Layani Banyak Penumpang Keberangkatan, KAI Tetap Terapkan Pengetatan
Transportasi kereta jarak jauh kembali diramaikan penumpang setelah masa pelarangan mudik Lebaran 6-17 Mei 2021. Kali ini lebih banyak penumpang yang meninggalkan Jakarta.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Transportasi kereta jarak jauh kembali diramaikan penumpang setelah masa pelarangan mudik Lebaran 6-17 Mei 2021. Kali ini lebih banyak penumpang yang meninggalkan Jakarta. Pengetatan syarat naik kereta masih diterapkan untuk menekan penyebaran penyakit Covid-19.
Mulai hari ini, Selasa (18/5/2021), PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero kembali melayani rata-rata 144 kereta api jarak jauh ke berbagai wilayah di Jawa dan Sumatera. Sebelumnya, selama masa larangan mudik, KAI hanya mengoperasikan 19 kereta untuk penumpang dengan tujuan nonmudik, yang rata-rata 6.000 orang per hari.
Selesainya larangan mudik pun membuat antusiasme masyarakat untuk menggunakan kereta jarak jauh kembali meningkat di wilayah layanan Jakarta. Hari ini, Stasiun Gambir melayani keberangkatan 20 kereta yang membawa 3.693 penumpang dan 13 kereta kedatangan dengan 3.286 penumpang.
Stasiun Pasar Senen melayani 20 kereta keberangkatan dengan total 8.693 penumpang dan kedatangan 2.919 penumpang. Kereta melayani penumpang dari dan ke rute Bandung, Cirebon, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Penumpang wajib melampirkan surat keterangan bebas Covid-19 dengan tes PCR atau tes usap Antigen atau GeNose C19 yang sampelnya diambil maksimal 1x 24 jam sebelum keberangkatan -- Eva Chairunisa
Dari pengamatan di siang hari, Stasiun Pasar Senen ramai calon penumpang yang akan berangkat dan pengantarnya. Dari pintu masuk utama, terlihat banyak orang berdiri dan duduk di emperan lantai selasar seberang bangunan utama stasiun. Keramaian juga terlihat pada area tes pemeriksaan Covid-19 dan ruang tunggu keberangkatan. Mereka yang tidak kebagian duduk di bangku tunggu yang dibatasi pun rela berdiri.
Sejumlah penumpang pun masih bisa membeli tiket di lokasi. Contohnya, Siska (24), warga Jakarta Barat yang baru hari ini merencanakan pergi ke Semarang, Jawa Tengah, bersama satu adiknya. "Saya mau antar adik saya yang mau cari sekolah di Semarang. Tapi, kami pergi dadakan begitu tahu hari ini sudah bisa naik kereta lagi," kata penumpang Kereta Gumarang yang mengaku tidak kesulitan membeli tiket dan tes Covid-19 GeNose di stasiun.
Penumpang lain seperti Andika (34) justru baru berencana keluar Jakarta untuk mudik ke kampungnya di Bojonegoro, Jawa Timur. "Kemarin kantor ikutin pemerintah untuk melarang karyawannya mudik. Sekarang, Alhamdulillah, sudah bisa cuti. Saya manfaatkan buat pulang kampung, lah," ujarnya yang pergi seorang diri.
Ini kali kedua pekerja konstruksi itu pulang kampung selama pandemi. Persyaratan untuk mengikuti tes Covid-19 dan hasil nonreaktif, serta mengikuti protokol kesehatan, diakuinya tidak terlalu memberatkan. "Aturannya memang berubah terus. Sekarang misalnya, surat hasil tes Covid-19 cuma berlaku 1 kali 24 jam. Tapi, enggak masalah, sih, kalau buat keamanan," ujarnya.
Pengetatan
Kepala Humas PT KAI Daop I Jakarta, Eva Chairunisa, yang ditemui di lokasi, mengatakan, keramaian yang terlihat di Stasiun Pasar Senen usai masa larangan mudik tidak jauh berbeda dengan situasi stasiun di akhir pekan selama pandemi.
Ia memastikan tidak akan ada lonjakan penumpang yang signifikan dibanding hari biasa selama pandemi. Kapasitas penumpang per kereta pun masih dibatasi 70 persen. Dengan demikian, fleksibilitas calon penumpang untuk membeli tiket di stasiun maksimal 3 jam sebelum keberangkatan juga masih terbatas.
"Kami juga masih menerapkan pengetatan syarat perjalanan. Penumpang wajib melampirkan surat keterangan bebas Covid-19 dengan tes PCR atau tes usap Antigen atau GeNose C19 yang sampelnya diambil maksimal 1x 24 jam sebelum keberangkatan. Sebelumnya kan maksimal berlakunya dua sampai tiga hari," tuturnya.
Meski batas maksimal syarat hasil tes Covid-19 dipersingkat dan KAI sudah menambah alat pengetesan, Eva tetap menyarankan calon penumpang untuk melakukan tes di fasilitas kesehatan di luar stasiun. Hal ini untuk menghindari kerumunan dari antrean.
Seperti di sejumlah stasiun yang melayani kereta jarak jauh, Stasiun Pasar Senen menyediakan tes usap antigen dengan biaya Rp 85.000 per orang dan tes GeNoce dengan biaya Rp 30.000 per orang. Berdasarkan data hari ini sampai pukul jam 13.00, jumlah calon penumpang yang dites GeNose sebanyak 2.800 orang dan tes antigen 320 orang.
Calon penumpang yang tidak dapat menunjukkan surat keterangan negatif atau nonreaktif Covid-19 dan tidak memakai masker, maka tiketnya akan dikenakan biaya pembatalan 25 persen. Sedangkan calon penumpang yang didapati suhu tubuhnya diatas 37,3 derajat celcius pada saat akan berangkat, tiket akan dikembalikan 100 persen.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo, mengingatkan, hasil tes bebas Covid-19 tidak menutup kemungkinan seseorang tertular virus dalam perjalanan. “Kita sudah buktikan, mereka yang berada di dalam perjalanan itu punya risiko yang sangat tinggi,” kata Doni belum lama ini.
Hasil tes bebas Covid-19 tidak menutup kemungkinan seseorang tertular virus dalam perjalanan -- Doni Monardo
Menurutnya, penularan virus dalam perjalanan sangat mungkin terjadi dari seseorang yang telah positif Covid-19 kemudian secara tidak langsung meninggalkan droplet di beberapa bidang atau benda pada fasilitas umum, termasuk transportasi massal baik darat, laut maupun udara.
“Mereka yang sudah negatif Covid-19 cenderung merasa nyaman, tetapi tanpa sadar mereka bisa menyentuh bagian tertentu dari permukaan benda-benda yang mungkin sudah terkena droplet dari seseorang yang positif Covid-19,” jelas Doni.
Adapun larangan mudik bagi masyarakat di kota besar dinilai penting untuk mengantisipasi minimnya fasilitas pengobatan di daerah yang lebih kecil. “Di kampung belum tentu tersedia rumah sakit, belum tentu tersedia dokter, belum tentu tersedia fasilitas kesehatan yang baik. Artinya? Yang bersangkutan (pemudik) secara tidak langsung bisa membahayakan keluarga yang ditemui,” imbuh Doni.