Vaksinasi dan Tunjangan Hari Raya Tingkatkan Inflasi di Jakarta
Program vaksinasi dan tunjangan hari raya (THR) Idul Fitri mendukung membaiknya ekspektasi masyarakat terhadap perbaikan kesehatan dan ekonomi di Ibu Kota.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Program vaksinasi dan pembayaran tunjangan hari raya mendukung membaiknya ekspektasi masyarakat terhadap perbaikan kesehatan dan ekonomi di Ibu Kota. Membaiknya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat secara bertahap berdampak positif pada inflasi DKI Jakarta, yang naik dari negatif 0,02 persen pada Mei 2020 menjadi 0,41 persen (Mei 2021).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Buyung Airlangga, dalam telekonferensi pers, memaparkan, inflasi bulan Mei mengalami kenaikan 0,33 persen dari 0,08 persen pada April 2021 menjadi 0,41 persen (Mei 2021). Angka ini juga naik signifikan dari inflasi Mei 2020, yang negatif 0,02 persen ketika perekonomian anjlok saat awal pandemi Covid-19 terjadi.
”Inflasi di Jakarta selama 2021 selalu di bawah inflasi 2020. Baru pada bulan lalu angkanya sedikit melampaui angka inflasi bulan sama tahun lalu. Kenaikan ini dipengaruhi hari raya Idul Fitri,” kata Buyung, di Jakarta, Rabu (2/6/2021).
Kenaikan harga kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi terbesar pada inflasi bulan Mei, yakni 0,86 persen. Adapun kenaikan harga kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,83 persen. Sementara sektor transportasi menyumbang inflasi 0,34 persen.
Inflasi Mei pun hampir menyentuh level yang sama dalam bulan saat Idul Fitri dirayakan pada tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Pada Juni 2019, angka inflasi tercatat 0,47 persen dan pada Juni 2018 sebesar 0,48 persen.
”Ada semacam ekspektasi positif terhadap perkembangan perekonomian bulan ini. Pada Mei, aparat sipil negara mendapat tunjangan hari raya dan ini beriringan dengan program vaksinasi yang terus dijalankan. Dua variabel ini memengaruhi inflasi karena menaikkan daya beli dan ekspektasi masyarakat terdapat pemulihan kesehatan,” ujarnya.
Vaksinasi peritel
Untuk menyambut tren positif pemulihan ekonomi di Jakarta, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berupaya meningkatkan kesehatan para pekerja ritel selama pandemi dengan memfasilitasi program vaksinasi.
Aprindo menyasar 150.000 karyawan ritel serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di lima wilayah DKI Jakarta. Hari ini, kegiatan vaksinasi massal dilakukan serentak di Jakarta, termasuk di GOR Kemayoran, Jakarta Pusat, terhadap 30.000 orang.
Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan, pekerja ritel modern berisiko tertular dan terdampak Covid-19 karena berhadapan langsung dengan konsumen. Oleh karena itu, pekerja ritel dan pelaku UMKM butuh perlindungan kesehatan dan imunitas.
”Kita berharap karyawan ritel dan UMKM dapat divaksin semuanya sehingga dapat memberikan pelayanan bagi konsumen dan masyarakat. Apa yang kita lakukan ini dapat membawa kita pada kekebalan kelompok,” katanya.
Vaksinasi secara masif ini juga diharapkan Roy dapat membangkitkan dunia usaha, khususnya sektor ritel modern, agar perekonomian Indonesia bangkit kembali melalui konsumsi rumah tangga, yang menyumbang 57,6 persen terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) Indonesia.
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi berharap vaksinasi oleh Aprindo ini dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 di Jakarta Pusat, terutama bagi karyawan ritel modern.
”Kami mengapresiasi masyarakat Jakarta Pusat, termasuk minimarket dan supermarket, karyawannya divaksin. Mereka berhubungan dengan pembeli dari masyarakat, maka harus dijaga bagaimana memutus mata rantai Covid-19,” kata Irwandi.