Dinas Pertamanan DKI Simulasi Mengangkut Jasad Covid-19 dengan Truk
Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta melakukan simulasi mengangkut jenazah dengan truk. Simulasi dilakukan sekali dan menjadi antisipasi manakala ada kejadian luar biasa. Langkah itu masih dievaluasi.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta melakukan simulasi pengangkutan jenazah dengan truk. Langkah itu disebutkan dilakukan sebagai antisipasi kejadian luar biasa, mengingat saat ini banyak sekali permintaan dari rumah sakit.
Suzi Marsitawati, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta yang dihubungi, Rabu (23/6/2021), menjelaskan, simulasi pengangkutan jenazah dengan truk hanya sekali dilakukan. Simulasi itu dilakukan sebagai bagian dari proses persiapan mengantisipasi kejadian luar biasa.
Apalagi, saat ini, kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus stabil tinggi. Maka, menurut Suzi, meski dalam simulasi itu tidak dilakukan untuk pengangkutan jenazah yang sebenarnya, simulasi itu bertujuan mengetahui bagaimana cara mengangkut dengan truk.
”Simulasi itu hanya dilakukan satu kali. Simulasi itu belum dijalankan dengan pengangkutan jenazah dengan truk. Jadi, ini baru simulasi,” kata Suzi.
Jenazah akan diangkut dengan truk berkapasitas delapan jenazah. Apalagi, saat ini, petak makam khusus Covid-19 yang tersedia hanya di TPU Rorotan.
Meski begitu, Suzi memastikan, sampai hari ini pengangkutan jenazah masih dilakukan dengan ambulans. Dinas pertamanan dan hutan kota juga masih mengevaluasi kemungkinan penggunaan truk.
Terpisah, Ivan Murcahyo, Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, menjelaskan, terkait dengan aktivitas pemakaman, begitu diambil dari RS atau titik jemputan, jenazah langsung diantarkan ke TPU dan langsung proses pemakaman.
”Seandainya itu terjadi proses antrean pun cuma antrean untuk regu galinya. Misalkan, regu gali lagi prosesi makam. Jadi, tidak ada proses tunda-tunda, semua harus dimakamkan pada hari yang sama,” kata Ivan.
Terkait simulasi pengangkutan jenazah dengan truk, Ivan menjelaskan, ia tidak mengetahui hal itu. Justru yang ia ketahui ada banyak dukungan dari masyarakat juga lembaga sosial masyarakat yang mau mendukung pengangkutan jenazah. Ia menyebutkan, misalnya, PMI.
Hanya, memang, dengan angka pemakaman yang saat ini tinggi, jam pekerjaan tim regu di TPU menjadi lebih lama. ”Semua tetap tertangani. Cuma mungkin frekuensinya, ya. Tadinya yang kerja 10 jam terus ada penambahan-penambahan. Tapi saya rasa enggak apa itu proses dari pekerjaan,” katanya.
Keterangan berbeda disampaikan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Edi Sumantri. Dalam rapat kerja dengan Komisi C bidang Keuangan DPRD DKI Jakarta, Edi menyebutkan, karena tingginya angka pemakaman dengan protokol Covid-19 membuat jenazah tidak mungkin diangkut dengan ambulans.
Ia menyatakan jenazah akan diangkut dengan truk berkapasitas delapan jenazah. Apalagi, saat ini, petak makam khusus Covid-19 yang tersedia hanya di TPU Rorotan.
Untuk itu, dari dana belanja tidak tetap (BTT) yang disiapkan Pemprov DKI untuk penanganan Covid-19, akan ada alokasi bagi dinas pertamanan dan hutan kota. Akan ada insentif tambahan bagi tenaga pemulasaran jenazah, pembelian peti mati, dan masker.
Dari laman resmi Corona.jakarta.go.id, angka harian pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 naik turun jumlahnya. Pada 16 Juni 83 pemakaman, 17 Juni 119 pemakaman, 18 Juni 112, 19 Juni 75 pemakaman, 20 Juni 36 pemakaman, 21 Juni 84 pemakaman, dan 22 Juni 47 pemakaman.