Peringatan, Keterisian RSDC Wisma Atlet Kemayoran Mencapai 75 Persen
Sebanyak 661 pasien tiba di RSDC Wisma Atlet. Lampu merah untuk kita semua. Jika tidak taat protokol kesehatan ketat, kondisi akan semakin parah dan semakin banyak warga yang menjalani perawatan di Wisma Atlet.
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, terus bertambah. Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur sudah mencapai 75,19 persen.
Tingginya angka kasus positif perlu diwaspadai dan menjadi peringatan untuk semua kalangan agar ketat menjalankan protokol kesehatan. Tanpa kesadaran dan kedisiplinan warga menjalankan protokol kesehatan, penyebaran Covid-19 sulit dicegah.
Letnan Kolonel Laut M Arifin, dari Humas Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, mengatakan, ambulans dari banyak puskesmas di Jakarta dan sekitarnya terus berdatangan membawa pasien terkonfirmasi positif ke Wisma Atlet. Kedatangan ambulans itu menambah banyak jumlah pasien yang perlu mendapat perawatan di Wisma Atlet.
”Ini lampu merah untuk kita semua. Jika tidak taat protokol kesehatan ketat, kondisi akan semakin parah, akan semakin banyak warga yang menjalani perawatan. Seperti hari ini, kita menerima 661 pasien. Ini tinggi sekali. Sementara pasien keluar 173 pasien,” kata Arifin di Jakarta, Sabtu (12/6/2021).
Arifin menjelaskan, berdasarkan data harian Sabtu (12/6/2021), total kasus positif yang menjalani perawatan di RSDC Wisma Atlet sudah mencapai 4.507 pasien yang tersebar di menara 4, 5, 6, dan 7. Sebanyak 4.507 pasien itu terdiri dari 2.157 laki-laki dan 2.350 perempuan.
Di menara 4, jumlah pasien yang menjalani perawatan 818 orang atau keterisian tempat tidur mencapai 52,91 persen. Adapun sisa keterisian tempat tidur ada 728 unit atau 47,09 persen.
Di menara 5, jumlah pasien yang menjalani perawatan 1.534 orang atau keterisian tempat tidur mencapai 97,71 persen. Adapun sisa keterisian tempat tidur hanya 36 unit atau 2,29 persen.
Di menara 6, jumlah pasien yang menjalani perawatan 894 orang atau keterisian tempat tidur mencapai 68,77 persen. Adapun sisa keterisian tempat tidur ada 406 unit atau 31,23 persen.
Sementara di menara 7, jumlah pasien yang menjalani perawatan 1.261 orang atau keterisian tempat tidur mencapai 79,91 persen. Adapun sisa keterisian tempat tidur ada 317 unit atau 20,09 persen.
”Ini harus diwaspadai. Keterisian tempat tidur di empat menara sangat tinggi mencapai rata-rata 75,19 persen atau terisi 5.994 tempat tidur. Total sisa tempat tidur 24,81 persen atau hanya 1.487 tempat tidur. Tingginya keterisian tempat tidur ini melebihi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” tutur Arifin.
Menurut Arifin, tingginya angka kasus positif dan keterisian tempat tidur di RSDC ini seperti saat lonjakan kasus pada Januari 2021 sesuai libur Natal dan Tahun Baru. Selain faktor liburan, lonjakan kasus juga terjadi karena keabaian dan tidak ketatnya menjalankan protokol kesehatan.
”Sekali lagi protokol kesehatan ketat. Ini peringatan untuk kita semua. Jangan sampai fasilitas kesehatan penuh, karena akan berdampak terhadap pelayanan kepada pasien, berdampak terhadap tenaga kesehatan dan tentu dari keluarga kita. Kami akan fokus pada pelayanan kesehatan, tetapi semua juga harus bantu kami dengan menjaga kesehatan dan protokol kesehatan ketat pastinya,” tutur Arifin.
Disiplin
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya masif pelacakan, pengujian, dan perawatan (tracing, treatment, dan testing/3T) hingga ke lingkungan terkecil. Hal itu karena dari 2.096 kasus positif pada 10 Juni, 51 persen atau 1.070 kasus positif di antaranya adalah hasil pelacakan puskesmas yang mayoritas dilakukan di tingkat RT.
Adapun 1.026 kasus positif ditemukan di fasilitas kesehatan. Sementara dari identifikasi kluster mudik hingga 10 Juni, ada 2.008 kasus positif dari 988 keluarga.
Berdasarkan pembaruan data Dinkes DKI Jakarta pada 10 Juni, sudah dilakukan tes usap PCR atas 17.760 spesimen. Dari jumlah tersebut, 13.142 orang menjalani tes usap PCR untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 2.293 positif dan 10.849 negatif. Selain itu, dilakukan pula tes usap antigen 6.226 orang, dengan hasil 216 positif dan 6.010 negatif.
”Target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen), artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu. Jakarta, target telah terlampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir, ada 68.778 orang dites PCR. Total tes PCR DKI Jakarta kini mencapai 384.327 per sejuta penduduk,” ujar Dwi, dalam keterangan tertulisnya.
Dwi menuturkan, selain menerapkan 3T secara masif, vaksinasi Covid-19 juga terus digalakkan pada sejumlah kelompok prioritas. Kendati demikian, masih dibutuhkan peran serta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Vaksinasi Covid-19 saat ini hanya mengurangi dampak keterpaparan, masih terdapat kemungkinan tertular dan menularkan virus Covid-19 jika protokol kesehatan longgar dalam keseharian. Itu terlihat dari kasus positif yang masih fluktuatif dan kini mengalami kenaikan. Butuh kerja bersama untuk memutus rantai penularan ini.
Adapun jumlah sasaran vaksinasi tahap 1 dan 2 untuk tenaga kesehatan, lansia, dan pelayan publik sebanyak 3.000.689 orang. Total dosis 1 saat ini 2.790.253 orang (93,0 persen) dan total dosis 2 kini 1.858.410 orang (61,9 persen). Sementara, untuk Vaksinasi Gotong Royong, total di Jakarta saat ini 37.375 orang.
Sementara untuk tenaga kesehatan, vaksinasi dosis 1 telah dilakukan kepada 135.728 orang (120,9 persen) dan vaksinasi dosis 2 mencakup 120.833 orang (107,6 persen), dengan target vaksinasi 112.301 orang.
Sementara pada kelompok lansia, vaksinasi dosis 1 telah dilakukan kepada 595.046 orang (65,3 persen) dan vaksinasi dosis 2 mencakup 53.273 orang (58,7 persen), dengan target vaksinasi 911.631 orang. Pada kelompok pelayan publik, vaksinasi dosis 1 telah dilakukan kepada 2.059.479 orang (104,2 persen) dan vaksinasi dosis 2 mencakup 1.202.304 orang (60,8 persen), dengan target vaksinasi 1.976.757 orang.