Sehari Tambah 204 Kasus Covid-19, Tertinggi sejak Pandemi di Kota Bogor
Kondisi Kota Bogor dalam keadaan genting dan harus disikapi serius dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
KOMPAS, BOGOR — Kota Bogor, Jawa Barat, mencatat angka tertinggi kasus positif harian selama pandemi Covid-19, yakni sebanyak 204 kasus. Warga diimbau untuk waspada dan siaga di tengah peningkatan kasus tinggi. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bogor akan menindak tegas pelanggar protokol kesehatan.
”Kondisi Kota Bogor dalam keadaan genting dan harus disikapi serius. Hari ini ada 204 kasus positif, tertinggi selama pandemi. Sebelumnya tertinggi pada Februari lalu sekitar 180-an. Angka keterisian tempat tidur sudah di atas 60 persen, di atas ambang batas. Kita semua harus siaga,” tutur Wali Kota Bogor Bima Arya, Kamis (17/6/2021).
Berdasarkan pembaruan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, total akumulatif konfirmasi positif mencapai 17.153 kasus, masih dirawat 1.002 kasus, selesai isolasi atau sembuh 15.882 kasus, dan meninggal 269 kasus.
Tingginya angka kasus itu, kata Bima, harus disikapi serius. Kepatuhan protokol kesehatan tidak lagi bisa ditawar, semua warga dan pelaku usaha harus ketat dan patuh pada jam operasional kegiatan. ”Pukul 21.00 tidak ada lagi aktivitas terkait jam operasional (kafe dan restoran) atau aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Pemkot, TNI, Polri, dan Satgas akan tindak tegas jika ada pelanggaran,” ucap Bima.
Tidak hanya itu, pasar tradisional pun akan ada pembatasan jam operasional. Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor bersama PD Pasar Pakuan Jaya akan berkoordinasi untuk pengaturan pembatasan itu. Begitu pula tempat wisata akan diawasi ketat dan pengelola wisata harus mewajibkan pengunjung untuk menunjukan tes usap antigen serta pembatasan kapasitas 50 persen.
”Kami imbau sekali lagi untuk protokol kesehatan ketat, seluruh warga Kota Bogor untuk betul-betul menghindari kerumunan. Tidak melakukan aktivitas yang melibatkan lebih dari 10 orang. Apabila itu terjadi, kami juga akan tindak tegas. Bagi warga yang sudah merencanakan kegiatan lebih dari 10 orang, harus berkoordinasi dengan Satgas,” lanjut Bima.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, pada akhir pekan besok akan berlaku ganjil genap. Warga kota dan luar Kota Bogor tegas diingatkan untuk memperhatikan aturan itu demi menjaga serta tidak menimbulkan peningkatan kasus lebih tinggi lagi.
”Secara situasional pada ganjil genap akhir pekan pukul 10.00-16.00, kami dapat menutup ruas tol menuju Kota Bogor jika arus kendaraan terpantau ramai,” kata Susatyo.
Lokasi kebijakan ganjil genap berada di titik poin pertigaan Baranangsiang (keluar-masuk Tol Jagorawi), titik poin ruas Jalan Padjadjaran (sekitar Restoran Bumi Aki), titik poin bundaran air mancur, serta titik poin Jembatan Merah, dan Jalan Empang. Khusus di titik poin Jalan Empang, polisi akan memberlakukan rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah Jalan Raden Saleh Bastaman dari Bogor Trade Mall menuju Empang.
Vaksinasi Bogor
Hari ini, Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan vaksinasi di Stasiun Kota Bogor dan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor. Presiden meminta untuk percepatan target vaksin selesai pada Agustus mendatang.
Presiden bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, dan Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi pengguna jasa kereta rel listrik (KRL) commuter line di Stasiun Bogor.
Presiden meminta ada percepatan vaksinasi, terutama di daerah dengan tingkat interaksi dan mobilitas masyarakat yang tinggi di aglomerasi Jabodetabek. ”Kita ingin ada percepatan-percepatan di tempat-tempat yang interaksinya tinggi, yang mobilitasnya tinggi, baik stasiun kereta, terminal bus, airport, maupun pelabuhan, karena di situlah kalau tidak kita segerakan akan terjadi penyebaran,” ucap Presiden.
Pelaksanaan vaksinasi di Stasiun Bogor juga harus dilakukan karena tingginya interaksi dan mobilitas di tempat tersebut. ”Bogor adalah wilayah aglomerasi, penyangga dari ibu kota Jakarta, sehingga interaksi, mobilitas, semuanya tinggi. Oleh sebab itu, kita ingin memberikan prioritas bagi penumpang KRL, kemudian penumpang kereta api, juga para pekerja yang ada di stasiun, untuk melindungi mereka dari Covid-19,” tutur Presiden.
Seusai mendampingi Presiden, Bima menjelaskan, pemberian vaksinasi bagi pengguna jasa commuter line menyasar 1.500 orang dalam waktu dua hari. Selain prioritas kepada pengguna transportasi umum dan perhatian khusus pada wilayah penyangga ibu kota Jakarta, Presiden juga meminta sasaran target vaksin di Kota Bogor segera tercapai.
”Lalu Presiden menanyakan kepada saya angka capaian vaksin di Kota Bogor. Target 762.495, saat ini sudah 126.132 yang menerima vaksin atau sekitar 16,54 persen dari target pada tahap kedua. Ini di atas rata-rata nasional 11 persen,” ujarnya.
Presiden juga meminta Menkes Budi untuk menambah vaksin di wilayah seputar Jakarta, termasuk Kota Bogor. Saat ini stok vaksin tersisa untuk 8.000 orang. Pemkot Bogor akan berkoordinasi dengan Kemenkes untuk menambah dosis vaksin. Baru-baru ini Kota Bogor menerima 1.000 vial vaksin untuk 5.000 orang.
Setelah dari Stasiun Kota Bogor, Presiden dan rombongan menuju Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, untuk meninjau vaksinasi bagi warga, orang lanjut usia, difabel, orang berisiko tinggi, pelaku usaha, dan pelaku pariwisata.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor menargetkan vaksinasi kepada 1,2 juta jiwa atau 20 persen dari jumlah pendunduk 5,5 juta jiwa.
”Target itu semoga selesai pada akhir tahun ini, tergantung kiriman vaksin dari pemerintah pusat. Sementara hari ini Presiden Joko Widodo bersama Menkes Budi dan Gubernur Ridwan Kamil meninjau vaksinasi. Jadi Presiden berharap, target kekebalan komunal bisa tercapai pada Agustus,” lanjutnya.
Ade menjelaskan, di Stadion Pakansari ada sebanyak 5.000 vaksin dan 5.000 vaksin lain disebar ke puskesmas dan rumah sakit.