Sebagian Pelaku Usaha di Tangerang Keluhkan Tarif Vaksin Gotong Royong
Pelaku usaha, khususnya kecil dan menengah, kesulitan menjangkau harga vaksin serta tarif layanan vaksinasi Gotong Royong.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pelaku usaha, khususnya kecil dan menengah, di Kota Tangerang, Banten, urung mengikuti vaksinasi Gotong Royong. Mereka berharap ada subsidi harga vaksin dan tarif layanan vaksinasi karena cash flow atau arus kas perusahaan masih terpukul akibat pandemi Covid-19.
Pemerintah telah menetapkan harga vaksin beserta tarif vaksinasi Gotong Royong Covid-19. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 4643 Tahun 2021, harga pembelian vaksin sebesar Rp 321.660 per dosis dan tarif maksimal pelayanan vaksinasi Rp 117.910 per dosis. Harga itu sudah termasuk keuntungan 20 persen dan biaya distribusi yang akan diperoleh PT Bio Farma serta 15 persen keuntungan fasilitas kesehatan yang melayani vaksinasi.
Dengan harga dan tarif itu, maka perusahaan merogoh kocek Rp 879.140 untuk vaksinasi satu pekerja. Sebagai catatan, setiap orang mendapatkan dua kali suntikan vaksin dalam rentang dua pekan atau lebih.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kota Tangerang Ismail menyebutkan, perusahaan di Kota Tangerang berbondong-bondong mendaftar vaksinasi Gotong Royong karena informasi awal bahwa harga dan tarifnya Rp 500.000. Belakangan, setelah keluar harga dan tarif layanan dari pemerintah, perusahaan, khususnya kecil dan menengah, urung ikut vaksinasi Gotong Royong.
Perusahaan ingin karyawan sehat sehingga produktivitas kerja membaik. Sayangnya, keinginan itu terbentur harga dan tarif yang tidak seimbang dengan arus kas yang masih sempoyongan. (Ismail)
”Perusahaan ingin karyawan sehat sehingga produktivitas kerja membaik. Sayangnya, keinginan itu terbentur harga dan tarif yang tidak seimbang dengan arus kas yang masih sempoyongan,” katanya, Rabu (19/5/2021).
Menurut dia, perusahaan, khususnya kecil dan menengah, meminta ada subsidi harga dan tarif vaksinasi. Jika tidak, mereka akan ikut vaksinasi Gotong Royong ketika arus kas perusahaan sudah stabil.
Setidaknya ada empat perusahaan di Kota Tangerang yang sudah mengikuti vaksinasi Gotong Royong yang berlangsung sejak Selasa (18/5/2021). Perusahaan itu di antaranya PT Mayora Indah Tbk, PT Gajah Tunggal Tbk, dan PT Yuasa Battery Indonesia.
Karyawan perusahaan-perusahaan tersebut mengikuti vaksinasi di pabrik masing-masing. Vaksinatornya berasal dari rumah sakit atau puskesmas yang ada di Kota Tangerang.
Ismail menambahkan, setiap perusahaan, menurut rencana, akan memvaksinasi 5.000 pekerja. Targetnya setiap hari di tiap-tiap perusahaan akan divaksinasi 500 pekerja.
Belum konsolidasi
Secara terpisah, Sekretaris Apindo Tangerang Selatan Yakub Ismail mengatakan, sampai sejauh ini belum ada konsolidasi di antara pelaku usaha di Tangerang Selatan karena aturan vaksinasi Gotong Royong baru terbit. Perusahaan masih mengalkulasi biaya yang akan dikeluarkan berdasarkan harga dan tarif vaksinasi dari pemerintah.
”Kami akan melihat mekanismenya seperti apa. Apakah harga dan tarif untuk vaksinasi sudah termasuk observasi pasca-penyuntikan atau belum. Besaran harga dan tarif ini terjangkau atau tidak dan butuh subsidi yang bisa meringankan atau tidak,” ucapnya.
Skema subsidi yang dibahas oleh Apindo Tangerang Selatan, antara lain, biaya vaksinasi ditanggung perusahaan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan sesuai dengan besaran iuran yang dibayarkan pekerja.
Skema lainnya berupa fasilitas kesehatan menyediakan jasa vaksinasi kepada perusahaan. Jasa vaksinasi itu harus sesuai dengan syarat dan ketentuan dari pemerintah.
”Lebih penting lagi, jangan sampai ada kasus setelah penyuntikan. Kami berharap vaksinasi Gotong Royong membuat kegiatan usaha lebih optimal,” katanya.
Setidaknya ada satu perusahaan di Tangerang Selatan yang mengikuti vaksinasi Gotong Royong. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk memulai vaksinasi pada Selasa (18/5/2021).
Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie saat meninjau vaksinasi di PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk mengingatkan pekerja untuk tetap patuh pada protokol kesehatan meski telah divaksinasi. Sementara pemerintah akan berupaya untuk menyediakan vaksin agar semua pekerja dapat menerimanya.