Kala Presiden Mendorong Percepatan Vaksinasi di Jabodetabek
Upaya mendorong percepatan vaksinasi diharapkan diiringi konsistensi pemerintah menerapkan kebijakan yang pro-pemutusan penularan Covid-19 sampai tuntas. Jangan setengah-setengah.
Lawatan Presiden Joko Widodo di kawasan aglomerasi Jabodetabek terhitung sebagai kunjungan maraton karena dilakukan dalam waktu amat berdekatan dalam sepekan terakhir. Tujuannya satu saja, agar vaksinasi Covid-19 dipercepat dan kekebalan komunitas tercapai.
Setelah mengunjungi Kota Bekasi di Jawa Barat dan beberapa tempat di Jakarta, Senin (14/6/2021), Kamis (17/6/2021), Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi di Stasiun Kota Bogor dan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor. Presiden lagi-lagi meminta untuk percepatan target vaksin selesai pada Agustus mendatang.
Presiden bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, dan Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi pengguna jasa kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor.
Kita ingin ada percepatan-percepatan di tempat-tempat yang interaksinya tinggi. Karena di situlah kalau tidak kita segerakan akan terjadi penyebaran.
Presiden meminta ada percepatan vaksinasi, terutama di daerah dengan tingkat interaksi dan mobilitas masyarakat yang tinggi di aglomerasi Jabodetabek. ”Kita ingin ada percepatan-percepatan di tempat-tempat yang interaksinya tinggi, yang mobilitasnya tinggi, baik stasiun kereta, terminal bus, bandara, maupun pelabuhan, karena di situlah kalau tidak kita segerakan, akan terjadi penyebaran,” ucap Presiden.
Pelaksanaan vaksinasi di Stasiun Bogor juga harus dilakukan karena tingginya interaksi dan mobilitas di tempat tersebut. ”Bogor adalah wilayah aglomerasi, penyangga dari ibu kota Jakarta sehingga interaksi, mobilitas, semuanya tinggi. Oleh sebab itu, kita ingin memberikan prioritas bagi penumpang KRL, kemudian penumpang kereta api, juga para pekerja yang ada di stasiun, untuk melindungi mereka dari Covid-19,” tutur Presiden.
Seusai mendampingi Presiden, Bima menjelaskan, pemberian vaksinasi bagi pengguna jasa commuter line menyasar 1.500 orang dalam waktu dua hari. Selain prioritas kepada pengguna transportasi umum dan perhatian khusus pada wilayah penyangga ibu kota Jakarta, Presiden juga meminta sasaran target vaksin di Kota Bogor segera tercapai.
”Lalu Presiden menanyakan kepada saya angka capaian vaksin di Kota Bogor. Target 762.495, saat ini sudah 126.132 yang menerima vaksin atau 16,54 persen dari target pada tahap kedua. Ini di atas rata-rata nasional 11 persen,” ujarnya.
Presiden juga meminta Menkes Budi untuk menambah vaksin di wilayah seputar Jakarta, termasuk Kota Bogor. Saat ini, stok vaksin tersisa untuk 8.000 orang. Pemkot Bogor akan berkoordinasi dengan Kemenkes untuk menambah dosis vaksin. Baru-baru ini, Kota Bogor menerima 1.000 vial vaksin untuk 5.000 orang.
Setelah dari Stasiun Kota Bogor, Presiden dan rombongan menuju Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, untuk meninjau vaksinasi bagi warga, orang lanjut usia, difabel, orang berisiko tinggi, pelaku usaha, dan pelaku pariwisata.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor menargetkan vaksinasi kepada 1,2 juta jiwa atau 20 persen dari jumlah pendunduk 5,5 juta jiwa.
”Target itu semoga selesai pada akhir tahun ini, tergantung kiriman vaksin dari pemerintah pusat. Sementara hari ini Presiden Joko Widodo bersama Menkes Budi dan Gubernur Ridwan Kamil meninjau vaksinasi. Jadi Presiden berharap, target kekebalan komunal bisa tercapai pada Agustus,” lanjutnya.
Ade menjelaskan, di Stadion Pakansari ada sebanyak 5.000 vaksin dan 5.000 vaksin lain disebar ke puskesmas dan rumah sakit.
Baca juga : Sebanyak 16 Persen Kasus Positif di Jakarta Menimpa Anak-anak
Sebelum ke Bogor, Presiden pada Senin pagi berkunjung ke Stadion Patriot Candrabhaga untuk melihat langsung kegiatan vaksinasi massal di tempat tersebut. Presiden saat itu juga didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Selain itu, ada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.
