Jarum Vaksin Menembus Sekat, Menggapai Kekebalan Bersama
Kolaborasi elemen masyarakat membuat gerakan bangkit dari pandemi Covid-19 serasa lebih ringan. Tak hanya mengalirkan cairan vaksin, jarum vaksin pun serasa menembus sekat perbedaan menuju tergapainya kekebalan bersama.
Beberapa perempuan berkerudung memasuki Sentra Vaksinasi Serviam, Jakarta, Kamis (6/5/2021) siang. Di dalam ruangan milik persekolahan Katolik Yayasan Santa Ursula itu, mereka akan menerima vaksinasi Covid-19 yang digelar sukarelawan dari komunitas lintas agama.
Satu per satu mereka disambut panitia di dalam kelas yang disulap menjadi ruang vaksinasi dengan alur sebagaimana lazimnya. Melewati tempat pendaftaran, menjalani pemeriksaan kesehatan, menerima suntikan, dan observasi. Di setiap alur, mereka disapa dengan hangat.
Tak hanya perempuan berkerudung itu, ratusan orang lain juga datang setiap hari. Lebih kurang 300 orang per hari, terhitung sejak 20 Maret. Vaksinasi digelar Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00 hingga 13.00 waktu setempat.
Destya (32), warga DKI Jakarta, adalah salah satu penerima vaksinasi. Guru di Cilandak yang kala itu tengah menjalankan puasa Ramadhan datang bersama enam rekannya. ”Area vaksinasinya nyaman dan antreannya pun sangat tertib,” ucap Destya.
Pemberian vaksinasi, menurut Destya dan teman-temannya, berjalan lancar. Ia pun meyakini, vaksinasi menjadi bagian dari upaya pengendalian pandemi Covid-19. Terlebih, pekerjaannya sebagai guru sangat rentan tertular Covid-19. Vaksinasi adalah cara membentengi dirinya dari virus itu.
Di tempat itu, Sentra Vaksinasi Serviam, siapa saja boleh menerima vaksinasi. Syaratnya memiliki kartu tanda penduduk dengan alamat domisili di DKI Jakarta.
Sentra Vaksinasi Serviam merupakan kolaborasi dari yayasan serta alumni sekolah tersebut, Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta, Nahdlatul Ulama (NU), serta Caritas Indonesia. Mereka berbagi peran pada setiap alur pelayanan vaksinasi.
Ketua Umum Sentra Vaksinasi Serviam Angela Basiroen mengatakan, kegiatan ini menjadi bentuk bakti mereka kepada bangsa di tengah pandemi. ”Kami ingin membantu percepatan pemberian vaksinasi bagi masyarakat agar perekonomian Indonesia bisa segera pulih,” katanya.
Direktur Pelaksana Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta Romo Kristiono Puspo SJ menambahkan, warga dari berbagai latar belakang agama harus menunjukkan semangat persaudaraan dalam menghadapi pandemi. Singkat kata, sinergi menjadi harga mati.
Dukungan Ormas
Senada dengan itu, Ketua Satuan Tugas NU Peduli Covid-19 Makky Zamzami mengatakan, dukungan NU dalam program ini berupa promosi dan sosialisasi kepada masyarakat. NU juga menggerakkan seluruh fasilitas kesehatannya beserta tenaga kesehatan.
Menurut Makky, target Presiden Joko Widodo agar 70 persen penduduk Indonesia divaksinasi sebagai syarat terciptanya kekebalan bersama itu mustahil tercapai jika vaksinasi bertumpu pada pemerintah. Sebab, dari target vaksinasi 1 juta orang per hari, pemerintah hanya mampu melakukan vaksinasi rata-rata 400.000 orang per hari.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga melaksanakan vaksinasi massal melalui unitnya yang dinamai Muhammadiyah Covid-19 Command Centre (MCCC). Ketua MCCC Agus Samsudin mengatakan, pemeluk agama lain diperbolehkan mengikuti vaksinasi yang mereka adakan.
”Di Medan, kami menggelar vaksinasi lintas agama. Jadi, kami mengundang teman-teman dari agama lain. Alhamdulillah datang semua, baik dari Khonghucu, Buddha, Hindu, Kristen, ataupun Katolik,” kata Agus.
Vaksinasi telah dilakukan Muhammadiyah sejak Maret dan terus berlanjut selama Ramadhan. Sebanyak 60 rumah sakit dalam jejaring Muhammadiyah dilibatkan. Vaksinasi juga digelar di jejaring perguruan tinggi organisasi tersebut. Serangkaian vaksinasi itu telah menjangkau 68.208 orang.
Agus menjelaskan, cara menjangkau peserta vaksinasi lintas agama dengan merangkul para tokoh agama di daerah. Selanjutnya pendataan dilakukan berbasis komunitas, kemudian setiap komunitas mengikutsertakan para sasaran vaksinasi yang didata tersebut.
Kini, kata Agus, vaksinasi masih berpusat di wilayah Indonesia bagian barat. MCCC akan mengupayakan agar jangkauan vaksinasi bisa diperluas ke Indonesia bagian timur. Tujuannya agar sasaran masyarakat yang bisa tervaksinasi semakin luas lagi.
Data Kementerian Kesehatan hingga Minggu (16/5/2021) menunjukkan, dari target 181 juta penduduk Indonesia yang akan divaksinasi, mereka yang telah menerima vaksinasi dosis pertama sekitar 12,7 juta atau 7,5 persen dan tahap kedua 8,9 juta atau 4,9 persen. Dukungan organisasi keagamaan, seperti NU dan Muhammadiyah, mempercepat tercapainya target vaksinasi nasional.
Kolaborasi elemen masyarakat membuat gerakan bangkit dari pandemi Covid-19 serasa lebih ringan. Tak hanya mengalirkan cairan vaksin, jarum vaksin pun serasa menembus sekat perbedaan menuju tergapainya kekebalan bersama.