Tenda IGD Darurat dan RS Lapangan Kembali Beroperasi di Bogor
Kondisi kedaruratan di Kota Bogor terlihat dari angka konfirmasi positif Covid-19 harian yang mencapai 447 kasus kemarin atau melebihi hari-hari sebelumnya. Ruang perawatan hampir penuh dan banyak nakes terpapar.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor, Jawa Barat, mendirikan tenda darurat khusus instalasi gawat darurat atau IGD khusus pasien umum karena IGD lama akan difokuskan untuk penanganan pasien Covid-19.
Tak jauh dari ruang IGD ada tiga tenda berdiri untuk antipasi membeludaknya pasien yang terus berdatangan. Dua tenda yang terpisah cukup jauh itu berfungsi sebagai ruang tunggu untuk pasien umum dan pasien Covid-19. Satu tenda lagi merupakan tenda IGD khusus pasien umum. Ruang IGD akan difungsikan khusus untuk pasien Covid-19.
”Triasenya (proses identifikasi pasien) harus rapi, jalur keluar masuk pasien umum dan pasien Covid-19 harus jelas agar tidak terjadi kepadatan. Tenda IGD yang saat ini dalam proses pembangunan dikhususkan untuk pasien umum karena IGD lama sudah penuh. Selain itu, bahaya jika IGD bercampur pasien umum dan pasien Covid-19. IGD lama khusus untuk pasien Covid-19,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya saat meninjau kesiapan IGD di RSUD Kota Bogor, Selasa (29/6/2021).
Saya menangkap bahwa ada kemungkinan pemberlakuan pengetatan kembali terkait dengan jam operasional, pengaturan jam kerja, dan lain-lain.
Tenda IGD yang menampung 15-20 tempat tidur itu akan beroperasi pada Jumat (2/7/2021) bersamaan dengan Rumah Sakit Lapangan di Tanah Sareal. Bima melanjutkan, pendirian tenda IGD itu sebagai upaya untuk memaksimal penanganan pasien umum dan pasien Covid-19 yang saat ini sudah sangat mengkhawatirkan dan darurat.
Kondisi kedaruratan itu semakin terlihat dari angka konfirmasi positif Covid-19. Berdasarkan data pembaruan Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Senin (28/6/2021), ada penambahan sebanyak 447 kasus sehingga total konfirmasi positif mencapai 20.015 kasus.
Adapun pasien sembuh atau selesai isolasi mencapai 16.341 kasus, masih sakit 3.391 kasus, dan meninggal 283 kasus. Kedarutan juga terjadi di rumah sakit rujukan yang tidak lagi mampu menampung pasien Covid-19.
”Faktanya penuh. Tidak usah bicara angka BOR lagi, faktanya penuh. Semua sulit untuk akses perawatan dan tempat tidur. Saya banyak dapat laporan warga untuk ruang perawatan, tapi saya tidak bisa apa-apa. Wali kota pun tidak bisa apa-apa karena kondisi sudah penuh. Oleh karena itu, kita semua warga juga untuk berempati kepada tenaga kesehatan. Ayo kita prokes ketat dalam situasi kenaikan kasus saat ini,” kata Bima.
Bima melanjutkan, Senin (28/6/2021) lalu pihaknya sudah bertemu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Ganip Warsito di Jakarta untuk membahas pengoperasian kembali Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Tanah Sareal. Bima juga menyampaikan situasi kasus Covid-19 yang mengkhawatirkan sehingga butuh langkah cepat untuk menambah tempat tidur dan ruang isolasi.
Dari pertemuan itu, menurut Bima, BNPB mendukung pengoperasian kembali RS Lapangan sesegera mungkin karena kebutuhan tempat tidur isolasi yang sudah sangat mendesak. ”Alhamdulillah Kepala BNPB mendukung. Jadi akan ada percepatan dari aktivasi RS lapangan. Insya Allah hari Jumat ini akan kita mulai operasionalkan kembali untuk bisa diakses oleh warga yang membutuhkan,” ujarnya.
Dalam pengelolaanya, menurut Bima, RS Lapangan di bawah koordinasi dan dikelola RSUD Kota Bogor sehingga pemkot tidak perlu melakukan permohonan dana ke BNPB seperti diawal operasi RS Lapangan. RSUD bisa langsung melakukan klaim karena negara yang akan membiayai.
Selain itu, Bima juga menyampaikan usulan kebijakan lebih ketat dari pusat untuk menopang PPKM mikro yang sedang berjalan. ”Beliau memahami dan saya menangkap bahwa ada kemungkinan pemberlakukan pengetatan kembali terkait dengan jam operasional, pengaturan jam kerja, dan lain-lain,” ujar Bima.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kota Bogor Sari Chandrawati melanjutkan, pihaknya menyiapkan tambahan tenaga kesehatan sebanyak 60 orang untuk ditempatkan di tenda IGD, RS Lapangan, dan di RSUD Kota Bogor. Penambahan itu juga tak lepas dari nakes di RSUD Kota Bogor yang mulai banyak bertumbangan. Berdasarkan data tercatat ada 25 tenaga kesehatan yang terpapar dan 20 karyawan nontenaga kesehatan yang juga terpapar.
”Kondisi BOR kami sudah mencapai 91,6 persen, di ICU sudah penuh terisi semua. Pasien terus berdatangan dan tenaga kesehatan banyak juga yang bertumbangan. Sementara kami juga tetap harus fokus bertangung jawab pada pelayanan pasien umum. Untuk itu, kami rekrut penambahan tenaga kesehatan, saat ini yang daftar sudah ada 48 orang. Kami targetnya ada penambahan 60 tenaga kesehatan,” kata Sari.
Terkait kesiapan tempat tidur di tenda IGD, lanjut Sari, pihaknya akan menyediakan 15-20 tempat tidur. Penyedian tempat tidur tidak bisa lebih banyak karena pertimbangan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan yang terus berkurang. Sementara di RS Lapangan, mereka menyiapkan 66 tempat tidur. Saat pengoperasian RS Lapangan pada Jumat mendatang, pihaknya tidak akan langsung membuka atau mengaktifkan langsung 66 tempat tidur itu karena alasan tenaga kesehatan yang kurang.
”Tidak mungkin kita terus tambah tempat tidur atau langsung pakai semua tempat tidur itu karena memang tenaga kesehatan yang kurang. Saya berharap warga untuk patuh dan protokol kesehatan ketat karena rumah sakit saat ini sudah penuh,” lanjut Sari.