Kasus Positif Melimpah, Jakarta Mulai Buka Rusun Nagrak untuk Isolasi
Kasus positif harian di Jakarta pada Sabtu kemarin tembus 4.895 orang.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sampai dengan 20 Juni 2021, keterisian pasien Covid-19 di rumah sakit darurat ataupun di rumah sakit rujukan di Jakarta terus meningkat tajam. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun memutuskan mulai membuka Rumah Susun Nagrak sebagai lokasi isolasi tahap dua mulai Senin (21/6/2021).
Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulis, Minggu (20/6/2021), menjelaskan, berdasarkan data sampai dengan pagi tadi pukul 08.00, terdapat tambahan 300 pasien tanpa gejala yang dirawat di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet.
Untuk pasien di menara 4, 5, 6, dan 7, yaitu menara untuk merawat pasien gejala sedang dan ringan penambahan pasien sebanyak 12 orang. Sebelumnya 6.030 pasien, kemudian dengan pertambahan itu sekarang pasien rawat inap 6.042 orang.
Untuk menara 8 yang baru dibuka Kamis (17/6/2021) lalu, jumlah pasien yang dirawat sudah sebanyak 1.314 orang atau bertambah 288 orang dari sebelumnya yang 1.026 orang.
Sehingga per Minggu pagi ini total penambahan pasien baru sebanyak 300 orang. Total jumlah pasien yang dirawat di tower 4, 5, 6, 7, dan 8 sebanyak 7.356 orang. Rinciannya 3.646 pasien laki-laki dan 3.710 pasien perempuan.
Tingginya angka pasien ini juga terjadi di rumah sakit rujukan di DKI. Mulai Kamis (17/6/2021) angka kasus sudah mencapai 4.000 kasus, lalu Jumat (18/6/2021) 4.737 kasus, dan Sabtu (19/06/2021) sebanyak 4.895 kasus.
Kemudian dari data BNPB yang diterima Kompas hari ini, jumlah kasus positif Covid-19 pada 20 Juni 2021 pukul 12.00 untuk DKI Jakarta sudah sebanyak 5.582 orang.
Tingginya kasus di Ibu Kota membuat rumah sakit rujukan juga menerima banyak pasien. Salah satunya RSUD Koja, bahkan sudah membuat satu video tentang antrean pasien Covid-19 di rumah sakit itu viral.
Direktur Utama RSUD Koja Ida Bagus Nyoman Banjar saat dikonfirmasi menjelaskan, bahwa pasien-pasien itu tengah antre untuk pemeriksaan di IGD, juga proses administrasi. Setelah proses selesai, pasien lalu naik ke ruang perawatan.
Untuk perawatan, kata Banjar, RSUD Koja memiliki tiga blok layanan. Untuk pasien khusus Covid-19 dirawat di gedung Blok B. Di gedung berlantai delapan itu ada 297 tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU bagi pasien Covid-19.
Di gedung tersebut keterisiannya sudah sempat di atas 80 persn. ”Di sana nanti akan kita tambah lagi dengan velbed untuk bisa menangani pasien, bahkan akan menambah tenaga kesehatan,” kata Banjar.
Dari pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Koja, pasien dari kluster keluarga cukup banyak. ”Saya rasa ini dampak dari perilaku masyarakat yang tidak benar, suka berkerumun, tidak memperhatikan protokol kesehatan,” ujar Banjar.
Adapun untuk ruang isolasi terkendali di luar rumah sakit rujukan yang disiapkan Pemprov DKI Jakarta, keterisiannya juga tinggi.
Ranty Riani, Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pengelola Anjungan dan Graha Wisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta menjelaskan, untuk pasien OTG di Graha Wisata Ragunan sudah sebanyak 140 orang yang tengah dirawat. Sedangkan di Graha Wisata TMII sebanyak 65 orang dirawat.
Rusun siap dibuka
Terpisah, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta Sarjoko menjelaskan, dengan tingginya angka kasus Covid-19 di DKI Jakarta, ruang isolasi orang tanpa gejala (OTG) tahap dua sudah disiapkan Pemprov DKI, salah satunya adalah Rumah Susun Nagrak.
”Menurut rencana, Rusun Nagrak akan mulai operasional menerima pasien OTG mulai Senin (besok) pukul 13.00,” kata Sarjoko melalui keterangan tertulis.
Seperti diberitakan, Rusun Nagrak yang disiapkan sebagai ruang isolasi adalah di menara 1, 2, 3, 4, dan 5. Setiap menara berkapasitas 255 unit dengan dua kamar per unitnya, atau total bisa menampung 2.500an pasien.
Operasional rusun akan dilakukan bertahap. ”Kami masih berproses melengkapi sarana yang diperlukan di tiap unit,” kata Sarjoko.