Spanduk dan Stiker "Anti Korona" Bagi Pemudik Yang Balik
Pemerintah dan warga berupaya mengantisipasi pemudik membawa virus Covid-19 sekembalinya dari mudik dengan mewajibkan tes usap antigen atau tes PCR.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Spanduk-spanduk bernada seragam terpasang di permukiman warga, di antaranya di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang Selatan. Seruannya, pemudik yang kembali agar menjalani tes usap antigen atau tes reaksi berantai polymerase (PCR) sebelum berbaur bersama warga.
Spanduk-spanduk itu di antaranya terpampang di kawasan Sawah Besar, (Jakarta Pusat), Taman Sari (Jakarta Barat), Pancoran (Jakarta Selatan), Condet (Jakarta Timur), dan Ciputat di Kota Tangerang Selatan, Banten.
Di Sawah Besar misalnya, spanduk kain putih dengan cat semprot terpampang di permukiman warga Jalan Industri III, pelintasan sebidang Stasiun Rajawali, dan permukiman warga Jalan Kartini XIII Dalam.
Rodianah, Ketua RT 3/RW 1 Kelurahan Kartini, Sawah Besar, mengatakan, warga memasang spanduk karena khawatir pemudik membawa virus Covid-19 dari kampung halaman. Apalagi, kawasan permukiman di Jalan Kartini XIII Dalam masuk zona hijau. "Spontanitas warga di sini. Warga takut pemudik bawa oleh-oleh Covid-19," ucap dia, Minggu (16/5/2021).
Ia memastikan bahwa warga terlebih dulu memeriksa surat keterangan hasil tes Covid-19 sebelum mengizinkan pemudik masuk. Jika mereka tidak mempunyai surat itu, warga akan menghubungi kelurahan untuk tes usap antigen.
Menurutnya, pihak kelurahan telah mengabari kalau pendataan pemudik yang telah kembali mulai berlangsung Senin (17/5/2021) besok. Petugas gabungan akan memeriksa surat keterangan hasil tes Covid-19 atau melakukan tes usap antigen kepada pemudik sebelum mewajibkan mereka untuk isolasi mandiri.
Secara terpisah, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi menyebutkan, warga khawatir terjadi kluster mudik sehingga memasang spanduk-spanduk itu. Warga dan tim gugus tugas Covid-19 akan mengawasi pemudik yang kembali dari kampung halaman.
"Nanti tenaga kesehatan akan periksa kesehatan dan melakukan tes antigen. Setelahnya ditentukan berapa lama waktu isolasi," ucap Irwandi.
Tempel stiker
Upaya antisipasi oleh-oleh virus Covid-19 juga dilakukan warga Pancoran, Jaksel. Mereka menempelkan stiker di rumah pemudik sebagai tanda baru kembali dari kampung halaman.
Stiker berisi data diri, daerah asal mudik, jumlah pemudik, dan waktu isolasi selama 14 hari. Lurah Kalibata Maman menuturkan, setiap pemudik wajib melaporkan diri ke Satuan Tugas Covid-19 tingkat RW saat tiba di Jakarta. "Nanti dicek suhu tubuh, periksa surat hasil tes Covid-19, dan koordinasi dengan puskesmas," kata dia.
Saat ini baru satu rumah warga Kalibata yang ditempeli stiker. Warga terus memantau kepulangan pemudik lain.
Hal serupa juga dilakukan warga Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan. Lurah Kuningan Timur IGK Rama telah menempel stiker ke 42 rumah pemudik. "Pemudik datang dari Bogor dan Brebes. Kami data dan awasi supaya tidak terjadi kluster mudik," ucap Rama.
Stiker tanda pemudik telah kembali ke rumah di Kuningan Timur, Jakarta Selatan. Stiker ini sebagai langkah penapisan Covid-19 dari kampung halaman.