Tabung Oksigen untuk Kemanusiaan, Gerakan Merawat Asa Pasien Covid-19
Oksigen kini barang langka nan berharga saat kasus Covid-19 melonjak tajam di Tanah Air. Satu tabungnya memberikan harapan bertahan hidup bagi pasien Covid-19 yang sesak napas dan kesulitan mendapat perawatan di RS.
Oleh
STEFANUS ATO
·5 menit baca
Sejak Kamis (1/7/2021) pagi hingga sore pukul 16.00, telepon seluler dokter Juanli terus berdering. Total sudah sekitar 80 panggilan masuk dari berbagai kalangan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Mereka menelepon meminta pertolongan agar mendapat bantuan tabung oksigen demi membantu keluarga atau kerabat yang sesak napas setelah terinfeksi Covid-19.
”Saya sejak pagi hingga sekarang, sudah 80 panggilan. Ini belum lagi dari teman-teman yang lain,” kata Juanli, saat dihubungi dari Bekasi, Kamis (1/7/2021) sore.
Juanli merupakan penggagas Gerakan Tabung Oksigen untuk Kemanusian. Gerakan ini sudah dimulai pada Januari 2021 saat gelombang pertama kasus Covid-19 meningkat di Indonesia.
Anggota dan sukarelawan dari gerakan tersebut sejauh ini mencapai 25 orang serta tersebar di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Mereka yang terlibat berasal dari tiga kalangan, yakni dokter, dokter gigi, dan masyarakat awam.
Puluhan sukarelawan itu setiap hari berbagi tugas untuk melayani warga yang membutuhkan. Mereka memiliki tiga tim, yakni tim hotline, skrining, dan tim yang bertugas mengarahkan warga yang membutuhkan bantuan oksigen untuk mengambil tabung di titik terdekat tempat sukarelawan berada.
”Sasaran kami ke pasien Covid-19. Kami pakai triage karena perlu memitigasi pasien-pasien mana yang memerlukan karena kondisi saat ini cukup banyak yang tidak mendapat kamar rumah sakit dan mereka berkeliling untuk mencari pertolongan di rumah sakit. Dan, sekarang, kan, rumah sakit penuh,” ucapnya.
Kami meminjamkan tabung dalam keadaan penuh selama lima hari. Setelah itu, pemakai kembalikan lagi dalam keadaan penuh juga.
Kesulitan warga mendapat rumah sakit itu yang menjadi fokus dari gerakan solidaritas tersebut. Selama ada warga yang menderita Covid-19 dengan tingkat saturasi oksigen rendah dan masih kesulitan dalam mendapat rumah sakit, tim sukarelawan membantu menyediakan oksigen tabung secara gratis.
Waktu pemakaian tabung oksigen paling lama lima hari. Jangka waktu tersebut diyakini cukup untuk membantu warga selama masa pencarian ruang perawatan di rumah sakit.
”Kami meminjamkan tabung dalam keadaan penuh selama lima hari. Setelah itu, pemakai kembalikan lagi dalam keadaan penuh juga,” katanya.
Galang donasi
Inisiatif untuk membantu warga yang kesulitan mendapat tabung oksigen ini bermula ketika pada suatu malam di Januari 2021, salah satu kerabat Juanli membutuhkan oksigen. Saat itu, ia dan istrinya yang juga berprofesi sebagai dokter gigi memiliki tiga tabung oksigen yang sementara tak digunakan.
”Ya sudah, kami kasih. Dari situ, kami berpikir, ini pasti banyak yang mencari tabung oksigen,” katanya.
Juanli juga selama ini membuka praktik pelayanan kesehatan di Susteran Putri Kasih, di Cilincing, Jakarta Utara. Namun, karena selama pandemi Covid-19 klinik di susteran itu tutup, ia meminta izin kepada pihak Susteran Putri Kasih untuk memberdayakan enam tabung oksigen yang ada di klinik tersebut.
Bermodalkan sembilan tabung oksigen itu, ia lalu menyebarluaskan niat baik itu ke berbagai kerabat dan kenalannya melalui pesan di grup Whatsapp. Penyebaran informasi tentang gerakan itu kemudian disambut oleh berbagai pihak, baik dari kalangan gereja maupun masyarakat luas.
