Kluster Keluarga Sumbang Peningkatan Pasien Positif Sepekan Terakhir
TNI dan Polri dan Pemerintah DKI Jakarta akan terus mengoptimalkan pelacakan, pemeriksaan, dan perawatan berbasis komunitas.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kluster keluarga menyumbang jumlah pasien positif yang meningkat sampai 6 persen dalam sepekan terakhir di Rumah Sakit Darurat Covid atau RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Untuk itu, pemerintah daerah, TNI, dan Polri akan terus mengoptimalkan pelacakan, pemeriksaan, dan perawatan berbasis komunitas.
Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayor Jenderal Tugas Ratmono, Senin (24/5/2021), menyampaikan, sampai pukul 06.00 terdapat 1.305 pasien positif Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Ini meningkat dari hanya 1.266 pasien sore hari sebelumnya. Dengan demikian, keterisian mencapai ruang inap 21,77 persen dari total 5.994 ruangan.
Tenaga pelacak baru mampu mendeteksi 4 orang dari 1 orang positif. Padahal, menurut standar WHO perlu 30 orang yang ditelusuri setiap dari 1 kasus positif. (Amanda Tan)
Tugas menyebutkan, jumlah pasien positif yang dirujuk terus mengalami peningkatan. Senin (17/5) lalu, jumlah pasien mencapai rekor terendah sejak Agustus 2020 dengan total pasien positif yang dirawat 900 orang dan tingkat keterisian 15,02 persen.
”Ada kenaikan 6 sekian persen dalam seminggu pasca-Lebaran. Kluster terbanyak adalan kluster keluarga sehingga ini betul-betul harus meningkatkan kewaspadaan pencegahan kita semua,” lanjut Tugas.
Menurut dia, peningkatan pasien positif memang kerap terjadi hingga dua minggu setelah masa liburan. Setelah libur Natal dan Tahun Baru lalu, misalnya, jumlah pasien positif yang dirujuk meningkat sampai 10 persen dalam seminggu. Tingkat keterisian RSDC Wisma Atlet Kemayoran pun menembus 84 persen pada 4 Januari 2021.
”Semoga habis Lebaran ini tidak ada lagi kenaikan pasien yang tajam,” kata pria yang juga menjabat Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Ia memastikan rumah sakit itu masih bisa menampung hingga 8.000 pasien rawat inap dengan beberapa tempat tidur tambahan di setiap ruang rawat.
Ia mengingatkan agar masyarakat ikut aktif mengendalikan pandemi dari hulu, dengan menjalankan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Ditambah menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Ia juga mengharapkan, masyarakat aktif berkomunikasi satuan tugas atau perangkat daerah setempat jika ada keluarga yang terkonfirmasi terpapar Covid-19 dengan keluarga lain. Ia memastikan, satuan polisi dan TNI siap membantu personel dinas kesehatan dan tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dalam kegiatan pelacakan kasus di tingkat komunitas.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, dalam kesempatan berbeda hari ini, juga memastikan jajarannya membantu pelacakan, pemeriksaan, dan penanganan kasus Covid-19 secara maksimal di komunitas, pasca-masa Lebaran.
”Masih ada 2 minggu ke depan sampai akhir bulan Mei dan 2 minggu ke depan berikutnya sampai Juni, untuk kita mewaspadai perkembangan kasus Covid-19. Ini jadi ikhtiar kami untuk mendukung pemerintah daerah dalam mengendalikan pandemi,” katanya.
Ia pun menyoroti jumlah kasus aktif di DKI Jakarta yang sampai Minggu (23/5) pukul 10.00 tercatat mencapai 10.133 kasus. Ini meningkat dari hanya 7.293 kasus aktif pada 17 Mei atau seminggu sebelumnya. Wilayah Jakarta Timur pun jadi sorotan karena memiliki kasus aktif tertinggi sampai 2.900 kasus. Kluster keluarga di Kelurahan Cilangkap, Cipayung, yang mencatatkan kasus positif hingga 104 orang pun jadi pelajaran.
”Saya mengimbau kepada masyarakat seluruh DKI Jakarta dan sekitarnya bahwa apa yang menjadi kegundahan kita semua, apa yang menjadi penekanan pemerintah agar hati-hati dengan kerumunan, apalagi dengan adanya event silaturahmi, benar-benar ada,” tegas Fadil.
Polda Metro Jaya pun akan terus memitigasi penularan dari pemudik dengan memperpanjang penyekatan sampai 31 Mei. Tes antigen bagi pemudik yang kembali Jakarta dan sekitarnya juga akan terus dilakukan, agar virus pemudik yang terbukti positif tidak membawa penyakit ke lingkungan keluarga dan komunitas.
”Dari langkah-langkah penyekatan dan monitoring surveilans berbasis komunitas itu ada 476 sampai tadi pagi, ya, yang reaktif. Ada 75 orang yang dirujuk ke RSDC Wisma Atlet. Sisanya, diisolasi di hotel, khususnya bagi mereka yang bergejala ringan,” kata Fadil.
Sukarelawan LaporCovid-19, Amanda Tan, mendukung langkah TNI dan Polri untuk meningkatkan pelacakan, pemeriksaan, dan penanganan kasus Covid-19 di tingkat komunitas. Bantuan pelacakan, menurut dia, diperlukan karena saat ini tenaga pelacak dari puskesmas atau dinas kesehatan baru mampu mendeteksi 4 orang dari 1 orang positif.
”Itu rendah sekali. Padahal, menurut standar WHO, perlu 30 orang yang ditelusuri setiap dari satu kasus positif. Kami juga masih banyak temukan laporan dari warga Jakarta karena orang puskesmas belum proaktif ketika belum ada laporan,” ujar Amanda.
Kepada personel TNI dan Polri, Amanda mengharapkan, para aparat melakukan pendekatan yang humanis untuk memastikan warga tidak resisten terhadap upaya pengendalian Covid-19.