Ibu Kota Siapkan 34 Lokasi Isolasi dan Penginapan Tenaga Kesehatan
Ke-34 lokasi itu menambah tiga lokasi yang sudah ditetapkan tahun lalu.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lonjakan kasus Covid-19 di Ibu Kota diantisipasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan menyiapkan 34 lokasi isolasi terkendali dan penginapan bagi tenaga kesehatan.
Fify Mulyani, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (7/6/2021), menjelaskan, penyiapan lokasi baru itu tertuang dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 675 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Keputusan Gubernur No 979 Tahun 2020 tentang Lokasi Isolasi Terkendali Milik Pemprov DKI Jakarta dalam Rangka Penanganan Covid-19.
Dalam kepgub tersebut, tertulis ada 37 lokasi. Tiga lokasi sudah ditetapkan melalui Kepgub No 979 Tahun 2020, sisanya 34 lokasi baru ditetapkan dalam kepgub yang baru tersebut.
Dari 37 lokasi itu, untuk lokasi isolasi terkendali ditetapkan di 31 lokasi dengan kapasitas tampung 8.249 orang. Sisanya, enam lokasi, ditetapkan sebagai lokasi penginapan bagi tenaga kesehatan dengan total kapasitas 835 orang. Adapun lokasi baru itu bervariasi, mulai dari gedung sekolah, hotel, gedung olahraga, hingga masjid raya.
Untuk penggunaan lokasi baru sebagai lokasi isolasi terkendali, kepgub tersebut mengatur penggunaan dalam tiga tahap. Tahap 1 menggunakan lima lokasi dengan total kapasitas 607 orang, yakni di Graha Wisata TMII, Graha Wisata Ragunan, Hotel Grand Mansion Menteng, Pusdiklat Gulkarmat Ciracas, dan Masjid Raya KH Hasyim Ashari.
Tahap 2 menggunakan tujuh lokasi dengan total kapasitas 6.648 orang. Sementara tahap 3 menggunakan 19 lokasi dengan kapasitas total 994 orang.
Meski menyediakan lokasi baru, sampai hari ini DKI Jakarta masih mengandalkan Wisma Atlet yang difasilitasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana. ”Penyediaan lokasi baru itu untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan kasus. Apabila tingkat keterisian di Wisma Atlet sudah lebih dari 80 persen, baru tempat isolasi yang disiapkan Pemprov DKI digunakan,” ujarnya.
Dari catatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, untuk penambahan kasus positif harian pada dua hari ini lebih dari 1.000 kasus. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menjelaskan, pada 6 Juni 2021, dari tes PCR terhadap 10.893 spesimen dari 7.625 orang, didapati 1.019 kasus positif dan 6.606 kasus negatif.
Pada 5 Juni 2021, dari tes PCR kepada 10.605 orang, sebanyak 1.317 kasus positif dan 9.288 kasus negatif. Sementara pada 4 Juni 2021, dari tes PCR kepada 9.829 orang, sebanyak 906 kasus positif dan 8.923 kasus negatif.
Penambahan kasus positif di DKI Jakarta salah satunya berasal dari kluster di permukiman yang muncul seusai Idul Fitri. Dari data, sampai saat ini yang sudah terungkap di DKI Jakarta ada di sejumlah tempat.
Di Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, terungkap 104 kasus positif; di Bambu Apus, Cipayung ada 27 kasus positif; di Srengseng Sawah, Jagakarsa, ada 13 kasus positif. Adapun di Ciracas sempat ada 36 kasus positif, kemudian nol; di Semper Barat, Cilincing, ada 22 kasus positif; di Kayu Putih, Pulogadung, ada 22 kasus positif; serta di Kecamatan Kebon Jeruk ada 149 kasus.
Kepala Polsek Kebon Jeruk Komisaris Robinson Manurung secara terpisah menjelaskan, untuk Kecamatan Kebun Jeruk, kasus Covid-19 merata di tujuh kelurahan. ”Semua kasus Covid-19 di Kebun Jeruk hari ini ada 149 kasus, sementara kemarin ada 151 kasus. Paling tinggi di daerah selatan, Kebun Jeruk dan Sukabumi Utara,” ucapnya.
Dari 149 kasus itu, 97 melakukan isolasi mandiri dan sisanya dirawat di rumah sakit dan Wisma Atlet. Adapun untuk kluster mudik sudah dinyatakan sembuh.