Rumah Sakit Umum di Kota Bekasi Penuh, Banyak Pasien Covid-19 Tak Bisa Dirujuk
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebut kasus Covid-19 di wilayahnya tak lagi meningkat, melainkan melonjak vertikal.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Sejumlah rumah sakit umum yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19 di Kota Bekasi terisi penuh pasien. Saat ini 60 persen warga yang terinfeksi Covid-19 tak bisa dirujuk ke tempat perawatan sehingga harus menjalani isolasi mandiri. Tingkat keterisian pasien di rumah sakit-rumah sakit swasta di daerah itu juga kian mengkhawatirkan.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, kasus Covid-19 di Kota Bekasi tak lagi meningkat, tetapi melonjak tajam. Warga diminta patuh pada protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
”Angkanya (kasus Covid-19) bukan meningkat, tetapi angkanya melonjak vertikal. Ini (kenaikan) bukan lagi 45 persen, 15 persen, tetapi hampir 90 persen. Kami akan lakukan 3T (tracing, tracking, dan treatment),” kata Rahmat, di Bekasi, Sabtu (19/6/2021).
Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Kota Bekasi dari laman corona.bekasikota.go.id, hingga Sabtu, akumulasi kasus Covid-19 di daerah itu mencapai 47.723 kasus. Rinciannya, 2.197 kasus dalam perawatan atau isolasi, 608 kasus meninggal dunia, dan 44.918 kasus sembuh.
Kenaikan kasus Covid-19 di Kota Bekasi, kata Rahmat, mengakibatkan Rumah Sakit Umum Daerah Chasbullah Abdulmadjid terisi penuh dengan pasien korona. Sejumlah rumah sakit umum tipe D yang selama ini digunakan sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19 juga hampir terisi penuh. ”Ini (tempat) isolasi mandiri kami sekarang sudah mulai ada 60 persen. Rumah sakit umum sudah penuh,” kata Rahmat.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Kusnanto mengatakan, pihaknya sudah menambah kapasitas ruang tempat tidur dari 265 tempat tidur menjadi 275 tempat tidur. Meski sudah ada penambahan, saat ini ratusan tempat tidur itu kembali penuh terisi pasien Covid-19.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Kota Bekasi Eko Nugroho mengatakan, tingkat keterisian pasien Covid-19 di rumah sakit-rumah sakit swasta di Kota Bekasi juga kian mengkhawatirkan lantaran sudah mencapai angka 84 persen. Adapun secara keseluruhan, jumlah tempat tidur perawatan pasien Covid-19 di seluruh rumah sakit sebanyak 1.938 tempat tidur.
”Saat ini sudah terisi 1.628 tempat tidur. Angka ini dari dashboard yang setiap hari kami update ke Pemerintah Kota Bekasi,” ucapnya.
Pembatasan mikro
Rahmat menambahkan, pemerintah daerah belum ada rencana membatasi secara ketat atau melakukan karantina wilayah meski penularan Covid-19 di daerah itu kian tinggi. Kebijakan pembatasan atau karantina mikro diserahkan ke pihak RT dan RW di setiap wilayah.
”Jadi, saya berpesan kepada warga masyarakat sekarang ini hanya satu caranya, protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Kegiatan ekonomi juga boleh jalan terus hanya waktunya dibatasi,” ucap Rahmat.
Cara merespons kenaikan kasus Covid-19 oleh pemerintah daerah di Kota Bekasi berbeda dengan kebijakan di wilayah Kota Bogor. Pemerintah daerah setempat memutuskan untuk memberlakukan sistem ganjil genap pada akhir pekan untuk menekan lonjakan kasus positif Covid-19.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, semua pihak harus siaga dan serius dalam menghadapi tren lonjakan kasus Covid-19 dengan protokol kesehatan dan membatasi mobilitas. Untuk itu, Satuan tugas Penanganan Covid-19 Kota Bogor memutuskan mengambil sejumlah langkah cepat untuk menekan lonjakan kasus yang saat ini dalam situasi mengkhawatirkan.
”Konektivitas Kota Bogor dan wilayah sekitar, seperti DKI Jakarta, sangat erat. Mobilitas tinggi sangat berbanding lurus dengan lonjakan kasus positif. Kami harus memberlakukan ganjil-genap pada akhir pekan ini. Warga kota dan luar Kota Bogor diharapkan mengurangi mobilitas. Warga diimbau betul untuk tidak berkerumun, menahan untuk berwisata, jika tidak ada kebutuhan mendesak atau keperluan penting, tetap di rumah saja,” kata Bima, Rabu (16/6/2021).
Berdasarkan pembaruan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, pada 17 Juni 2021, total akumulatif konfirmasi positif sebanyak 17.153 kasus, masih dirawat 1.002 kasus, selesai isolasi atau sembuh 15.882 kasus, dan meninggal 269 kasus (Kompas.id, 17/6/2021).