Tembus 4.144 Kasus, Kondisi di Jakarta Kian Mengkhawatirkan
Kasus poistif di Jakarta meledak dan diidentifikasi ada 33 kasus dengan varian virus baru. Pemprov DKI Jakarta meminta warga membatasi mobilitas dan disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Oleh
Helena F Nababan
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Jakarta meningkat tajam per 17 Juni 2021. Kasus tembus 4.144 kasus positif sehingga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta warga terus waspada.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia, Kamis (17/6/2021), melalui keterangan resmi, menjelaskan, pada 17 Juni dilakukan tes PCR kepada 16.499 orang. Hasilnya, 4.144 kasus positif dan 12.355 kasus negatif.
”Apabila dalam beberapa hari ini angka kasus positif berada pada 1.000-2.000 kasus dalam sehari, pada Kamis ini kasus melonjak menjadi 4.144 kasus positif,” kata Dwi Oktavia.
Melihat kembali catatan Dinas Kesehatan DKI, angka kasus setinggi itu pernah dialami Jakarta sebelumnya. Pada 7 Februari 2021, kasus positif di Jakarta tercatat 4.213 kasus dalam sehari.
Adapun sebaran 4.144 kasus positif pada hari ini disebut merata dari seluruh Ibu Kota. Distribusinya adalah Kepulauan Seribu 5 kasus, Jakarta Barat 824 kasus, Jakarta Pusat 490 kasus, Jakarta Selatan 932 kasus, Jakarta Timur 1.370 kasus, dan Jakarta Utara 523 kasus. Kecamatan dengan jumlah kasus terbanyak, antara lain, Cengkareng 205 kasus, Duren Sawit 189 kasus, Cipayung 177 kasus, dan Jagakarsa 172 kasus.
Dengan ledakan kasus positif itu, jumlah kasus aktif di Jakarta sampai hari ini sebanyak 22.611 orang, baik yang masih dirawat maupun isolasi. Dari jumlah kasus aktif tersebut, 25 persen adalah orang tanpa gejala, 35 persen bergejala ringan, 30 persen bergejala sedang, serta 10 persen bergejala berat dan kritis.
Total jumlah kasus konfirmasi di Jakarta sampai hari ini 458.815 kasus. Dari jumlah total kasus positif tersebut, sebanyak 428.487 orang dinyatakan sembuh dan 7.717 meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7 persen. Adapun tingkat kematian Indonesia sebesar 2,8 persen.
Tren kasus anak-anak
Dwi melanjutkan, dari kasus positif hari ini, kasus pada anak-anak tercatat 16 persen di antaranya. ”Tren kasus positif aktif pada anak di bawah usia 18 tahun meningkat,” katanya.
Dari 4.144 kasus positif hari ini, sebanyak 661 kasus atau 16 persen adalah anak usia 0-18 tahun. Sebanyak 144 kasus di antaranya adalah anak di bawah usia lima tahun (balita). ”Untuk itu, kami mengingatkan warga untuk menghindari keluar rumah membawa anak-anak,” kata Dwi.
Dwi melanjutkan, terjadi perkembangan jumlah kluster di Jakarta. Untuk kluster mudik, 21 Mei-17 Juni, terdapat 1.172 kluster dengan total 2.458 kasus positif. Untuk kluster perkantoran, seminggu terakhir mengalami kenaikan dari 64 kasus menjadi 227 kasus positif.
”Kami juga menyarankan warga mengurangi mobilitas, keluar rumah jika benar-benar penting, untuk sama-sama mencegah kenaikan kasus ke depannya,” katanya.
Warga sebaiknya tidak menyepelekan Covid-19. ”Penanggulangan pandemi ini butuh kerja bersama. Kami imbau masyarakat terus waspada terhadap penularan Covid-19 yang semakin cepat dan selalu menerapkan protokol kesehatan di mana pun dan kapan pun,” imbuh Dwi.
Varian baru
Kewaspadaan itu perlu ditingkatkan terus karena saat ini DKI Jakarta menghadapi mutasi virus baru yang lebih mudah menular dan menimbulkan gejala yang lebih berat. DKI Jakarta secara aktif melakukan pemeriksaan sampel whole genome sequencing (WGS) dan telah mengirim 980 sampel terduga mutasi virus.
Dari jumlah tersebut, 289 dinyatakan bukan merupakan variant of concern (VoC), 33 merupakan VoC, 438 masih menunggu hasil, 216 dinyatakan negatif Covid-19, 3 hasil WGS tidak dapat dianalisis, dan 1 invalid.
”Kami sudah menerima data 33 VoC dari Kemenkes. Dari data tersebut, kami identifikasi bahwa 25 kasus berasal dari orang yang melakukan perjalanan luar negeri, 3 kasus transmisi lokal di luar Jakarta karena bukan domisili Jakarta hanya saja melakukan pemeriksaan di Jakarta. Lalu, ada 5 kasus yang transmisi lokal di Jakarta dan kelimanya varian Delta,” kata Dwi.
Adapun 33 VoC terdiri dari 12 varian Alpha (B.117), 3 varian Beta (B.1.351), dan 18 varian Delta (B.1617.2).
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, ketiga varian Alfa, Beta, dan Delta itu yang saat ini ditemukan di Jakarta. Karena itu, setiap mendapati VoC, Dinas Kesehatan langsung mengidentifikasi kasus impor atau transmisi lokal. ”Jika transmisi lokal, kami lakukan penelusuran atau tracing masif di komunitas dan tempat kerja,” kata Dwi.
Untuk penelusuran secara keseluruhan guna menekan penyebaran kasus Covid-19 di Ibu Kota, rasio lacak DKI Jakarta selama bulan Juni sebesar 7,9. Artinya, 1 kasus positif dilacak minimal 8 kontak eratnya. ”Testing pun kita tingkatkan. Jumlah tesnya pada 16 Juni 2021 sudah 10,8 kali dari standar minimal yang ditentukan WHO untuk Jakarta,” ungkapnya.
Peningkatan juga dilakukan pada aspek perawatan (treatment). Hingga 17 Juni, total tempat tidur yang disiapkan pada 139 RS yang merawat pasien Covid-19 di Jakarta sebanyak 8.524 tempat tidur isolasi yang saat ini terisi 84 persen dan 1.186 tempat tidur ICU yang kini terisi 74 persen.
Pemprov DKI Jakarta juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam menyiapkan fasilitas isolasi mandiri terkendali yang tersebar di sejumlah wilayah, seperti penggunaan GOR dan rusun.
Rem darurat
Dengan penambahan kasus yang sangat tinggi, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya Teguh P Nugroho mengingatkan, sudah saatnya Pemprov DKI Jakarta menarik rem darurat. ”Semua bidang nonesensial harus mengikuti panduan Inmendagri Nomor 13 Tahun 2021,” katanya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menegaskan, dengan situasi hari ini akan ada rapat Forkopimda dalam 1-2 hari ke depan. ”Apakah kita terus melaksanakan PPKM sampai 14 hari ke depan atau ada kebijakan lain di tengah 14 hari. Kita akan melihat,” ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu lalu