DKI Jakarta Kejar Target Vaksinasi 7,5 Juta Warga hingga Agustus
Ditargetkan hingga akhir Agustus, vaksinasi di DKI Jakarta bisa mencakup hingga 7,5 juta orang. Vaksinasi 100.000 warga per hari jadi konsekuensinya. Komisi E minta Dinkes jemput bola warga, melibatkan RT dan RW.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengingatkan Pemprov DKI Jakarta untuk mengejar target vaksinasi 7,5 juta warga sampai dengan Agustus 2021. DPRD DKI Jakarta juga meminta pemprov menjemput bola dengan melibatkan jajaran pemerintahan terkecil untuk memperluas cakupan vaksinasi.
Ahmad Riza Patria, Wakil Gubernur DKI Jakarta seusai rapat di DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/6/2021), menjelaskan, dari rapat di Istana Negara pada Selasa pagi, Presiden Joko Widodo memberi arahan kepada Pemprov DKI Jakarta dan jajaran Forkopimda untuk mengatasi Covid-19 yang kasusnya meningkat signifikan dalam seminggu terakhir.
”Pak Presiden, di antaranya, berpesan supaya implementasi di lapangan ditambahkan, dikuatkan seperti dulu. Yaitu ada penjagaan, pengetatan,” kata Ahmad Riza.
Pesan kedua, Presiden Joko Widodo meminta penggunaan masker di DKI Jakarta ditingkatkan lagi persentasenya. ”Karena menurut bapak presiden, penggunaan masker ini sudah selamatkan 98 persen,” ujar Ahmad Riza.
Pesan ketiga, Presiden meminta supaya DKI Jakarta segera mempercepat program vaksinasi di Jakarta. Ditargetkan sampai akhir Agustus, vaksinasi bisa mencakup hingga 7,5 juta orang.
Widyastuti, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, menjelaskan, untuk mencapai target vaksinasi, DKI Jakarta harus berkolaborasi secara tentatif dengan sejumlah pihak. ”Tadi juga dirapatkan dengan dukungan Pak Gubernur dengan Forkopimda, bagaimana peran TNI/Polri, swasta, institusi pendidikan, dan berbagai bentuk kolaborasi untuk percepatan,” katanya.
Dengan kolaborasi itu, ditargetkan setiap hari Dinkes DKI akan bisa memvaksin 100.000 orang. Jumlah yang terhitung besar dan ambisius.
Melihat target 7,5-8 juta warga tervaksin sampai dengan akhir Agustus 2021, Jhonny Simanjuntak, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, mengusulkan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk jemput bola. Ia menilai Pemprov DKI kurang mendayagunakan aparat pemerintahan terkecil hingga tingkat RT, padahal aparat tingkat RT adalah yang terdekat dengan masyarakat.
Di Jakarta, jelas Simanjuntak, RT dan RW relatif lebih siap dengan ujung tombaknya ibu-ibu PKK ataupun jumantik. ”Libatkan puskesmas untuk bisa menjemput bola bersama RT dan RW,” kata Jhonny yang juga anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu.
Cara lainnya, Dinkes DKI mesti mendekatkan tempat vaksinasi dengan masyarakat. Utamanya memperbanyak lokasi vaksinasi dengan masyarakat yang status sosialnya menengah ke bawah.
”Dekatkan tempat vaksinasi itu. Jadi masyarakat tidak susah. Karena kalau pemerintah hanya memberi kesempatan di kelurahan, tidak akan tercapai karena banyak warga yang rumahnya jauh dari kelurahan. Artinya, semakin memperluaslah kesempatan kepada masyarakat, bisa dengan swasta atau dengan layanan yang prima,” paparnya.
Syarat mobilitas
Secara terpisah, Sekretaris Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta Oman Rohman Rakinda mengusulkan agar syarat vaksin menjadi utama bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke area-area publik. ”Demi membatasi mobilitas warga di tengah lonjakan Covid-19 dan munculnya varian baru Covid-19 di Jakarta, Pemprov agar mengeluarkan kebijakan area-area seperti mal, restoran, kafe, dan tempat wisata bisa dikunjungi hanya oleh masyarakat yang sudah divaksin,” kata Oman yang juga anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta itu.
Oman mengatakan, perpanjangan PPKM Mikro mesti ada pembaruan aturan jika ingin berjalan efektif. ”Perpanjangan PPKM Mikro bagus, tapi langkah-langkah pembaruan perlu untuk menyikapi kondisi kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta yang semakin hari terus melonjak,” ujarnya.
Vaksinasi sebagai syarat mobilitas warga juga bisa menjadi solusi yang efektif untuk mendorong masyarakat untuk bersedia di vaksin. ”Kita berharap target 7,5 Juta vaksinasi hingga Agustus di DKI Jakarta bisa tercapai demi terciptanya herd immunity sehingga dengan otomatis perlahan menurunkan angka penularan,” jelasnya.