Presiden: Antisipasi Mobilitas Penduduk hingga Sepekan ke Depan
Demi mencegah kasus positif Covid-19 terus naik kembali, mobilitas warga di seluruh Indonesia harus dikendalikan
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pemprov dan pemkab/pemkot se-Indonesia diminta mengantisipasi pergerakan penduduk setidaknya hingga sepekan ke depan. Hal itu untuk menekan kasus Covid-19 akibat peningkatan mobilitas penduduk selama musim Lebaran kemarin.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (17/5/2021), seusai rapat koordinasi antarkepala daerah, forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda), wali kota, bupati se-Indonesia yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo, menjelaskan, presiden memberikan arahan-arahan terkait dengan antisipasi kasus Covid-19 akibat peningkatan mobilitas penduduk selama libur Idul Fitri.
”Pergerakan itu masih harus diantisipasi sampai akhir pekan depan,” kata Anies.
Saya ingin menggarisbawahi bahwa kebijakan Jakarta tidak pernah melarang orang masuk Jakarta. Namun, karena pandemi Covid-19, sesudah Lebaran kita akan melakukan pengecekan kepada mereka yang masuk ke Jakarta. —Anies Baswedan
Untuk DKI Jakarta, kata Anies, DKI Jakarta melakukan screening kepada warga yang kembali ke Ibu Kota. Screening dilakukan di pintu masuk dan yang kedua adalah screening di tengah masyarakat.
”Saya ingin menggarisbawahi bahwa kebijakan Jakarta tidak pernah melarang orang masuk Jakarta. Jadi, ini bukan pelarangan masuk Jakarta. Namun, karena pandemi Covid-19 sehingga sesudah Lebaran kita akan melakukan pengecekan kepada mereka-mereka yang masuk ke Jakarta,” kata Anies.
Sekali lagi ditegaskan Anies, screening ini bukan pelarangan masuk Jakarta, melainkan pengetesan untuk mendeteksi agar warga Jakarta yang tidak bepergian atau yang menaati anjuran tetap terlindungi.
Terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan, di wilayah Ibu Kota akhirnya tidak ada lagi tempat wisata yang dibuka, setelah sempat buka dan membeludaknya kunjungan warga.
”Sebagaimana diatur, dari awal dimungkinkan dibuka 50 persen (dari total kapasitas obyek wisata). Namun, setelah kami rapat dipimpin pak gubernur dan forkopimda, kami putuskan Ancol dan tempat wisata lain di DKI Jakarta hanya dibuka 30 persen. Itu pun pendaftaran dilakukan secara daring, sudah dibatasi dan diatur supaya tidak ada melebihi kapasitas dan tidak ada kerumunan,” kata Ahmad Riza.
Dalam perkembangannya, akhirnya Pemprov DKI menutup tempat-tempat wisata karena dikhawatirkan kerumunan muncul sekalipun dibatasi maksimal pengunjung 30 persen dari kapasitas tiap obyek wisata.
”Saya kira ini kebijakan yang sangat baik, sudah dikurangi 30 persen, dilakukan online, meski akhirnya ditutup juga. Mohon maaf kepada masyarakat, agar dipahami kita semua bekerja keras untuk memastikan tidak terjadi penularan Covid-19 di DKI Jakarta,” kata Ahmad Riza.
Adapun untuk makam, Pemprov DKI Jakarta memutuskan mulai Senin ini warga bisa berziarah kubur. ”Mulai hari ini silakan sampai hari-hari berikutnya bisa ziarah kubur. Kami minta tetap melaksanakan prokes, bergiliran, gantian, tidak kerumunan, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan,” kata Ahmad Riza.
Untuk DKI Jakarta, pertambahan kasus Covid-19 masih di kisaran 400 kasus meski libur Lebaran telah usai. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan DKI Jakarta, per Senin ini dilakukan tes PCR atas 6.230 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 4.361 orang dites PCR.
Hasilnya ada kasus baru dengan hasil 421 positif dan 3.940 negatif. Selain itu, dilakukan pula tes antigen hari ini sebanyak 2.735 orang dites, dengan hasil 45 positif dan 2.690 negatif.
”Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 362.194. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 39.113. Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 147 kasus sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 7.293 orang yang masih dirawat atau isolasi),” kata Dwi Oktavia.
Sementara jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 419.629 kasus. Perlu diketahui, untuk hasil tes antigen positif di Jakarta tidak masuk dalam total kasus positif karena semua dikonfirmasi ulang dengan PCR.
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 405.229 dengan tingkat kesembuhan 96,6 persen, dan total 7.107 orang meninggal dengan tingkat kematian 1,7 persen. Adapun tingkat kematian Indonesia sebesar 2,8 persen.