Kasus Positif dan Meninggal Tinggi, Depok Masuk Zona Merah
Pada pekan ini dengan kenaikan kasus positif, meninggal, serta indikator penilai lainnya, skor indeks terus menurun dari 1,93 menjadi 1,8. Indeks itu menunjukkan Kota Depok masuk zona merah.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Status baru zona merah Covid-19 disematkan bagi Kota Depok, Jawa Barat. Salah satu indikator zona merah itu ialah angka meninggal yang mencapai 17 kasus dalam sehari, tertinggi selama pandemi awal Maret 2020. Warga diimbau untuk semakin waspada dan patuh protokol kesehatan.
Selama 22 pekan, Kota Depok masih berstatus zona orange atau risiko penularan sedang. Namun, pekan ini dengan kenaikan kasus positif, meninggal, serta indikator penilai lain, skor indeks terus menurun dari 1,93 menjadi 1,8. Indeks itu menunjukan Kota Depok masuk zona merah.
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, status zona merah itu harus disikapi serius dan semakin waspada oleh semua pihak. Warga diimbau tidak keluar rumah jika tidak dalam keadaan mendesak. Warga juga harus semakin meningkatkan protokol kesehatan.
”Kami melarang kegiatan di dalam ruang, tidak ada kegiatan yang berkumpul. Tempat hiburan dan wisata tutup, tidak mengizinkan layanan makan di tempat, anak balita, warga lansia, dan ibu hamil dilarang berkunjung ke pusat perbelanjaan. Warga di zona merah untuk mengganti shalat Jumat dengan shalat Zuhur di rumah. Kita bersama patuh dan ketat protokol kesehatan,” kata Idris dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/7/2021).
Berdasar data Dinas Kesehatan Kota Depok pada Rabu (30/6/2021), jumlah pasien Covid-19 sudah mencapai 8.895 pasien. Angka kematian akibat Covid-19 juga meningkat atau tertinggi selama pandemi, yaitu mencapai 17 kasus dalam sehari, sehingga total 1.087 pasien meninggal.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, selain penambahan 17 kasus meninggal, data juga menunjukkan tren peningkatan paparan Covid-19 harian sebanyak 741 kasus sehingga total mencapai 61.200 kasus.
”Pasien sembuh setiap harinya juga terus bertambah, ada 255 orang sembuh. Total 51.218 atau mencapai 83,69 persen. Sementara kasus aktif mencapai 8.895 kasus,” ujar Dadang.
Lahan TPU penuh
Tingginya angka kasus meninggal itu tidak hanya menyebabkan rumah sakit rujukan semakin penuh dan menambah beban tenaga kesehatan, tetapi juga mengakibatkan tempat pemakaman umum (TPU) Covid-19 mulai kekurangan lahan serta petugas semakin kewalahan.
Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pengelola Teknis Dinas (UPTD) Tempat Pemakaman Umum Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok Hasudungan mengatakan, TPU Tirta Jaya serta TPU Kalimulya 1, 2 dan 3 tidak lagi menyediakan lahan baru untuk pemakaman jenazah Covid-19. Kebijakan itu terpaksa diambil karena lahan tidak lagi cukup untuk pemakaman jenazah.
”Petugas pemakaman yang tidak sebanding juga semakin kewalahan. Jumlah petugas hanya sekitar 80 orang dan tersebar di 11 TPU. Mereka dalam beberapa sepakan ini saja terus bekerja keras karena kasus meninggal terus meningkat. Sehari mereka bisa mengali 20 makam, bahkan bisa lebih,” tutur Hasudungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok Ety Suryahati melanjutkan, sebagai antisipasi kekurangan lahan pemakaman akibat terus meningkatnya kasus Covid-19, DLHK sudah menyiapkan lahan di TPU Karaba Tapos.
”Kami siapkan lahan di TPU Karaba Tapos seluas sekitar 1,2 hektar dan berkapasitas 5.000 lubang,” kata Ety.