Eksistensi ”Kompas” penting untuk menghadapi era disrupsi informasi belakangan ini.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harian Kompas berusia 56 tahun pada 28 Juni 2021. Banyak harapan terhadap media cetak terbesar di Tanah Air ini agar tetap menjaga eksistensinya, terutama di tengah era disrupsi informasi.
Agus Sudibyo, Ketua Komisi Hubungan Antar-Lembaga dan Internasional Dewan Pers, berpendapat, Kompas adalah salah satu barometer kebebasan pers dan profesionalisme media massa di Indonesia. Eksistensinya penting sebagai tolak ukur bagaimana pers bisa merawat akal sehat, moralitas bangsa, menghadirkan ruang diskusi yang deliberatif, beradab sekaligus bisa mempersatukan bangsa.
”Pers Indonesia itu tolak ukurnya adalah harian Kompas. Penting sekali Kompas bagi pers Indonesia. Tetap tegas, eksistensi, dan berkembang, terutama di era disrupsi informasi belakangan ini,” ucapnya ketika meninjau Sentra Vaksinasi Kompas Gramedia di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (28/6/2021).
Pada Kompas dititipkan tanggung jawab, amanat, kepercayaan untuk terus menjadi fasilitator dialog atau musyawarah. Insya Allah akan mengantarkan kita pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut mengucapkan selamat hari jadi ke-56 bagi surat kabar yang didirikan oleh Jakob Oetama dan PK Ojong tahun 1965 itu.
Anies menitipkan harapan agar harian Kompas tetap hadir sebagai fasilitator untuk musyawarah bangsa dan negara. Sebab, Indonesia dibangun bukan untuk ajang kompetisi, melainkan dibangun untuk dialog atau musyawarah yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan untuk menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Pers Indonesia itu tolak ukurnya adalah harian Kompas. Penting sekali Kompas bagi pers Indonesia. Tetap tegas, eksistensi, dan berkembang, terutama di era disrupsi informasi belakangan ini.
”Kompas harus bisa menjadi kompas yang terus menjadi pemberi arah agar musyawarah, dialog yang berlangsung dalam suasana kemerdekaan, kesetaraan, dan mengarah pada tujuan bernegara yang menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Anies menambahkan, sepanjang 56 tahun kehadiran Kompas, sepanjang itulah Kompas terus mengawal musyawarah atau dialog yang bisa menjadi kerja kolosal untuk bangsa. Semunya satu tujuan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
”Pada Kompas dititipkan tanggung jawab, amanat, kepercayaan untuk terus menjadi fasilitator dialog atau musyawarah. Insya Allah akan mengantarkan kita pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.