Akses Warga Tanjung Burung Dua Kali Terputus dalam Setahun
Jalan utama ke Desa Tanjung Burung, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, kembali longsor pada Rabu (7/7/2021) pagi sehingga aktivitas warga terganggu.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Untuk kedua kalinya jalan utama ke Desa Tanjung Burung, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, terputus. Longsor pada Rabu (7/7/2021) pagi terjadi sebulan setelah jalan yang terletak di sempadan Sungai Cisadane itu diperbaiki secara darurat dengan cara pengerasan material.
Warga desa mendapati banyak retakan pada material jalan ketika hendak melintas. Retakan terus membesar hingga terjadi longsor pada pukul 07.30.
Material jalan selebar 4 meter itu longsor ke aliran sungai dan menyisakan lubang sepanjang 7 meter. Sisi jalan hanya tersisa selebar 0,5 meter untuk pejalan kaki.
Prayogo Ahmad Zaidi, Ketua Karang Taruna Kecamatan Teluk Naga, menuturkan, longsor terjadi karena tanggul darurat tidak mampu menahan beban material jalan dan tergerus oleh aliran air Sungai Cisadane.
”Tanggul penahan air tak kunjung diperbaiki sehingga longsor lagi. Warga ingin solusi karena sebaik apa pun konstruksi jalan tetap akan longsor jika tanggul penahan tidak diperbaiki,” katanya.
Prayogo menambahkan, warga masih bisa beraktivitas melalui jalan alternatif selebar 3 meter. Jalan alternatif itu dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang ketika terjadi longsor April lalu.
Pemerintah Kabupaten Tangerang bersama Camat Teluk Naga telah meninjau lokasi. Mereka menjanjikan akan kembali memperbaiki jalan sembari mencari solusi supaya tidak longsor.
Secara terpisah, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Heri Mulyono mengatakan, jalan di sempadan Sungai Cisadane itu dibangun tanpa izin. Sebab, tidak boleh ada pembangunan jalan di sempadan sungai.
”Kami minta direlokasi keluar dari sempadan sungai,” ujarnya.
Bambang menuturkan, sudah ada pembicaraan dengan Pemkab Tangerang perihal relokasi. Namun, dia tidak menjelaskan perkembangan relokasi.
Bambang menyebutkan, kerusakan tanggul di Desa Tanjung Burung tergolong berat sehingga tidak bisa ditangani secara darurat. Pihaknya akan mengusulkan penanganan tanggul di tahun depan.
Tanggul penahan air tak kunjung diperbaiki sehingga longsor lagi. Warga ingin solusi karena sebaik apa pun konstruksi jalan tetap akan longsor jika tanggul penahan tidak diperbaiki. (Prayogo Ahmad Zaidi)
Mereka juga tidak bertanggung jawab untuk memperbaiki jalan karena jalan tersebut bukan milik BBWSCC. Jalan dibangun oleh pihak swasta tanpa ada izin pemanfaatan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kompas, 8 April 2021).
Longsor
Sebelumnya jalan tersebut longsor dan tanpa upaya perbaikan selama 25 hari. Dampaknya sekitar 1.500 warga kesulitan beraktivitas karena jalan itu merupakan akses utama keluar masuk desa.
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang memulai perbaikan pada Mei lalu. Perbaikan bersifat tanggap darurat karena anggaran bantuan dari provinsi akan masuk lelang periode Juli-Agustus.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Slamet Budhi Mulyanto mengatakan, perbaikan jalan masih bersifat tanggap darurat supaya bisa dilintasi warga sekitar. Pengerasan jalan dengan beton masih menunggu penganggaran.
”Untuk sementara pengerasan material. Perkiraan jalan dapat bertahan selama satu tahun sebelum dilaksanakan penganggaran bantuan provinsi untuk dicor beton,” ujarnya, Selasa (18/5/2021).