Jemput Bola, Jakarta Siapkan 16 Mobil Vaksin Keliling
Mobil vaksin akan berkeliling wilayah Jakarta dan petugas akan memvaksin warga yang sudah mendaftar lewat aplikasi JAKI. Akhir Agustus 2021, DKI Jakarta menargetkan memvaksin 8,8 juta warganya.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk memenuhi target 8,8 juta warga tervaksin hingga akhir Agustus 2021, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menguji coba mobil vaksin keliling. Sebanyak 16 mobil vaksin keliling hasil kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan disiapkan untuk langkah jemput bola.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam uji coba mobil vaksin keliling di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (7/7/2021), menjelaskan, proses vaksinasi dalam pandemi Covid-19 menjadi upaya untuk mencapai kekebalan komunitas. Target 8,8 juta warga tervaksin dalam dua bulan mendatang jelas perlu perjuangan.
Dari total 16 mobil vaksin, ada 3 mobil dari Polda Metro Jaya, 3 mobil dari Kodam Jaya, 2 mobil dari Kemendikbudristek, 5 mobil dari DKI Jakarta, dan 3 mobil dari PT Magenta Media Tama. ”Ini kolaborasi dengan Aprindo, Apindo, Hipindo, Kadin, dan tenaga-tenaganya juga merupakan tenaga sukarelawan yang bersama-sama disumbangkan dari institusi ini,” kata Anies.
Anies berharap, dengan pengoperasian mobil vaksin keliling, akses masyarakat terhadap vaksin akan lebih mudah. Untuk mendapatkan vaksin melalui mobil vaksin keliling, masyarakat bisa mendaftar melalui aplikasi JAKI.
Apabila warga sudah mendaftar di lokasi tertentu melalui aplikasi JAKI dan di lingkungannya kedatangan mobil vaksin keliling, maka vaksinasi dapat langsung dilakukan di mobil vaksin keliling karena data warga tersebut sudah masuk ke dalam sistem JAKI.
Mobil vaksin keliling ini juga diharapkan bisa melayani vaksinasi warga usia 12 tahun ke atas sehingga anak-anak lebih terlindungi dari paparan Covid-19. ”Jadi semua orang di atas 12 tahun bisa mendapatkan vaksinasi lewat mobil vaksin keliling,” kata Anies.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia memaparkan, untuk vaksinasi program total dosis pertama di DKI Jakarta sampai dengan 6 Juli 2021 sudah sebanyak 4.909.676 orang atau 55,7 persen divaksin. Adapun total dosis kedua mencapai 1.938.103 orang atau 22 persen.
Capaian vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun untuk dosis pertama telah dilakukan sebanyak 2,0 persen. Untuk warga usia 18-59 tahun, dosis pertama telah dilakukan sebanyak 54,3 persen dan vaksinasi dosis kedua sebanyak 17,7 persen.
Untuk kelompok lansia, vaksinasi dosis pertama telah dilakukan 65,8 persn dan vaksinasi dosis kedua sebanyak 58,7 persen. Sementara vaksinasi gotong royong, untuk dosis pertama telah diberikan kepada 94.473 orang dan dosis kedua sebanyak 34.300 orang.
Soal sanksi
Secara terpisah, Gilbert Simanjuntak, anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta, menegaskan, untuk bisa membentuk kekebalan komunitas (herd immunity) 70 persen, maka vaksinasi kepada kelompok usia 12-18 tahun harus menjangkau populasi total atau 100 persen seluruh anak. Sayangnya, tidak ada penegasan harus ada sanksi bagi warga yang menolak vaksinasi. Padahal, kegagalan vaksinasi kepada kelompok ini menyulitkan untuk mencegah penularan.
Kelompok ini, kata Simanjuntak, mempunyai mobilitas yang tinggi, sulit diawasi dan bila terinfeksi umumnya tanpa gejala atau OTG. Mereka berpotensi menjadi sumber penularan yang mobile karena tidak ada gejala atau keluhan, tetapi bergerak ke sana kemari. Kelompok ini juga sulit disuruh disiplin bermasker dan menjaga jarak, khususnya di permukiman padat.
”Penolakan vaksinasi oleh sekelompok orang harus diikuti dengan penerapan aturan yang sesuai sehingga tidak mengorbankan masyarakat secara umum bilamana ada yang tidak divaksin,” kata Simanjuntak.
Penegasan yang diharapkan bisa berupa larangan anak ikut pelajaran atau kegiatan ekstrakurikuler bila tidak divaksin, tidak diperkenankan ikut program tatap muka (PTM), penghentian subsidi, dan larangan mengikuti ujian/evaluasi. ”Akan sia-sia semua jerih payah dan pengorbanan tenaga dan nyawa mereka yang berjuang, juga korban yang meninggal, bilamana vaksinasi kepada kelompok ini gagal mencapai 100 persen,” kata Simanjuntak yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI itu.