Ada 26.029 Pemudik Belum Jalani Tes Covid-19 di Jakarta
Dinas Dukcapil DKI Jakarta mendata sudah ada 43.200 pemudik yang balik ke Ibu Kota dan 60 persennya belum menjalani tes usap antigen atau PCR.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta mendata ada 43.200 pemudik kembali ke Jakarta sampai Rabu (26/5/2021) pukul 21.00. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Budi Awaludin menyebut, jumlah pemudik yang telah kembali terdiri dari 26.638 warga Jakarta dan 16.562 warga dengan identitas dari luar Jakarta.
”Data yang kami peroleh berdasarkan laporan RT dan RW yang memasukkan data warganya yang kembali dari mudik melalui aplikasi Data Warga,” katanya, Kamis (27/5/2021).
Dari data tersebut juga diketahui 60 persen pemudik atau 26.029 orang belum menjalani tes Covid-19. Sebanyak 14.527 orang lainnya telah mengikuti tes antigen, 2.120 orang telah dites usap PCR, dan 524 orang dites GeNose-19.
Pendataan pemudik yang telah kembali dan dites Covid-19 penting untuk mencegah penularan infeksi virus SARS-CoV-2 di Jakarta. Mereka yang belum tes masih bisa mengikuti pemeriksaan yang kini banyak disediakan pengurus daerah dan kepolisian.
Mobilitas warga yang tetap tinggi bisa membuat pandemi terus memburuk. Ini juga meningkatkan potensi penyebaran berbagai mutasi virus penyebab Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia. (Ede Surya Darmawan)
Adapun Kepolisian Daerah Metro Jaya melaporkan, dari giat penyekatan arus balik mudik dan pengetatan PPKM mikro yang dilakukan sejak 16-26 Mei, ada 109.988 pemudik yang mengikuti tes antigen. Ini baru sebagian kecil dari 1,5 juta orang yang sebelumnya diperkirakan tetap mudik.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, data ini dilaporkan dari 14 pos penyekatan arus balik di Jakarta dan sekitarnya serta posko tes usap antigen gratis yang dibuka oleh kepolisian sektor di permukiman warga.
”Sebanyak 834 orang di antaranya reaktif. Sekarang ada 460 orang di antaranya diisolasi mandiri, 168 orang dirawat di Wisma Atlet Kemayoran, dan 206 orang lainnya di tempat rujukan lain,” kata Yusri di Jakarta.
Upaya pemantauan dan pengetesan terhadap pemudik yang kembali ke Jakarta, menurut Yusri, masih akan dilakukan sampai 31 Mei. Adapun perpanjangan penyekatan arus balik mudik dan pemeriksaan Covid-19 masih dimungkinkan, termasuk di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Tol Cikupa.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta juga masih mengimbau pengurus daerah, mulai dari tingkat RT hingga camat, untuk mendata warganya yang baru kembali dari kegiatan mudik. Budi mengatakan, petugas dinas dukcapil di kelurahan bertugas menyosialisasikan pencatatan data melalui aplikasi ke RT dan RW. Tidak ada mekanisme penindakan bagi pengurus RT dan RW yang tidak proaktif mendata.
”Petugas kami juga membantu mengimbau masyarakat yang balik mudik agar melapor ke RT,” kata Budi.
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan berpendapat, warga yang tetap bermobilitas di tengah pandemi hingga saat ini perlu terus dipantau. Pasalnya, 80 persen masyarakat cenderung tidak bergejala ketika terinfeksi virus penyebab Covid-19. Selain itu, vaksinasi yang baru sebagian kecil didistribusikan juga masih belum cukup untuk membentuk kekebalan komunal.
”Mobilitas warga yang tetap tinggi bisa membuat pandemi terus memburuk. Ini juga meningkatkan potensi penyebaran berbagai mutasi virus penyebab Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia mendukung upaya peningkatan pelacakan, pengetesan, dan penanganan atau biasa disebut 3T (tracing, testing, treatment) oleh satuan tugas penanganan Covid-19 perangkat daerah, polisi, dan TNI.