Inisiatif Pemda di Jabodetabek Tekan Penularan Covid-19
Pemerintah daerah di Jabodetabek menerapkan kebijakan baru pengetatan pergerakan warga. Ada penyekatan jalan sampai berbagai antisipasi lonjakan kasus di awal Juli ini.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany/Aguido Adri/Stefanus Ato
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pada Rabu (30/6/2021) ada tambahan 4.116 kasus di Jakarta sehingga total ada 70.039 kasus (dirawat/isolasi). Secara keseluruhan ada 543.468 kasus terkonfirmasi positif. Dari jumlah itu, sebanyak 8.486 orang meninggal dengan tingkat kematian 1,6 persen dan 464.943 orang sembuh dengan tingkat kesembuhan 85,6 persen.
Dari 193 RS di Ibu Kota, 140 RS di antaranya menjadi rujukan pasien Covid-19. Jumlah tempat tidur ruang perawatan intensif (ICU) 1.263 unit dan 92 persennya atau 1.164 tempat tidur telah terisi. Tempat tidur isolasi mencapai 10.448 unit dan 94 persen sudah terisi.
Bila tidak dilakukan pengetatan segera, 100.000 kasus aktif di Jakarta akan tercapai pada 8-13 Juli 2021.
Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, per Rabu merawat 7.167 orang di Menara 4, 5, 6, dan 7. Sementara Rumah Susun (Rusun) Nagrak kini terisi 1.268 pasien.
”Bila tidak dilakukan pengetatan segera, 100.000 kasus aktif di Jakarta akan tercapai pada 8-13 Juli 2021,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, seperti dikutip dari dokumen ”Situasi Penanganan Pandemi Covid-19 DKI Jakarta” yang diterima Kompas kemarin.
Untuk mengantisipasinya, DKI akan menjadikan semua RS kelas A untuk ICU pasien Covid-19. RSDC Wisma Atlet akan dikhususkan untuk penanganan pasien dengan gejala sedang-berat. Rumah susun untuk fasilitas isolasi terkendali pasien dengan gejala ringan akan ditambah juga.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Sarjoko menyebutkan, saat ini jajarannya tengah menyiapkan Rusun Daan Mogot Tower 6 dan 7 di Jakarta Barat, serta Rusun Pulogebang dan Pinus Elok Penggilingan Tower 4, 5, dan 6 di Jakarta Timur.
DKI juga akan mengubah stadion indoor dan gedung konvensi besar menjadi rumah sakit darurat yang diusulkan dalam satu manajemen RSDC Wisma Atlet. Memastikan kebutuhan tenaga kesehatan terpenuhi termasuk penambahan tenaga kesehatan dari luar DKI. Yang turut menjadi prioritas ialah memastikan ketersediaan oksigen, alat pelindung diri (APD), alat kesehatan, dan obat-obatan.
Anies mengatakan, DKI membutuhkan dukungan pusat dalam empat hal. Keempat hal tersebut ialah pengetatan mobilitas penduduk intra dan antar-wilayah yang secara substansial dan signifikan dapat menghentikan lonjakan kasus baru dan menurunkan kasus aktif.
Dukungan lain ialah tambahan tenaga kesehatan dan pendukung dengan rincian tenaga kesehatan di RS untuk dapat dipenuhi dari mahasiswa dan dosen; tracer profesional lapangan butuh tambahan 2.156 (untuk mencapai 15-30 tes per 100.000 penduduk), serta vaksinator tambahan sejumlah 5.139 orang terdiri dari tenaga kesehatan 2.050 orang dan non-tenaga kesehatan 3.089 orang.
”(Selanjutnya) Kebutuhan regulasi untuk mendukung tes cepat antigen positif bergejala sedang dan kritis dapat ditangani di RS dan diklaim pembiayaannya. Komunikasi publik secara lebih intensif terkait keamanan, efektivitas, dan kehalalan vaksin,” kata Anies.
Di Kota Bogor, Jawa Barat, inisiatif pemda, antara lain, menekan mobilitas warga dengan menyekat akses publik. Penyekatan bertahap mulai pada Selasa (29/6/2021). ”(Lalu) Mulai Rabu malam, kami perluas pemberlakukan pembatasan mobilitas pada pukul 21.00-24.00 di sepanjang Jalan Pajajaran mulai dari Warung Jambu sampai Ekalosari, termasuk SSA dan Sudirman. Malam berlaku sebanyak 10 titik penyekatan,” ujar Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro.
Bekasi darurat
Di Kota Bekasi, Jawa Barat, Wali Kota Rahmat Effendi menetapkan status kedaruratan. ”Saya selaku kepala daerah mengambil inisiatif menetapkan kedaruratan, kan, yang meninggal kemarin 72 orang sehari. Ukuran kedaruratan itu pasien bertambah, kapasitas pelayanan kesehatan terganggu sampai proses pemakaman,” kata Rahmat.
Penanganan di masa kedaruratan tersebut dilakukan dengan menambah kapasitas ruang perawatan hingga kapasitas tempat pemakaman. Pengurus RT dan RW masih jadi garda terdepan dalam pengendalian pandemi.