”Jadi, total tabung oksigen yang kami miliki pertama kali itu ada 18 tabung dan kami mulai bergerak. Kami juga kembangkan sukarelawan dengan jumlah awal ada delapan sukarelawan,” katanya.
Upaya memperluas gerakan ini juga dilakukan dengan menggalang dana melibatkan warga yang ingin berdonasi. Dana dari setiap donatur itu kemudian digunakan untuk membeli tabung oksigen. Sampai saat ini, jumlah tabung oksigen yang tersedia mencapai 74 tabung oksigen. Berbagai tabung oksigen yang disumbangkan sukarelawan itu suatu saat akan dikembalikan ke para donatur ketika kasus Covid-19 di Tanah Air mereda.
Sunarwan, salah satu koordinator Gerakan Tabung Oksigen di wilayah Serpong, Tangerang Selatan, Banten, mengaku turut terlibat dalam kegiatan tersebut karena diajak dokter Juanli. Ia langsung menyetujui ajakan tersebut demi kemanusiaan.
”Saya sebagai ketua RW juga di sini ada gugus tugas. Siapa tahu kalau ada pasien yang membutuhkan, minimal kami bisa membantu meringankan,” kata lelaki yang menjabat sebagai Ketua RW 10 di wilayah Kelurahan Lengkong Gudang Timur, Kecamatan Serpong.
Di wilayahnya, awalnya hanya ada tiga tabung oksigen. Sunarwan kemudian dibantu oleh beberapa rekan lainnya sehingga total tabung oksigen yang ada dan siap untuk dipinjamkan ke warga yang membutuhkan kini 11 tabung.
Sunarwan di awal terlibat dalam gerakan ini, ia aktif berbagi informasi kepada siapa saja, termasuk melalui forum RW. Upaya itu sudah dilakukan jauh sebelum gelombang kasus Covid-19 kembali meningkat pada Juni 2021. Ia meminta kepada setiap kerabat dan kenalannya untuk segera memberikan informasi jika ada warga yang positif Covid-19 dan membutuhkan tabung oksigen.
Warga kesulitan
Kesulitan warga dalam mendapatkan oksigen sempat dialami oleh Achmad Mulyono (50) ketika ditemui tak jauh dari RSUD Kota Bekasi, 29 Juni 2021. Ia saat itu sedang menunggu adiknya yang sakit dan terbaring tak berdaya di salah satu tenda darurat di halaman RSUD Kota Bekasi dan mengeluhkan sesak napas serta membutuhkan alat bantu pernapasan.
Meski sudah berada di rumah sakit, kata Achmad, petugas rumah sakit memintanya untuk menyediakan oksigen secara mandiri lantaran oksigen yang ada di rumah sakit terbatas.
”Saya diminta petugas cari oksigen sendiri. Katanya, rumah sakit sudah tidak ada oksigen,” ucapnya.
Menanggapi keluhan warga, Direktur RSUD Chasbullah Abdulmajid Kusnanto Saidi mengatakan, ketersedian tabung oksigen di RSUD Kota Bekasi masih mencukupi. Hingga Rabu, masih ada 250 tabung oksigen besar dan 150 tabung oksigen kecil. Proses pengisian oksigen juga berjalan lancar lantaran pihak RSUD bekerja sama dengan tempat pengisian oksigen di wilayah Kota Bekasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati juga mengklaim persediaan tabung oksigen di rumah sakit yang ada di Kota Bekasi masih aman. Pihaknya belum menerima laporan tentang kekurangan tabung oksigen.
”Dari pihak kepolisian sudah bertanya bagaimana kondisi tabung gas oksigen di kami. Tetapi, sampai hari ini kami belum sampai pada kekosongan atau resesi,” ucap Tanti.
Diharapkan, jaminan aman para pejabat ini sesuai dengan fakta di lapangan. Di luar itu, masyarakat, khususnya yang tengah membutuhkan, setidaknya masih memiliki jaring pengaman berupa solidaritas sesama warga, seperti aksi tulus Juanli dan para sukarelawan lain.