Rahmat mengatakan, peserta yang mengikuti vaksinasi massal pada Senin di stadion tersebut sekitar 2.000 orang. Mereka yang divaksin adalah warga lanjut usia, pekerja publik, dan masyarakat umum.
Selain di Stadion Patriot, Kota Bekasi juga menggelar vaksinasi massal di Puskesmas Mustika Jaya dengan 250 peserta, Puskesmas Jati Makmur 120 peserta, Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur 100 peserta, dan Mal Ciputra Cibubur 1.000 peserta.
”Tadi Menteri Kesehatan berjanji akan mengirim vaksin. Kalau besok vaksinnya dikirim, kami nanti akan melakukan vaksin untuk 10.000 orang setiap hari. Kami tadi minta 300.000 sampai 500.000 vaksin,” kata Rahmat.
Menurut Rahmat, vaksin yang bakal dikirim oleh Kementerian Kesehatan itu tidak hanya menyasar warga Kota Bekasi. Pemerintah daerah setempat terbuka untuk memvaksin siapa pun yang berstatus warga negara Indonesia.
Di Kota Bekasi, secara umum, hingga 5 Juni 2021, capaian vaksinasi dosis pertama sudah menyasar 113.000 orang. Sementara capaian vaksinasi untuk dosis kedua sudah menyasar 85.000 orang.
Presiden tak lupa memuji Kota Bekasi yang menyelenggarakan vaksin massal di stadion dengan area luas sehingga memuat banyak orang dengan tetap leluasa menerapkan protokol kesehatan. Strategi serupa diharapkan bisa diterapkan di daerah lain untuk menggenjot vaksinasi tanpa menimbulkan kerumunan yang tak perlu.
Jangan takut vaksin
Vaksinasi massal dan dipercepat pelaksanaannya menjadi salah satu cara negeri ini untuk lepas dari jeratan pandemi. Namun, upaya lain, seperti pengetesan dan perawatan terhadap orang yang terjangkit, juga menjadi hal yang tengah digenjot.
Saat ini, di Jabodetabek dalam kondisi mengkhawatirkan karena penambahan kasus positif merata dan cenderung terus menanjak. Pemerintah daerah seperti di Kota Tangerang di Banten dan Kota Bogor telah menerapkan pembatasan kegiatan usaha hingga pukul 21.00. Kota Bogor akhir pekan ini memberlakukan lagi kebijakan ganjil genap plat nomor kendaraan bermotor. Di tanggal ganjil, hanya kendaraan berpelat ganjil yang boleh melaju di kota itu dan demikian pula sebaliknya.
Pengetatan itu bagian dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro yang diperpanjang kembali. Di Jakarta pun, telah ditetapkan kuota pegawai yang bekerja dari rumah dinaikkan menjadi 75 persen. Di sebagian perkantoran, karyawan yang bekerja dari rumah tidak boleh berkeliaran ke luar kota atau nongkrong di tempat publik yang berpotensi terjadi kerumunan.
Semua pemerintah daerah juga tengah berjibaku menambah kapasitas tempat tidur untuk isolasi mandiri maupun di rumah sakit.
Di luar itu semua, masyarakat yang berkesempatan untuk bisa mengikuti vaksinasi ditekankan agar bersedia divaksin.
Presiden Jokowi secara khusus menyampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan agar 7,5 juta penduduk DKI Jakarta sudah divaksinasi pada akhir Agustus 2021. ”Ini memang target yang sangat ambisius, tetapi mau tidak mau kita harus menuju ke sana untuk mencapai kekebalan komunal, herd imunity,” kata Presiden saat meninjau vaksinasi di Rumah Susun (Rusun) Tanah Tinggi, Jakarta, Senin.
Dengan memberlakukan target vaksinasi itu, Presiden mengharapkan penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta bisa dihambat dan dikurangi. ”Saya tadi sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan dan Gubernur DKI Jakarta untuk manajemen pelaksanaannya dan persiapan jumlah vaksinnya. Dan, dari hitung-hitungan, saya kira insya Allah semuanya lancar,” katanya.
Lihat juga : Kejar Target ”Herd Immunity”, DKI Gelar Vaksinasi ”Jemput Bola”
Vaksin telah disertifikasi dan dinyatakan halal serta aman. Ini bagian dari ikhtiar sebuah bangsa untuk lepas dari marabahaya. Ikhtiar ini butuh kerja sama banyak pihak, termasuk masyarakat. Kesediaan warga divaksin dan disiplin protokol kesehatan turut menjadi penentu keberhasilan melawan pandemi. Tentunya, diharapkan pemerintah pusat dan daerah konsisten dengan semua janji serta kebijakannya, termasuk membantu rakyat yang kian tertekan akibat terdampak pagebluk ini.