Pascamasa Peniadaan Mudik, Keberangkatan Penumpang AKAP dari Jakarta dan Sekitarnya Meningkat
Empat terminal AKAP di bawah pengelolaan BPTJ kembali beroperasi setelah masa peniadaan mudik. Penumpang berangkat di tiga dari empat terminal AKAP cenderung meningkat.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Empat terminal di bawah pengelolaan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek yang melayani angkutan antarkota antarprovinsi kembali beroperasi setelah masa peniadaan mudik. Penumpang yang berangkat melalui tiga dari empat terminal tipe A AKAP cenderung meningkat.
Polana B Pramesti, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), melalui keterangan tertulis, Minggu (23/5/2021), menjelaskan, berdasarkan data pada 18-21 Mei 2021, terjadi kenaikan jumlah keberangkatan penumpang AKAP di Terminal Jatijajar Depok, Terminal Poris Plawad Tangerang, dan Terminal Baranangsiang Bogor. Sementara di Terminal Pondok Cabe Tangerang Selatan tidak terjadi kenaikan.
”Peningkatan terjadi dengan asumsi dibandingkan dengan jumlah rata-rata penumpang pada masa normal, yaitu pada bulan Januari- Maret 2021,” jelas Polana.
Kenaikan jumlah pengguna layanan AKAP sebesar 8,87 persen tercatat terjadi di Terminal Baranangsiang Bogor. Pada hari-hari biasa seperti pada bulan Januari sampai dengan Maret, Terminal Baranangsiang melayani penumpang rata-rata 203 orang per hari. Pascamasa peniadaan mudik, Terminal Baranangsiang tercatat melayani rata-rata 221 penumpangper hari.
Destinasi yang paling banyak dituju adalah Wonosobo di Jawa Tengah, serta Lampung dan Padang di Sumatera. ”Di Terminal Baranangsiang Bogor, setidaknya terdapat 24 PO yang beroperasi melayani AKAP,” tambah Polana.
Layanan AKAP di Terminal Poris Plawad Tangerang pada pascamasa peniadaan mudik juga meningkat sekitar 74 persen. Pada waktu normal, terminal melayani penumpang rata-rata 446 orang per hari. Selepas masa peniadaan mudik, rata-rata melayani 776 penumpang per hari. Padang dan Madura merupakan destinasi yang paling banyak dituju oleh pengguna layanan AKAP melalui terminal ini. Untuk jumlah PO yang terdapat di Poris Plawad sebanyak 78 perusahaan.
Di Terminal Jatijajar, Depok, jelas Polana, pada Januari sampai dengan Maret, setiap hari melayani penumpang AKAP rata-rata 324 orang. Setelah berakhirnya masa peniadaan mudik pengguna layanan angkutan AKAP di terminal ini sebanyak 519 penumpang per hari.
”Dengan demikian kenaikan penumpang yang berangkat melalui Terminal Jatijajar, Depok, pada periode ini tercatat kurang lebih sebesar 60 persen,” jelas Polana.
Ponorogo, Bojonegoro, Yogyakarta, dan Pekalongan merupakan daerah yang paling banyak dituju oleh penumpang yang berangkat melalui Terminal Jatijajar. Sebanyak 48 PO ada di Terminal Jatijajar.
Khusus Terminal Pondok Cabe, Tangerang Selatan, tidak ada kenaikan jumlah penumpang. Rata-rata penumpang harian sepanjang Januari sampai dengan Maret dibandingkan dengan jumlah penumpang rata-rata per hari setelah beroperasinya kembali layanan AKAP pascamasa peniadaan mudik jumlahnya sama, yaitu sebanyak 38 penumpang setiap hari.
Sementara di dua terminal tipe A yang dikelola Dishub DKI Jakarta, yaitu di Terminal Pulo Gebang dan Kalideres, juga terjadi lonjakan rata-rata jumlah penumpang harian pada 18-20 Mei 2021 (pasca-peniadaan mudik) dibandingkan 6-8 Mei 2021 (periode peniadaan mudik).
Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menjelaskan, jumlah penumpang AKAP yang datang pada 6-8 Mei sebanyak 21 penumpang per hari, naik menjadi 3.467 penumpang per hari pada 18-20 Mei. Untuk penumpang AKAP yang berangkat, dari sebelumnya 68 penumpang per hari pada 6-8 Mei menjadi 1.484 penumpang per hari pada 18-20 Mei 2021.
Tes GeNose acak
Setelah masa peniadaan mudik yang berlangsung 18 - 24 Mei 2021, Polana menyampaikan, dilakukan tes GeNose C19 secara acak kepada para penumpang yang memanfaatkan layanan melalui terminal-terminal yang berada di bawah pengelolaan BPTJ.
”Secara keseluruhan pada 18-21 Mei 2021 telah dilakukan tes GeNose secara acak kepada 1.707 penumpang,” ujar Polana.
Dari jumlah tersebut terdapat sebanyak 22 penumpang terindikasi gejala positif. ”Untuk penumpang yang terindikasi gejala positif, kami minta untuk menunda perjalanan dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Polana.
Untuk DKI Jakarta, jelas Syafrin, dari hasil pemeriksaan kesehatan dengan tes cepat antigen dan GeNose pada Terminal Terpadu Pulo Gebang, Terminal Kalideres, dan Pelabuhan Kaliadem, 108 orang dikonfirmasi positif dan sudah mendapat penanganan. Dari tiga lokasi itu jumlah penumpang yang dites cepat antigen ada 9.665 orang dengan hasil 35 orang positif dan 9.630 orang negatif. Untuk pemeriksaan GeNose, sebanyak 2.614 orang diperiksa. Hasilnya 73 orang positif dan 2.541 orang negatif.
”Total yang diperiksa adalah 12.279 orang dengan hasil positif 108 orang dan negatif 12.171 orang,” jelas Syafrin.
Polana menambahkan, komunikasi kepada seluruh operator bus terkait dengan pelaksanaan tes GeNose terus dilakukan terutama terkait dengan mekanisme pengembalian tiket kepada calon penumpang yang terindikasi gejala positif.
”Data penumpang yang terindikasi gejala positif juga disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan satgas penanganan Covid-19 di daerah sebagai acuan dalam melakukan tindakan lanjutan yang dibutuhkan dalam mencegah penyebaran Covid-19,” ungkap Polana.
Sebagai upaya dalam menekan penyebaran Covid-19, Polana juga meminta kepada masyarakat yang hendak bermobilitas untuk senantiasa menegakkan protokol kesehatan khususnya dalam memanfaatkan layanan angkutan umum. ”Protokol kesehatan harus terus diimplementasikan dan senantiasa terjaga dengan baik,” kata Polana.