Kasus Positif Harian di Jakarta Tembus 2.096 Orang
Sebanyak 760 kasus adalah orang tanpa gejala atau 36 persen dari 2.096 kasus baru. Sementara, 1.336 kasus atau 64 persennya adalah pasien bergejala, dengan 232 orang di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hampir sebulan setelah Lebaran, kasus positif Covid-19 di Ibu Kota meningkat tajam. Pada 10 Juni 2021, penambahan kasus harian baru mencapai 2.096 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia, Kamis (10/6/2021), melalui keterangan tertulis menjelaskan, pada hari ini Dinas Kesehatan melakukan tes PCR kepada 12.304 orang dengan spesimen yang dites 15.775 spesimen.
Hasilnya, 2.096 kasus positif dan 10.208 kasus negatif. Sebanyak 51 persen dari kasus positif itu atau 1.070 kasus adalah hasil penelusuran puskesmas yang mayoritas dilakukan di lingkungan RT yang melakukan mikro lockdown. Sementara 1.026 kasus positif ditemukan di fasilitas kesehatan.
”Kami memang terus memasifkan 3T (tracing, testing, treatment). Namun, bisa kita lihat bahwa kenaikan kasus memang terjadi paska libur lebaran,” kata Dwi.
Sebanyak 760 kasus adalah orang tanpa gejala atau 36 persen. Sementara, 1.336 kasus adalah pasien bergejala atau 64 persen, dengan 232 orang di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit
Pada 8 Juni 2021, kasus positif yang ditemukan 755 kasus, pada 9 Juni 1.371 kasus positif, sedangkan pada 10 Juni ditemukan 2.096 kasus. Dari 2.096 kasus positif, terdistribusi merata di enam wilayah kota/kabupaten di Jakarta. Di Kepulauan Seribu 2 kasus, Jakarta Barat 422 kasus, Jakarta Pusat 331 kasus, Jakarta Selatan 499 kasus, Jakarta Timur 637 kasus, dan Jakarta Utara 205 kasus.
Dari jumlah kasus positif tersebut, 760 kasus adalah orang tanpa gejala atau 36 persen. Sementara, 1.336 kasus adalah pasien bergejala atau 64 persen, dengan 232 orang di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit.
”Jika dilihat penambahan kasusnya merata, terjadi di 43 kecamatan di DKI Jakarta, kecuali Kepulauan Seribu Utara. Lima kecamatan penyumbang kasus terbanyak adalah Cengkareng 109 kasus, Cipayung 80 kasus, Jagakarsa 80 kasus, Duren Sawit 71 kasus, dan Kebon Jeruk 68 kasus,” kata Dwi.
Di tengah berlangsungnya pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro ini, didapati pula ada 3 RT zona merah dan 23 RT zona oranye sehingga terus dilakukan pelacakan kasus yang masif. Distribusi RT PPKM yang menjadi lokasi terjadinya kluster penularan di komunitas, antara lain di wilayah Cipayung, Cengkareng, Cilincing, Ciracas, Pasar Minggu, Kemayoran, dan Pulogadung.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta menyatakan, terkait kasus yang makin naik itu, ia hanya berpesan supaya masyarakat terus-menerus menerapkan protokol kesehatan. Pemprov DKI juga terus memperbesar angka tes PCR.
”Untuk kontribusi, kami masih 36,4 persen terhadap PCR nasional. Belum yang tes cepat antigen dan program lainnya,” kata Ahmad Riza.
2.008 kasus dari kluster Lebaran
Sementara, dari identifikasi kluster mudik yang dilakukan Dinkes DKI Jakarta sejak 21 Mei sampai dengan 10 Juni 2021, terdapat 2.008 kasus positif. Kasus sebanyak itu teridentifikasi dari 988 keluarga.
”Untuk itu, kami mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan, jangan melonggarkan protokol kesehatan karena penularan masih terus terjadi,” kata Dwi Oktavia.
Dwi juga mengimbau seluruh masyarakat tetap waspada terhadap mutasi virus baru yang lebih mudah menular dan menimbulkan gejala yang lebih berat. DKI Jakarta secara aktif melakukan pemeriksaan sampel Whole Genome Sequencing (WGS), dengan 649 sampel sudah diperiksa.
”Terdapat 19 kasus Variant of Concern mutasi virus baru yang ditemukan di DKI Jakarta, dengan 18 di antaranya memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri dan 1 kasus transmisi lokal,” kata Dwi.