Kasus Harian DKI Pecah Rekor Baru, Kontak Erat Diimbau Tes PCR
Jakarta mencatat rekor kasus positif harian di angka 10.485 pada Minggu. Kasus kematian saat isolasi mandiri juga naik. Tes PCR disarankan bagi kontak erat untuk percepat deteksi.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pada Minggu (4/6/2021), jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Ibu Kota kembali mencetak rekor baru. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia melalui keterangan resmi kemarin memaparkan, DKI melakukan tes PCR atas 30.203 spesimen yang diambil dari 24.162 orang. Hasilnya, ada kasus baru dengan 10.485 positif dan 13.677 negatif.
Selain itu, Dinkes DKI juga melakukan tes cepat antigen kepada 2.939 orang. Hasilnya, 952 positif dan 1.987 negatif. Hasil dari tes cepat antigen belum dimasukkan ke dalam total kasus positif karena harus diuji kembali dengan tes PCR.
Melongok ke belakang, kenaikan signifikan kasus positif di Jakarta terjadi sejak Kamis (17/6) dengan angka 4.144 kasus positif harian. Sejak itu, angka kasus terus meningkat setiap hari.
Saya ingatkan kepada semua, pembatasan mobilitas harus dimulai dari diri kita masing-masing. Apakah kita termasuk dalam sektor itu atau tidak? Apabila tidak, ikhtiarkan untuk di rumah.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat melakukan kunjungan dan pemantauan ke posko-posko penyekatan menuju dan keluar Jakarta bersama Pangdam Jaya Mayor Jenderal Mulyo Aji dan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, beserta jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) menegaskan kepada seluruh masyarakat untuk mengurangi mobilitas. Terlebih jika mobilitas tersebut tak berkaitan dengan sektor yang sifatnya esensial dan kritikal.
Seperti diketahui, selama 3-20 Juli 2021 ditetapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Sejumlah ruas jalan dan wilayah kemudian dibatasi dan dilakukan penyekatan. Pada Minggu kemarin, Anies dan rombongan mendatangi sejumlah lokasi posko penyekatan, di antaranya Terminal Kalideres, Jalan Daan Mogot, kawasan Lenteng Agung, dan Jalan Raya Bogor.
”Saya ingatkan kepada semua, pembatasan mobilitas harus dimulai dari diri kita masing-masing. Apakah kita termasuk dalam sektor itu atau tidak? Apaila tidak, ikhtiarkan untuk di rumah,” kata Anies seperti dikutip dari keterangan resmi Pemprov DKI Jakarta.
Pengurangan mobilitas, menurut Anies, perlu dilakukan karena membantu menekan potensi penyebaran Covid-19 dan menyelamatkan sesama. Dengan kasus yang terus naik, situasi Ibu Kota mengkhawatirkan dan luar biasa. Itu dilihat dari banyaknya rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya yang kewalahan menangani pasien yang terus bertambah.
Kematian saat isolasi
Fasilitas kesehatan yang makin penuh berimbas pada banyaknya pasien Covid-19, bahkan yang bergejala terpaksa dirawat dan isolasi mandiri di rumah. Isolasi mandiri ini ternyata membawa kefatalan. Setidaknya, 45 orang dengan konfirmasi positif di DKI meninggal pada saat isolasi mandiri.
Ngabila Salama, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dalam seminar daring interaktif bertajuk ”Covid-19 Gelombang II: Positif? Gimana, ya?”, kemarin, menjelaskan, pada Sabtu terdapat 396 pemakaman dengan protokol tetap Covid-19 untuk jenazah positif dan terduga Covid-19. Sebanyak 45 kasus dari 396 kematian dilaporkan dari kasus isolasi mandiri.
Salah satu kefatalan saat isolasi mandiri terkait dengan happy hypoxia, yaitu saat kadar oksigen dalam darah (saturasi oksigen) yang awalnya bagus tiba-tiba merosot di bawah 85 persen. Akibatnya, yang bersangkutan sesak napas mendadak dan bisa meninggal.
Menurut epidemiolog di Dinas Kesehatan DKI, Inggariwati, yang hadir dalam webinar, sejak kasus Covid-19 di DKI melonjak tinggi, rata-rata per hari ada 30-35 prosesi pemulasaraan jenazah. Artinya, jenazah tidak meninggal di rumah sakit, tetapi di rumah.
”Memang ada yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan ada yang probable atau belum terkonfirmasi,” kata Inggariwati.
Penyebab warga isolasi mandiri di rumah salah satunya karena tingkat keterisian tempat tidur isolasi di rumah sakit di Jakarta yang saat ini penuh. Data Dinkes DKI per 2 Juli 2021, untuk tempat tidur isolasi dari 11.134 tempat tidur telah terisi 10.220 atau 92 persen. Adapun tempat tidur ICU, dari 1.344 tempat tidur sudah terisi 1.268 atau 94 persen.
Untuk pasien isolasi mandiri, kata Inggariwati, Dinkes DKI Jakarta sudah menginstruksikan kepada setiap puskesmas untuk memberikan paket obat kepada pasien yang tengah isolasi mandiri.
Ngabila menyebut, angka meninggal di rumah tinggal itu mengkhawatirkan. Ia meminta warga DKI tidak meremehkan hasil tes antigen karena hasil tes antigen negatif belum tentu hasil PCR juga negatif. Berdasarkan data Dinkes DKI, 30 persen orang yang terkonfirmasi positif adalah mereka yang tidak bergejala.
Ia menyarankan warga bergejala yang kontak erat dengan pasien kasus positif, sekalipun hasil tes antigennya negatif, tetap segera tes PCR. Untuk tes PCR ini, warga bisa datang ke puskesmas untuk mendapatkan tes. Di DKI Jakarta, ada 117 laboratorium dengan kapasitas pengujian 70.000 spesimen per hari.