dua hari ke depan. Bima berharap pemerintah pusat memberikan atensi penuh dan bantuan tambahan oksigen terutama ke lima filling station.
”Oksigen masih krisis, saya harus sampaikan apa adanya. Lima titik filling station hampir kosong, hanya bertahan 1-2 hari ini. Kami terus berupaya maksimal untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Kita dapat bantuan hari ini dari PT Pupuk Kujang. Satu atau dua hari ini akan ada bantuan lagi dari Tanoto Foundation,” katanya.